Dituding Berambisi Nyapres, Ganjar Diyakini Tak Akan Berani Keluar dari PDIP
Senin, 24 Mei 2021 - 17:25 WIB
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai memberi peringatan keras kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo lantaran dinilai kebablasan terkait ambisinya untuk maju di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Bukan hanya sengaja tidak diundang dalam acara Pameran Foto Esai Marhaen yang diselenggarakan PDIP di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021) kemarin, Puan Maharani pun menyindir dalam sambutannya bahwa pemimpin ideal tidak hanya muncul di media sosial (medsos) saja tapi turun ke lapangan.
Analis Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio berpandangan, jika memang Ganjar “genit” maka dia akan pindah partai. Tapi dia tidak yakin bahwa Ganjar berani keluar dari PDIP yang telah membesarkan namanya selama ini.
“Kalau Ganjar memang genit ya dia akan cari-cari peluang ke partai lain, tapi sih saya nggak yakin dia berani. Karena banyak hal lah, dia kan jadi seperti ini juga karena PDIP, bukan karena dia sendiri. Jadi, saya enggak yakin Ganjar mau dan bisa mengkhianati parpol,” ujar pria yang akrab disapa Hensat saat dihubungi, Senin (24/5/2021).
Pendiri Lembaga Riset KedaiKOPI ini melihat, ada skenario yang tengah dipersiapkan oleh PDIP dalam pertarungan Pilpres 2024 ini, dan dirinya meyakini bahwa Ganjar akan menjadi dalah satu calon potensial yang dipertimbangkan.
“Ada skenario-skenario yang pasti nanti disiapkan oleh PDIP terhadap pertarungan Capres 2024, dan saya yakin Ganjar ada di dalam situ,” jelasnya.
Kemudian, menurut Hensat, selain ingin Ganjar fokus sebagai Gubernur Jawa Tengah, PDIP juga ingin melakukan konsolidasi lebih dalam untuk Pilpres 2024 nanti belajar dari apa yang terjadi pada Joko Widodo (Jokowi) di 2014. Artinya, PDIP ingin lebih siap secara struktur, kampanye dan struktur kompetisi bagi pilpres. Jadi visi-misi sudah disiapkan dari jauh, kemudian wapres juga sudah disiapkan dan lain sebagainya.
Selain itu, dia menambahkan yang menarik adalah kelihatannya PDIP ingin membuat calon-calon potensial di PDIP berada di dalam satu garis start yang sama.
“Iya, ini kan sebetulnya usaha PDIP untuk menempatkan semua calon di garis start yang sama. Jadi enggak boleh ada yang lari duluan,” kata Hensat.
Bukan hanya sengaja tidak diundang dalam acara Pameran Foto Esai Marhaen yang diselenggarakan PDIP di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021) kemarin, Puan Maharani pun menyindir dalam sambutannya bahwa pemimpin ideal tidak hanya muncul di media sosial (medsos) saja tapi turun ke lapangan.
Analis Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio berpandangan, jika memang Ganjar “genit” maka dia akan pindah partai. Tapi dia tidak yakin bahwa Ganjar berani keluar dari PDIP yang telah membesarkan namanya selama ini.
“Kalau Ganjar memang genit ya dia akan cari-cari peluang ke partai lain, tapi sih saya nggak yakin dia berani. Karena banyak hal lah, dia kan jadi seperti ini juga karena PDIP, bukan karena dia sendiri. Jadi, saya enggak yakin Ganjar mau dan bisa mengkhianati parpol,” ujar pria yang akrab disapa Hensat saat dihubungi, Senin (24/5/2021).
Pendiri Lembaga Riset KedaiKOPI ini melihat, ada skenario yang tengah dipersiapkan oleh PDIP dalam pertarungan Pilpres 2024 ini, dan dirinya meyakini bahwa Ganjar akan menjadi dalah satu calon potensial yang dipertimbangkan.
“Ada skenario-skenario yang pasti nanti disiapkan oleh PDIP terhadap pertarungan Capres 2024, dan saya yakin Ganjar ada di dalam situ,” jelasnya.
Kemudian, menurut Hensat, selain ingin Ganjar fokus sebagai Gubernur Jawa Tengah, PDIP juga ingin melakukan konsolidasi lebih dalam untuk Pilpres 2024 nanti belajar dari apa yang terjadi pada Joko Widodo (Jokowi) di 2014. Artinya, PDIP ingin lebih siap secara struktur, kampanye dan struktur kompetisi bagi pilpres. Jadi visi-misi sudah disiapkan dari jauh, kemudian wapres juga sudah disiapkan dan lain sebagainya.
Selain itu, dia menambahkan yang menarik adalah kelihatannya PDIP ingin membuat calon-calon potensial di PDIP berada di dalam satu garis start yang sama.
“Iya, ini kan sebetulnya usaha PDIP untuk menempatkan semua calon di garis start yang sama. Jadi enggak boleh ada yang lari duluan,” kata Hensat.
(kri)
tulis komentar anda