Dicueki PDIP, Ini 4 Faktor Ganjar Pranowo Sulit Dapat Tiket Capres 2024
Minggu, 23 Mei 2021 - 16:21 WIB
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengakui tidak mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara pengarahan kader PDIP oleh Puan Maharani di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 22 Mei 2021.
Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto secara terang-terangan mengaku sikap Ganjar kelewatan terkait ambisinya menjadi presiden mendatang.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengaku sudah memperkirakan Ganjar akan kesulitan mendapatkan tiket pencalonan presiden dari PDIP.
"Sejak awal mudah diperkirakan kalau Ganjar akan kesulitan untuk mendapatkan tiket pencalonan dari PDIP," katanya kepada SINDOnews, Minggu (23/5/2021).
Dia memaparkan pertama, secara formal PDIP terutama melalui Megawati Soekarnoputri, belum memberikan sinyal siapa yang akan diunggulkan untuk maju.
"Kedua, cukup jelas sinyal bahwal Megawati akan lebih mengutamakan Puan yang saat ini sudah muncul sebagai alternatif utama pengganti Mega. Jadi jelas munculnya Ganjar menjadi pesaing Puan," tuturnya.
Ketiga, lanjut Djayadi, kemunculan Ganjar dianggap terlalu dini. Hal tersebut berbeda dengan Jokowi pada Pilpres 2014, yang elektabilitasnya mulai mengungguli Megawati tidak lama menjelang Pilpres 2014.
"Keempat, elektabilitas Ganjar menurut hampir semua survei memang bagus, tapi tidak dominan (misalnya mencapai angka 30-an persen). Ini membuat pihak PDIP tidak terlalu khawatir kalau bersikap keras terhadap Ganjar," tutur Djayadi.
Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto secara terang-terangan mengaku sikap Ganjar kelewatan terkait ambisinya menjadi presiden mendatang.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengaku sudah memperkirakan Ganjar akan kesulitan mendapatkan tiket pencalonan presiden dari PDIP.
"Sejak awal mudah diperkirakan kalau Ganjar akan kesulitan untuk mendapatkan tiket pencalonan dari PDIP," katanya kepada SINDOnews, Minggu (23/5/2021).
Dia memaparkan pertama, secara formal PDIP terutama melalui Megawati Soekarnoputri, belum memberikan sinyal siapa yang akan diunggulkan untuk maju.
"Kedua, cukup jelas sinyal bahwal Megawati akan lebih mengutamakan Puan yang saat ini sudah muncul sebagai alternatif utama pengganti Mega. Jadi jelas munculnya Ganjar menjadi pesaing Puan," tuturnya.
Ketiga, lanjut Djayadi, kemunculan Ganjar dianggap terlalu dini. Hal tersebut berbeda dengan Jokowi pada Pilpres 2014, yang elektabilitasnya mulai mengungguli Megawati tidak lama menjelang Pilpres 2014.
"Keempat, elektabilitas Ganjar menurut hampir semua survei memang bagus, tapi tidak dominan (misalnya mencapai angka 30-an persen). Ini membuat pihak PDIP tidak terlalu khawatir kalau bersikap keras terhadap Ganjar," tutur Djayadi.
Baca Juga
(dam)
tulis komentar anda