Satgas Covid-19 Klaim Kasus Positif Mingguan Menurun Tajam Setelah Memuncak di Februari
Kamis, 20 Mei 2021 - 15:51 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan puncak tertinggi kasus mingguan terjadi pada pekan kedua Februari 2021. Namun demikian, setelah melewatinya, kasus positif tersebut telah menurun cukup tajam.
"Sejak puncak tertinggi di Minggu kedua Februari, penambahan kasus positif Mingguan terus menunjukan tren penurunan yang cukup tajam hingga hari ini," kata Wiku, Kamis (20/5/2021).
Per 16 Mei 2021 penambahan kasus positif Mingguan adalah sebesar 26.067 kasus, turun lebih dari 70 persen sejak terjadi puncak kasus pada Minggu kedua Februari 2021 lalu.
"Per 16 Mei penambahan kasus positif mingguan yg terjadi adalah sebesar 26.067 kasus. Yaitu turun lebih dari 70% sejak puncak kasus," tuturnya.
Wiku berujar, penurunan kasus yang terjadi selama 13 Minggu ini bukan terjadi karena testing yang rendah. Pada kenyataannya, testing konsisten berada di atas standar WHO selama sembilan bulan berturut-turut.
"Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kasus yang terjadi kemungkinan dampak dari kolaborasi yang baik antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah. Dan juga peningkatan kedisiplinan masyaeakat secara kolektif untuk disiplin protokol kesehatan. Untuk itu penting jumlah testing dijaga agar selalu berada di atas standar WHO. Sehingga kita dapat menilai apakah penurunan kasus benar-benar terjadi atau tidak," tutupnya.
"Sejak puncak tertinggi di Minggu kedua Februari, penambahan kasus positif Mingguan terus menunjukan tren penurunan yang cukup tajam hingga hari ini," kata Wiku, Kamis (20/5/2021).
Per 16 Mei 2021 penambahan kasus positif Mingguan adalah sebesar 26.067 kasus, turun lebih dari 70 persen sejak terjadi puncak kasus pada Minggu kedua Februari 2021 lalu.
Baca Juga
"Per 16 Mei penambahan kasus positif mingguan yg terjadi adalah sebesar 26.067 kasus. Yaitu turun lebih dari 70% sejak puncak kasus," tuturnya.
Wiku berujar, penurunan kasus yang terjadi selama 13 Minggu ini bukan terjadi karena testing yang rendah. Pada kenyataannya, testing konsisten berada di atas standar WHO selama sembilan bulan berturut-turut.
"Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kasus yang terjadi kemungkinan dampak dari kolaborasi yang baik antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah. Dan juga peningkatan kedisiplinan masyaeakat secara kolektif untuk disiplin protokol kesehatan. Untuk itu penting jumlah testing dijaga agar selalu berada di atas standar WHO. Sehingga kita dapat menilai apakah penurunan kasus benar-benar terjadi atau tidak," tutupnya.
(muh)
tulis komentar anda