5 Hari Tak Makan, Jenderal Kopassus Ini Nyaris Tewas saat Selamatkan 4 Nyawa Prajuritnya

Minggu, 16 Mei 2021 - 07:07 WIB
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. Foto/Ist
JAKARTA - Sepak terjang prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di medan operasi selalu meninggalkan kisah-kisah heroik. Di bawah panji dengan semboyan “Tribuana Chandraca Satya Darma” pasukan elite TNI AD ini siap memberikan segala-galanya termasuk nyawa sekalipun demi menjalankan tugas negara. Bagi mereka kehormatan adalah segalanya.

Dikutip dari buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando” Letjen TNI (Purn) Sutiyoso mengenang perjuangannya saat mengemban tugas di medan operasi. Tak tanggung-tanggung, mantan Gubernu DKI Jakarta ini sampai tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh.

Kisah dramatis tersebut berawal ketika Sutiyoso yang kala itu berpangkat Kapten dipanggil Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk menjalankan tugas penting dan rahasia ke perbatasan Timor Portugis atau Timor-Timor (Timtim) yang saat ini disebut Timor Leste untuk memantau perkembangan situasi politik dan keamanan daerah tersebut yang semakin genting.

Pasalnya, para pengungsi dari Timor Portugis mulai membanjiri daerah perbatasan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meminta perlindungan. Sementara itu, partai-partai politik di Timor Portugis belum mendapatkan titik temu untuk mengatasi permasalahan yang ada. Bahkan, Pemerintah Portugis sendiri beberapa kali mengadakan perundingan dengan sejumlah partai politik seperti UDT, Fretilin dan Apodeti. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.



Memasuki awal 1975, Sutiyoso ditugaskan secara klandestin atau rahasia pra Operasi Sandiyudha terbatas yang kemudian dikenal dengan sandi Operasi Flamboyan. Sutiyoso menjadi orang pertama yang disusupkan oleh Benny Moerdani ke Timtim untuk mengumpulkan informasi.

Bersamaan dengan itu, Satuan Tugas (Satgas) Intelijen Kopassus di bawah pimpinan Mayor Yunus Yosfiah yang beranggotakan 100 personel dipersiapkan. Seiring perkembangan situasi di Timor Portugis, Satgas dikembangkan dengan membagi menjadi tiga tim yang diberi sandi nama perempuan yakni, Susi, Tuti dan Umi. Masing-masing tim beranggotakan 100 personel sebagai bagian dari tim Operasi Flamboyan.



Tim Susi dipimpin Mayor Infanteri Yunus Yosfiah dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sunarto. Sedangkan, Tim Tuti dipimpin Mayor Infanteri Tarub dengan wakilnya Kapten Infanteri Agus Salim Lubis. Sementara Tim Umi dipimpin Mayor Infanteri Sofian Effendi dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sutiyoso.

Sebagai pasukan intelijen tempur terbatas Operasi Flamboyan, ketiga tim tersebut disusupkan dengan penyamaran dimana setiap personel memiliki cirri-ciri berambut gondrong, berpakaian sipil, kemeja dan celana jeans. Dilengkapi dengan topi dan selendang khas Timor Portugis. Di kemudian hari, ketiga tim ini dikenal dengan sebutan The Blue Jeans Soldiers yang melegenda. Semua anggota pun diberi nama samaran. Sebagai Kasi Intel Satgas, Sutiyoso memilih nama Manix. Nama tersebut terinspirasi dari film mata-mata. Hingga akhirnya Sutiyoso dikenal dengan panggilan Kapten Manix.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More