Mukhtarudin Nilai Kartu Prakerja Berorientasi kepada Kepentingan Rakyat
Jum'at, 22 Mei 2020 - 17:44 WIB
Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin menilai, Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang sudah melalui perencanaaan matang dan komprehensif untuk menjawab tantangan keadaan. Peluncuran Kartu Prakerja yang dilakukan saat pandemi Covid-19 merupakan semi bantuan sosial (Bansos) untuk membantu masyarakat yang terkena dampak ekonomi dari Covid-19.
”Peserta Kartu Prakerja awalnya terbuka bagi WNI yang berusia 18 tahun, baik yang belum memiliki pekerjaan, maupun pekerja yang ingin pindah kerja dan membutuhkan peningkatan kompetensi,” ujar Mukhtarudin dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (22/5/2020). (Baca juga: Supriansa: Kartu Prakerja Lahir untuk Bekali Rakyat Hadapi Persaingan Ketat)
Namun dengan adanya pandemi Covid-19, Kartu Prakerja juga diperuntukkan bagi para pelaku usaha kecil mikro yang terdampak dan para korban PHK. Dia menyebut, jumlah pengangguran yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020, mencapai 6,88 juta orang yang didominasi lulusan SMK.
”Dari data Kementerian Tenaga Kerja tercatat ada sekitar 2,8 juta pekerja yang terdampak Corona, baik dirumahkan, pemangkasan upah atau tak diberi upah sama sekali, bahkan hingga di-PHK. Jumlah ini akan terus bertambah menjadi lebih besar lagi,” ucapnya. (Baca juga: Wasekjen Golkar Sebut Pengkritik Kartu Prakerja Tak Paham Kesulitan Rakyat)
Ketua Bidang Kebencanaan DPP Golkar ini menambahkan, dari data yang didapat, tercatat lebih dari 60% peserta Kartu Prakerja adalah korban PHK yang terdampak pandemi Covid-19. Karenanya melalui program Kartu Prakerja ini, peserta akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang atau insentif sekaligus keterampilan dari pelatihan yang diikutinya.
”Sesuai protokol kesehatan, pelatihan dilakukan secara online. Namun setelah pandemi berakhir, pelatihan akan dilakukan secara offline di balai pelatihan pemerintah atau di tempat pelatihan mitra dari sektor swasta. Lebih dari 2.000 jenis keterampilan yang dapat dipilih oleh peserta sesuai minatnya,” kata dia.
Dia berharap, program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan banyak manfaat bagi pesertanya. ”Uang atau insentif yang diberikan selain dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup peserta selama terkena dampak pandemi Covid-19, juga dapat dimanfaatkan selama belum mendapat pekerjaan,” ucapnya.
Dia menambahkan, selain mendapat insentif, peserta juga akan memiliki bekal keterampilan sebagai nilai tambah untuk mencari kerja maupun untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas kerja sehingga diharapkan membuka kesempatan mereka untuk mendapat pekerjaan dan bersaing sesuai kebutuhan standar dunia kerja, baik saat pandemi berakhir ataupun di masa datang.
”Kartu Prakerja merupakan program yang berorientasi pada kepentingan rakyat, dengan kata lain Kartu Prakerja dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan rakyatlah yang akan paling merasakan keuntungannya,” paparnya.
”Peserta Kartu Prakerja awalnya terbuka bagi WNI yang berusia 18 tahun, baik yang belum memiliki pekerjaan, maupun pekerja yang ingin pindah kerja dan membutuhkan peningkatan kompetensi,” ujar Mukhtarudin dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (22/5/2020). (Baca juga: Supriansa: Kartu Prakerja Lahir untuk Bekali Rakyat Hadapi Persaingan Ketat)
Namun dengan adanya pandemi Covid-19, Kartu Prakerja juga diperuntukkan bagi para pelaku usaha kecil mikro yang terdampak dan para korban PHK. Dia menyebut, jumlah pengangguran yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020, mencapai 6,88 juta orang yang didominasi lulusan SMK.
”Dari data Kementerian Tenaga Kerja tercatat ada sekitar 2,8 juta pekerja yang terdampak Corona, baik dirumahkan, pemangkasan upah atau tak diberi upah sama sekali, bahkan hingga di-PHK. Jumlah ini akan terus bertambah menjadi lebih besar lagi,” ucapnya. (Baca juga: Wasekjen Golkar Sebut Pengkritik Kartu Prakerja Tak Paham Kesulitan Rakyat)
Ketua Bidang Kebencanaan DPP Golkar ini menambahkan, dari data yang didapat, tercatat lebih dari 60% peserta Kartu Prakerja adalah korban PHK yang terdampak pandemi Covid-19. Karenanya melalui program Kartu Prakerja ini, peserta akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang atau insentif sekaligus keterampilan dari pelatihan yang diikutinya.
”Sesuai protokol kesehatan, pelatihan dilakukan secara online. Namun setelah pandemi berakhir, pelatihan akan dilakukan secara offline di balai pelatihan pemerintah atau di tempat pelatihan mitra dari sektor swasta. Lebih dari 2.000 jenis keterampilan yang dapat dipilih oleh peserta sesuai minatnya,” kata dia.
Dia berharap, program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan banyak manfaat bagi pesertanya. ”Uang atau insentif yang diberikan selain dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup peserta selama terkena dampak pandemi Covid-19, juga dapat dimanfaatkan selama belum mendapat pekerjaan,” ucapnya.
Dia menambahkan, selain mendapat insentif, peserta juga akan memiliki bekal keterampilan sebagai nilai tambah untuk mencari kerja maupun untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas kerja sehingga diharapkan membuka kesempatan mereka untuk mendapat pekerjaan dan bersaing sesuai kebutuhan standar dunia kerja, baik saat pandemi berakhir ataupun di masa datang.
”Kartu Prakerja merupakan program yang berorientasi pada kepentingan rakyat, dengan kata lain Kartu Prakerja dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan rakyatlah yang akan paling merasakan keuntungannya,” paparnya.
(cip)
tulis komentar anda