Kirka Harus Jadi Pertimbangan Utama Layak Tidaknya KRI Nanggala Sebelum Bertugas

Senin, 26 April 2021 - 09:26 WIB
Pengamat Militer, Susaningtyas Kertopati menyatakan, tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 merupakan kecelakaan kapal Selam pertama di Indonesia. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pengamat Militer, Susaningtyas Kertopati menyatakan, tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 merupakan kecelakaan kapal Selam pertama di Indonesia. TNI resmi menyatakan KRI Nanggala 402 tenggelam (subsunk) setelah sebelumnya dinyatakan hilang kontak (submiss).

Kapal selam TNI AL itu tenggelam di kedalaman 850 meter di perairan Bali utara.

Lebih lanjut Nuning menilai, kejadian tenggelamnya KRI Nanggala ini harus menjadi peluit peringatan agar pemerintah mengevaluasi alutsista yang kita miliki, termasuk sistem perawatan (MRO)-nya, berikut juga kebijakan anggaran pertahanan serta penerapannya.



Di sisi lain, mantan Anggota Komisi I DPR RI itu menganggap, evaluasi lembaga pendidikan TNI juga harus dilakukan agar para perwira mendapat kesempatan menperoleh ilmu pengetahuan terkait teknologi alutsista yang mumpuni.

"Scholar Warrior (perwira/prajurit akademik) harus semakin banyak di TNI. Komandan KRI Nanggala Letkol TNI (laut) Heri Oktavian lulusan NTU Singapore dan Sesko nya di Jerman. Sedih sekali harus jadi anumerta diusia muda. Evaluasi Alutsista penting agar tak semakin banyak putra terbaik bangsa menjadi anumerta pada usia muda," ungkap Nuning.

Dalam hal ini, Nuning melihat Kasal harus bertanggung jawab karena belum setahun sudah 2 KRI alami kecelakaan. Juli 2020 KRI Teluk Jakarta tenggelam. Kedua KRI Nanggala hilang dalam tugas

Perempuan yang juga pengamat Intelijen melihat seharusnya Perkiraan Keadaan (Kirka) Kapal Selam Nanggala-402 sebelum berangkat harus digunakan pertimbangan berangkat atau tidak.

"Persiapan latihan perang harus matang dulu persiapan memakan waktu 2 bulan, lha ini hanya seminggu kan tidak paripurna. Persiapan latihan perang mencakup alutsista, kesiapan pengawak alutsista dan lain-lain," beber Nuning.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More