Teliti Pemilih Pilpres, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Raih Gelar Doktor
Rabu, 21 April 2021 - 11:26 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman meraih gelar doktor dari Fakulitas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISI) Universitas Indonesia.
Di hadapan penguji, Fadjroel berhas setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Distingsi Pemilih di Indonesia (Studi Interpretative Phenomenological Analysis Habitus Kelas dan Perilaku Memilih dengan Pendekatan Strukturalisme Genetik Pierre Bourdieu)
Adapun penguji dalam sidang Fadjroel, yakni Prof Dr Alois Agus Nugroho PhD, Prof Effendi Gazali MPS ID PhD, Sirojuddin Abbas PhD, Prof Dr Billy K Sarwono MA, Dr Eriyanto MSi, dan Inaya Rakhmani MA PhD. Sidang diketuai oleh Dr Arie Setiabudi Soesilo MSc.
"Sidang terbuka secara daring pada Rabu (21/4), dan berhasil dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan," kata Dr Hendriyani, Ketua Program Pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (21/4/2021).
Dalam disertasinya, Fadjroel meneliti tentang komunikasi politik khususnya perilaku memilih (voting behavior) yang bertujuan menemukan bagaimana pemilih berdasarkan distingsi (distinction) kelas sosial dan habitus kelas sosial tertentu melakukan pemrosesan informasi untuk memproduksi opini politik dan pilihan politik pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden pada 17 April 2019.
Kelas sosial, distingsi kelassosial dan habitus kelassosial pemilih dalam formasi sosial masyarakat kontemporer Indonesia (historical situatedness) tersebut dianalisis dengan memakai model kelas sosial baru berdasarkan pendekatan strukturalisme genetik Pierre Bourdieu.
Metode yang digunakan adalah convergent parallel mixed method, pendekatan kuantitatif dengan analisis kluster digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kelas-kelas sosial di Indonesia, sementara pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan para informan kunci digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang habitus kelas dan modus produksi opini politik masing-masing kelas sosial dengan menggunakan the modes of production of opinion Bourdieu.
Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang komunikasi ini melalui analisis kuantitatif dan kualitatif dengan interpretative phenomenological analysis berhasil mengidentifikasi empat kelas sosial di Indonesia lengkap dengan habitus kelas masing-masing, yakni kelas elite, kelas menengah
profesional, kelas menengah tradisional, dan kelas marhaen.
Di hadapan penguji, Fadjroel berhas setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Distingsi Pemilih di Indonesia (Studi Interpretative Phenomenological Analysis Habitus Kelas dan Perilaku Memilih dengan Pendekatan Strukturalisme Genetik Pierre Bourdieu)
Adapun penguji dalam sidang Fadjroel, yakni Prof Dr Alois Agus Nugroho PhD, Prof Effendi Gazali MPS ID PhD, Sirojuddin Abbas PhD, Prof Dr Billy K Sarwono MA, Dr Eriyanto MSi, dan Inaya Rakhmani MA PhD. Sidang diketuai oleh Dr Arie Setiabudi Soesilo MSc.
"Sidang terbuka secara daring pada Rabu (21/4), dan berhasil dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan," kata Dr Hendriyani, Ketua Program Pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (21/4/2021).
Dalam disertasinya, Fadjroel meneliti tentang komunikasi politik khususnya perilaku memilih (voting behavior) yang bertujuan menemukan bagaimana pemilih berdasarkan distingsi (distinction) kelas sosial dan habitus kelas sosial tertentu melakukan pemrosesan informasi untuk memproduksi opini politik dan pilihan politik pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden pada 17 April 2019.
Kelas sosial, distingsi kelassosial dan habitus kelassosial pemilih dalam formasi sosial masyarakat kontemporer Indonesia (historical situatedness) tersebut dianalisis dengan memakai model kelas sosial baru berdasarkan pendekatan strukturalisme genetik Pierre Bourdieu.
Metode yang digunakan adalah convergent parallel mixed method, pendekatan kuantitatif dengan analisis kluster digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kelas-kelas sosial di Indonesia, sementara pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan para informan kunci digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang habitus kelas dan modus produksi opini politik masing-masing kelas sosial dengan menggunakan the modes of production of opinion Bourdieu.
Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang komunikasi ini melalui analisis kuantitatif dan kualitatif dengan interpretative phenomenological analysis berhasil mengidentifikasi empat kelas sosial di Indonesia lengkap dengan habitus kelas masing-masing, yakni kelas elite, kelas menengah
profesional, kelas menengah tradisional, dan kelas marhaen.
tulis komentar anda