Jokowi ke Kepala Daerah Hasil Pilkada 2020: Fokus, Anggaran Jangan Diecer-ecer
Kamis, 15 April 2021 - 07:09 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) memberikan pengarah kepada 185 pasang kepala daerah yang telah dilantik dari hasil Pilkada 2020 . Salah satu arahannya adalah agar dalam bekerja memiliki skala prioritas.
“Berikan dua prioritas atau maksimal tiga prioritas. Udah, anggaran itu prioritaskan ke sana 60%. Sisanya baru diberikan ke unit-unit yang lain. Sehingga menjadi jelas,” katanya dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4/2021).
Dia mencontohkan jika ingin fokus pada pembangunan jalan maka anggaran sebaiknya sebagian besar anggaran difokuskan untuk itu. “Saya mau jalan di kabupaten saya sampai di desa-desa mulus. Ya sudah anggaran konsentrasikan ke sana. Selama mungkin satu tahun atau dua tahun selesai ganti lagi."
"Saya mau konsentrasi ke pembangunan pasar yg ada di seluruh kabupaten. Ada pasar misalnya 60 pasar. Selesaikan dalam setahun atau dua tahun, rampung. Sehingga rakyat melihat. Atau ingin membangun sekolah. Sekolah di kabupaten saya harus bagus semuanya. Sehingga kelihatan mana prioritas, mana yang menjadi unggulan,” sambungnya
Jokowi meminta agar anggaran di daerah tidak diecer di setiap dinas. Dia mengatakan jika hal ini dilakukan maka tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
“Jangan sampai sekali lagi yang namanya anggaran diecer-ecer di setiap dinas, di setiap unit. Sehingga setiap tahun itu anggaran ya terbelanjakan tapi tidak ada baunya sama sekali. Tidak dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat,” ujarnya.
Menurutnya anggaran di daerah dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sehingga menurutnya para kepala daerah yang baru dilantik tersebut harus berani menentukan ini. Jika tidak maka kemungkinan besar tidak akan terpilih lagi sebagai kepala daerah jika kembali mencalonkan diri.
“Kalau tidak? Saya perlu ingatkan. Kalau bapak ibu tidak bisa mengkonsolidasikan ini manajemennya tidak seperti yang tadi saya sampaikan, kemudian anggaran diecer-ecer di dinas-dinas, di unit-unit yang ada, karena masalahnya pasti selalu ada, karena enggak dirasakan oleh masyarakat hasil kepemimpinan bapak ibu saudara-saudara sekalian, ya tidak terpilih lagi. Karena anggarannya hilang setiap tahun, realisasi setiap tahun tapi tidak kelihatan manfaatnya oleh rakyat,” pungkasnya.
“Berikan dua prioritas atau maksimal tiga prioritas. Udah, anggaran itu prioritaskan ke sana 60%. Sisanya baru diberikan ke unit-unit yang lain. Sehingga menjadi jelas,” katanya dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4/2021).
Dia mencontohkan jika ingin fokus pada pembangunan jalan maka anggaran sebaiknya sebagian besar anggaran difokuskan untuk itu. “Saya mau jalan di kabupaten saya sampai di desa-desa mulus. Ya sudah anggaran konsentrasikan ke sana. Selama mungkin satu tahun atau dua tahun selesai ganti lagi."
"Saya mau konsentrasi ke pembangunan pasar yg ada di seluruh kabupaten. Ada pasar misalnya 60 pasar. Selesaikan dalam setahun atau dua tahun, rampung. Sehingga rakyat melihat. Atau ingin membangun sekolah. Sekolah di kabupaten saya harus bagus semuanya. Sehingga kelihatan mana prioritas, mana yang menjadi unggulan,” sambungnya
Jokowi meminta agar anggaran di daerah tidak diecer di setiap dinas. Dia mengatakan jika hal ini dilakukan maka tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
“Jangan sampai sekali lagi yang namanya anggaran diecer-ecer di setiap dinas, di setiap unit. Sehingga setiap tahun itu anggaran ya terbelanjakan tapi tidak ada baunya sama sekali. Tidak dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat,” ujarnya.
Menurutnya anggaran di daerah dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sehingga menurutnya para kepala daerah yang baru dilantik tersebut harus berani menentukan ini. Jika tidak maka kemungkinan besar tidak akan terpilih lagi sebagai kepala daerah jika kembali mencalonkan diri.
“Kalau tidak? Saya perlu ingatkan. Kalau bapak ibu tidak bisa mengkonsolidasikan ini manajemennya tidak seperti yang tadi saya sampaikan, kemudian anggaran diecer-ecer di dinas-dinas, di unit-unit yang ada, karena masalahnya pasti selalu ada, karena enggak dirasakan oleh masyarakat hasil kepemimpinan bapak ibu saudara-saudara sekalian, ya tidak terpilih lagi. Karena anggarannya hilang setiap tahun, realisasi setiap tahun tapi tidak kelihatan manfaatnya oleh rakyat,” pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda