Isu KLB juga Muncul di PKB, Pengamat: Kita Lihat, Apa Cuma Terinspirasi Demokrat

Senin, 12 April 2021 - 10:00 WIB
Isu KLB yang mencuat di PKB diniai sulit terealisasi karena figur Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum yang kuat. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Setelah terjadi di Partai Demokrat, isu Kongres Luar Biasa (KLB) juga mulai terdengar di Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ). Ahmad Zamakhsyari atau Jimmy, kader partai yang diketuai Abdul Muhaimin Iskandar itu, menuding terjadinya pelanggaran AD/ART partai setelah muktamar di Bali, contohnya soal penunjukkan ketua-ketua DPC.

Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam menilai, isu KLB yang diembuskan salah satu atau beberapa kader dalam tubuh PKB menarik untuk dicermati.





"Apakah ini hanya bentuk protes terkait polemik di internal yang terinspirasi dari kasus kudeta PD (Partai Demokrat), atau ada tangan usil yang ingin mengecoh kesolidan partai kaum nahdliyin, kita lihat nanti," ujarnya saat dihubungi, Senin (12/4/2021).

Namun jika ditelaah lebih jauh, kata Arman, nampaknya menjadi sulit dilakukan dalam tubuh PKB, mengingat kepemimpinan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin cukup kuat. ”Bahkan kita tahu komposisi kepengurusan ditingkat DPP dan kader PKB di Senayan mayoritas orang-orang Muhaimin,” kata dia.



Dia pun memandang, dampaknya isu ini hanya berupa teguran dengan cara lain kader dari ketidaksesuaian atas kepentingan yang kurang terakomodir. Menurutnya, dengan isu KLB ini diharapkan Cak Imin bisa lebih mengakomodir atau setidaknya mengendurkan segala bentuk kepentingan pribadinya.

"Bisa dikatakan lebih tektok bagi bagiannya agar semua bisa merasakan. Hal ini bisa menjadi bola salju yang menghancurkan kalau tidak segera diatasi atau paling tidak menutup celah dan ruang dari tangan usil yang syarat kepentingan," ungkapnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More