BMKG Pastikan Gempa Bumi di Malang Tak Berpotensi Tsunami
Sabtu, 10 April 2021 - 17:44 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi Magnitudo 6,1 di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers virtual, Jakarta, Sabtu (10/4/2021).
Dengan begitu, masyarakat diimbau tak mudah percaya dengan informasi hoaks. Mengingat, hal itu malah membuat situasi menjadi kacau dan panik. "Di imbau masyarakat tenang dan tidak terpengaruh isu yang tak dipertanggung jawabkan kebenarannya," ujar Dwikorita.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari gedung atau bangunan yang terdampak saat terjadinya gempa tersebut. "Masyarakat juga kami imbau jauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa tersebut," ucapnya.
Dwikorita menyebut, guncangan gempa tersebut dirasakan banyak orang yang ada di luar rumah maupun di dalam rumah. Gempa tersebut juga jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi. "Hasil analisis mekanisme sumber tunjukan gempa mekanisme pergerakan naik. Dan guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Turen dengan intensitas 5 MMI artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak merasakan hal tersebut," katanya.
Dia menambahkan, gempa juga dirasakan di Karangkates, Malang, Blitar 4 MMI. Lalu juga di Kediri, Trenggalek, Jombang 3 sampai MMI. “Kemudian di Nganjuk, Ponorogo. Madiun, Ngawi, Jogja, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, dengan intensitas 3 MMI artinya getaran dirasakan di dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan seperti truk berlalu," ujar Dwikorita.
Kemudian, dirasakan di Mojokoerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Tungkung, Banjarnegara 2 MMI. "Getaran tersebut dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang ringam bergoyang apabila intensitas 2 MMI," ucap Dwikorita.
"Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers virtual, Jakarta, Sabtu (10/4/2021).
Dengan begitu, masyarakat diimbau tak mudah percaya dengan informasi hoaks. Mengingat, hal itu malah membuat situasi menjadi kacau dan panik. "Di imbau masyarakat tenang dan tidak terpengaruh isu yang tak dipertanggung jawabkan kebenarannya," ujar Dwikorita.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari gedung atau bangunan yang terdampak saat terjadinya gempa tersebut. "Masyarakat juga kami imbau jauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa tersebut," ucapnya.
Dwikorita menyebut, guncangan gempa tersebut dirasakan banyak orang yang ada di luar rumah maupun di dalam rumah. Gempa tersebut juga jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi. "Hasil analisis mekanisme sumber tunjukan gempa mekanisme pergerakan naik. Dan guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Turen dengan intensitas 5 MMI artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak merasakan hal tersebut," katanya.
Dia menambahkan, gempa juga dirasakan di Karangkates, Malang, Blitar 4 MMI. Lalu juga di Kediri, Trenggalek, Jombang 3 sampai MMI. “Kemudian di Nganjuk, Ponorogo. Madiun, Ngawi, Jogja, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, dengan intensitas 3 MMI artinya getaran dirasakan di dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan seperti truk berlalu," ujar Dwikorita.
Kemudian, dirasakan di Mojokoerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Tungkung, Banjarnegara 2 MMI. "Getaran tersebut dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang ringam bergoyang apabila intensitas 2 MMI," ucap Dwikorita.
(cip)
tulis komentar anda