BNPB Imbau Masyarakat Waspada Angin Puting Beliung saat Pergantian Musim
Jum'at, 19 Maret 2021 - 09:31 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bahaya angin puting beliung saat memasuki pergantian musim. Meskipun kemunculan fenomena ini tidak dapat diprediksi, namun dapat mengenali tanda-tanda sebelum datangnya angin puting beliung.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan peristiwa angin puting beliung terjadi ketika memasuki pergantian musim, seperti dari musim hujan ke musim kemarau. Menurut dia, masyarakat dapat memperhatikan tanda-tanda potensi angin puting beliung dapat terjadi.
“Umumnya dirasakan pada pagi hari apabila kemudian udara sejuk berubah panas. Tanda lainnya dapat dilihat pada kondisi awan di langit. Apabila tidak terlalu berawan dan kemudian pada siang hari atau menjelang sore, ada pertumbuhan awan cepat disertai hembusan udara dingin,” kata Raditya dalam keterangannya yanng diterima, Jumat (19/3/2021). Gejala lain, apabila merasakan arah dan kecepatan angin yang semula bertiup stabil dari arah tertentu dengan kecepatan konstan, tiba-tiba pada siang atau sore hari berubah arah dan bertiup lebih kencang. Ketika angin puting beliung berlangsung, segera aman diri menuju ke bangunan yang kokoh. Jangan berada di bawah pohon atau pun papan reklame ketika angin kencang terjadi. Perhatikan juga apabila berteduh di bawah bangunan yang terbuka, hindari potensi terkena material lain, seperti lembaran seng yang dapat tertiup angin. Kerusakan dengan tingkat berat dapat terjadi pada rumah warga dengan struktur bangunan dan material tertentu.
Sementara itu, data BNPB per Kamis, 18 Februari, mencatat jumlah kejadian angin puting beliung dari awal 2021 mencapai 210 kali. Bencana yang tergolong dalam kategori hidrometeorologi ini mengakibatkan korban meninggal sebanyak 3 orang dan luka-luka 42 orang. Sedangkan kerusakan, total jumlah kejadian ini mengakibatkan 232 unit rumah rusak berat, 564 rusak sedang dan 2.422 rusak ringan. Selain merusak sektor pemukiman, peristiwa angin puting beliung juga merusak fasilits umum, seperti sekolah, tempat ibadah dan kantor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan peristiwa angin puting beliung terjadi ketika memasuki pergantian musim, seperti dari musim hujan ke musim kemarau. Menurut dia, masyarakat dapat memperhatikan tanda-tanda potensi angin puting beliung dapat terjadi.
“Umumnya dirasakan pada pagi hari apabila kemudian udara sejuk berubah panas. Tanda lainnya dapat dilihat pada kondisi awan di langit. Apabila tidak terlalu berawan dan kemudian pada siang hari atau menjelang sore, ada pertumbuhan awan cepat disertai hembusan udara dingin,” kata Raditya dalam keterangannya yanng diterima, Jumat (19/3/2021). Gejala lain, apabila merasakan arah dan kecepatan angin yang semula bertiup stabil dari arah tertentu dengan kecepatan konstan, tiba-tiba pada siang atau sore hari berubah arah dan bertiup lebih kencang. Ketika angin puting beliung berlangsung, segera aman diri menuju ke bangunan yang kokoh. Jangan berada di bawah pohon atau pun papan reklame ketika angin kencang terjadi. Perhatikan juga apabila berteduh di bawah bangunan yang terbuka, hindari potensi terkena material lain, seperti lembaran seng yang dapat tertiup angin. Kerusakan dengan tingkat berat dapat terjadi pada rumah warga dengan struktur bangunan dan material tertentu.
Sementara itu, data BNPB per Kamis, 18 Februari, mencatat jumlah kejadian angin puting beliung dari awal 2021 mencapai 210 kali. Bencana yang tergolong dalam kategori hidrometeorologi ini mengakibatkan korban meninggal sebanyak 3 orang dan luka-luka 42 orang. Sedangkan kerusakan, total jumlah kejadian ini mengakibatkan 232 unit rumah rusak berat, 564 rusak sedang dan 2.422 rusak ringan. Selain merusak sektor pemukiman, peristiwa angin puting beliung juga merusak fasilits umum, seperti sekolah, tempat ibadah dan kantor.
(cip)
tulis komentar anda