Dorong Ekonomi Rakyat, Ganjar Dukung Pengembangan Sistem Resi Gudang untuk Petani
Selasa, 16 Maret 2021 - 21:59 WIB
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung upaya pengembangan Sistem Resi Gudang (SRG) yang dinilainya mampu jadi pendorong bagi ekonomi masyarakat, terutama para petani. Tiga SRG yang sudah berjalan dengan baik di wilayahnya diharapkan bisa jadi contoh untuk daerah lain.
Hal itu disampaikan Ganjar usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengembangan SRG di Jawa Tengah, di Gumaya Hotel Semarang, Selasa (16/3/2021).
Tantangan dari SRG ini adalah memberikan pemahaman kepada petani yang masih memilih langsung menjual hasil panennya ke tengkulak. "Resi gudang ini kan banyak manfaat nih, memang kita mesti mengedukasi kawan-kawan petani untuk mau masuk ke sistem ini. Itu perlu edukasi," katanya.
Dia mengatakan, edukasi ini diperlukan dan akan membutuhkan waktu lama. Sehingga, lanjut Ganjar, pihaknya mendorong kepada pemerintah daerah dan dinas terkait melakukan penyuluhan. Apalagi menjelang masa panen raya.
"Nah ini kan mau panen raya di mana-mana, biasanya kalau suply banyak harga akan turun. Ketika harga turun ini lah sebenarnya sistem resi gudang ini menjadi penting. Cuman meyakinkan masyarakat untuk pindah ke sini itu kan butuh waktu, nah sekarang contoh-contoh baik diberikan," ujarnya.
Contoh baik yang bisa diberikan, kata ganjar, ada di tiga Kabupaten, yakni Wonogiri, Grobogan, dan Kebumen. Ganjar menilai jika pemahaman ini bisa ditanamkan maka akan berdampak baik pada stok pangan.
"Maka rakor hari ini akan kita jadikan satu pembelajaran bersama untuk Kabupten lain juga mengikuti dan komoditasnya nanti bisa beragam, hari ini memang juaranya masih beras, nanti beliau pak Wamen akan ke Brebes, nanti bawang merah nih mau didorong, tadi kita bicara juga apakah mungkin Grobogan kedelai begitu ya, dan sebenarnya banyak produk lain yang bisa," katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan terkait pengembangan SRG di Jawa Tengah pihaknya terus mendukung. Utamanya dalam hal fasilitasi dari segi pembiayaan hingga pengelolaan.
Soal pembiayaan, kata Jerry, pihaknya telah mengajak kerjasama pada bank BUMN dan keberlanjutannya bisa langsung ditindaklanjuti oleh kepala daerah masing-masing. Sedangkan, soal pengelolaan menurut Jerry bisa melibatkan pihak swasta.
"Kita bisa kerjasama dengan swasta sebetulnya. Kita pemerintah selama ini sudah memberikan support dengan baik tetapi tidak tertutup kemungkinan swasta bisa dilibatkan dalam hal pengelolaan, mencari manajer atau pengelola gudang sehingga bisa dipastikan pengelolaannnya profesional," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Arif Sambodo menjelaskan, saat ini di Jawa Tengah terdapat 15 SRG tersebar di 13 daerah. Terkait dengan edukasi pada petani, Arif menyebut pihaknya akan menggandeng dinas terkait untuk melakukan penyuluhan.
"(Terkait edukasi ke petani) nanti kita kerja sama dengan dinas-dinas terkait, seperti yang dilakukan oleh Wonogiri, kita manfaatkan nanti para penyuluh untuk ikut memberikan mindset yang sama. Karena kadang contoh yang di kudus itu kan mindsetnya masih milih ke tengkulak, karena mereka belum mengetahui manfaat resi gudang," katanya.
Hal itu disampaikan Ganjar usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengembangan SRG di Jawa Tengah, di Gumaya Hotel Semarang, Selasa (16/3/2021).
Tantangan dari SRG ini adalah memberikan pemahaman kepada petani yang masih memilih langsung menjual hasil panennya ke tengkulak. "Resi gudang ini kan banyak manfaat nih, memang kita mesti mengedukasi kawan-kawan petani untuk mau masuk ke sistem ini. Itu perlu edukasi," katanya.
Dia mengatakan, edukasi ini diperlukan dan akan membutuhkan waktu lama. Sehingga, lanjut Ganjar, pihaknya mendorong kepada pemerintah daerah dan dinas terkait melakukan penyuluhan. Apalagi menjelang masa panen raya.
"Nah ini kan mau panen raya di mana-mana, biasanya kalau suply banyak harga akan turun. Ketika harga turun ini lah sebenarnya sistem resi gudang ini menjadi penting. Cuman meyakinkan masyarakat untuk pindah ke sini itu kan butuh waktu, nah sekarang contoh-contoh baik diberikan," ujarnya.
Contoh baik yang bisa diberikan, kata ganjar, ada di tiga Kabupaten, yakni Wonogiri, Grobogan, dan Kebumen. Ganjar menilai jika pemahaman ini bisa ditanamkan maka akan berdampak baik pada stok pangan.
"Maka rakor hari ini akan kita jadikan satu pembelajaran bersama untuk Kabupten lain juga mengikuti dan komoditasnya nanti bisa beragam, hari ini memang juaranya masih beras, nanti beliau pak Wamen akan ke Brebes, nanti bawang merah nih mau didorong, tadi kita bicara juga apakah mungkin Grobogan kedelai begitu ya, dan sebenarnya banyak produk lain yang bisa," katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan terkait pengembangan SRG di Jawa Tengah pihaknya terus mendukung. Utamanya dalam hal fasilitasi dari segi pembiayaan hingga pengelolaan.
Soal pembiayaan, kata Jerry, pihaknya telah mengajak kerjasama pada bank BUMN dan keberlanjutannya bisa langsung ditindaklanjuti oleh kepala daerah masing-masing. Sedangkan, soal pengelolaan menurut Jerry bisa melibatkan pihak swasta.
"Kita bisa kerjasama dengan swasta sebetulnya. Kita pemerintah selama ini sudah memberikan support dengan baik tetapi tidak tertutup kemungkinan swasta bisa dilibatkan dalam hal pengelolaan, mencari manajer atau pengelola gudang sehingga bisa dipastikan pengelolaannnya profesional," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Arif Sambodo menjelaskan, saat ini di Jawa Tengah terdapat 15 SRG tersebar di 13 daerah. Terkait dengan edukasi pada petani, Arif menyebut pihaknya akan menggandeng dinas terkait untuk melakukan penyuluhan.
"(Terkait edukasi ke petani) nanti kita kerja sama dengan dinas-dinas terkait, seperti yang dilakukan oleh Wonogiri, kita manfaatkan nanti para penyuluh untuk ikut memberikan mindset yang sama. Karena kadang contoh yang di kudus itu kan mindsetnya masih milih ke tengkulak, karena mereka belum mengetahui manfaat resi gudang," katanya.
(ars)
tulis komentar anda