Eks Mentan Andi Amran Sulaiman Masuk Radar Survei Cawapres 2024
Senin, 08 Maret 2021 - 15:28 WIB
JAKARTA - Nama mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mencuat dalam pusaran bursa bakal calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilu Presiden 2024. Sejumlah lembaga survei menyebut sosok Andi Amran Sulaiman (AAS) akan menjadi the rising star pada kontestasi Pilpres nanti.
Menurut dia, kekuatan elektoral pada Pilpres 2024 harus mengakomodir figur dari Indonesia Timur, seperti pada Pilpres 2004, di mana pasangan SBY-JK mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta.
"JK saat itu satu-satunya tokoh Indonesia Timur yang menjadi electoral booster bagi SBY pada periode pertama ketika menantang petahana Megawati (Pipres 2004), dan juga Jokowi pada periode awalnya saat head to head dengan Prabowo-Hatta (Pilpres 2014)," ujar Hendri.
Lebih lanjut Hendri mengatakan, jika ada Capres yang kuat di wilayah Indonesia Barat (atau Pulau Jawa), menggandeng AAS, maka dia memprediksi akan menjadi paket yang kuat pada Pilpres 2024, seperti ketika SBY-JK dan Jokowi-JK memenangkan Pilpres.
Karena menurut Hendri, suara dari Indonesia Timur solid dan menjadi penentu kemenangan. "AAS kuat di Indonesia Timur maka memang sebaiknya berpasangan dengan tokoh yang juga kuat di wilayah Indonesia Barat," ujar Hendri.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Suara Nasionalis Indonesia (SNI), Suanto Buang, senada dengan pengamat Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Suanto juga menilai geopolitik, Pulau Jawa – Indonesia Timur pada Pilpres 2024, tidak bisa dinafikan.
Saat ini, Gubernur Jawa Tengah, Gandjar Pranowo, mendulang popularitas dan elektabilitas yang tinggi di Pulau Jawa karena prestasinya sebagai kepala daerah dianggap berhasil.
"Kalau Ganjar berpasangan dengan AAS, maka paket ini menjadi paket yang kuat dan mencerminkan geopolitik yang ideal, sama ketika SBY-JK pada Pilpres 2024," kata Suanto.
Baca Juga
Menurut dia, kekuatan elektoral pada Pilpres 2024 harus mengakomodir figur dari Indonesia Timur, seperti pada Pilpres 2004, di mana pasangan SBY-JK mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta.
"JK saat itu satu-satunya tokoh Indonesia Timur yang menjadi electoral booster bagi SBY pada periode pertama ketika menantang petahana Megawati (Pipres 2004), dan juga Jokowi pada periode awalnya saat head to head dengan Prabowo-Hatta (Pilpres 2014)," ujar Hendri.
Lebih lanjut Hendri mengatakan, jika ada Capres yang kuat di wilayah Indonesia Barat (atau Pulau Jawa), menggandeng AAS, maka dia memprediksi akan menjadi paket yang kuat pada Pilpres 2024, seperti ketika SBY-JK dan Jokowi-JK memenangkan Pilpres.
Karena menurut Hendri, suara dari Indonesia Timur solid dan menjadi penentu kemenangan. "AAS kuat di Indonesia Timur maka memang sebaiknya berpasangan dengan tokoh yang juga kuat di wilayah Indonesia Barat," ujar Hendri.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Suara Nasionalis Indonesia (SNI), Suanto Buang, senada dengan pengamat Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Suanto juga menilai geopolitik, Pulau Jawa – Indonesia Timur pada Pilpres 2024, tidak bisa dinafikan.
Saat ini, Gubernur Jawa Tengah, Gandjar Pranowo, mendulang popularitas dan elektabilitas yang tinggi di Pulau Jawa karena prestasinya sebagai kepala daerah dianggap berhasil.
"Kalau Ganjar berpasangan dengan AAS, maka paket ini menjadi paket yang kuat dan mencerminkan geopolitik yang ideal, sama ketika SBY-JK pada Pilpres 2024," kata Suanto.
tulis komentar anda