KLB Terus Berembus, Partai Demokrat di Ambang Dualisme Kepengurusan
Rabu, 03 Maret 2021 - 07:01 WIB
JAKARTA - Sejumlah mantan petinggi dan kader Partai Demokrat terus mendesakkan Kongres Luar Biasa (KLB) . Suara KLB bahkan makin nyaring setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memecat tujuh orang.
Bukannya surut nyali, para kader yang dipecat malah kian bersemangat "menyerang" rezim kepengurusan saat ini. Mereka bahkan sesumbar KLB Partai Demokrat tetap terselenggara pada waktu yang telah ditentukan, yaitu April mendatang.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab mengatakan jika KLB berhasil digelar, dualisme kepengurusan Partai Demokrat adalah konsekuensinya. "Tentu saja akan ada pengurus versi KLB dan versi Cikeas. Itu konsekuensi logisnya," kata Fadhli saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
(Baca: Angkatan Muda Demokrat Sebut SBY Tak Punya Kewenangan Tolak KLB)
Analis politik UIN Jakarta itu memperkirakan konflik internal Partai Demokrat bakal berlangsung panjang hingga 2024 karena menyangkut suksesi kepemimpinan. Dia menilai, alih-alih meredakan gerakan ”kudeta” pemecatan kader justru membuat konflik internal Partai Demokrat semakin meruncing.
Kata Fadhli, hal ini tampak dalam panggung permukaan ketika tokoh-tokoh partai berlambang bintang mercy mulai bersuara. Sebagian menjadi inisiator KLB seperti HM Darmizal dan Hencky Luntungan yang mengklaim sebagai pendiri partai.
(Baca: Ridwan Kamil di Pusaran Polemik, Demokrat Jabar: Mereka Semakin Kerasukan)
Untuk itu, sambung Fadhli, Pengurus Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY dan 'Back up' Majelis Tinggi Partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus pandai-pandai memainkan drama politik yang terus berkembang.
"Konflik (Partai Demokrat) ini saya pikir akan terus dipelihara. Siapa yang menang dan berhak atas Demokrat tergantung penguasa, dan keberpihakan masing-masing kubu," ujarnya. (Rakhmatulloh)
Bukannya surut nyali, para kader yang dipecat malah kian bersemangat "menyerang" rezim kepengurusan saat ini. Mereka bahkan sesumbar KLB Partai Demokrat tetap terselenggara pada waktu yang telah ditentukan, yaitu April mendatang.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab mengatakan jika KLB berhasil digelar, dualisme kepengurusan Partai Demokrat adalah konsekuensinya. "Tentu saja akan ada pengurus versi KLB dan versi Cikeas. Itu konsekuensi logisnya," kata Fadhli saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
(Baca: Angkatan Muda Demokrat Sebut SBY Tak Punya Kewenangan Tolak KLB)
Analis politik UIN Jakarta itu memperkirakan konflik internal Partai Demokrat bakal berlangsung panjang hingga 2024 karena menyangkut suksesi kepemimpinan. Dia menilai, alih-alih meredakan gerakan ”kudeta” pemecatan kader justru membuat konflik internal Partai Demokrat semakin meruncing.
Kata Fadhli, hal ini tampak dalam panggung permukaan ketika tokoh-tokoh partai berlambang bintang mercy mulai bersuara. Sebagian menjadi inisiator KLB seperti HM Darmizal dan Hencky Luntungan yang mengklaim sebagai pendiri partai.
(Baca: Ridwan Kamil di Pusaran Polemik, Demokrat Jabar: Mereka Semakin Kerasukan)
Untuk itu, sambung Fadhli, Pengurus Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY dan 'Back up' Majelis Tinggi Partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus pandai-pandai memainkan drama politik yang terus berkembang.
"Konflik (Partai Demokrat) ini saya pikir akan terus dipelihara. Siapa yang menang dan berhak atas Demokrat tergantung penguasa, dan keberpihakan masing-masing kubu," ujarnya. (Rakhmatulloh)
(muh)
tulis komentar anda