Pesan Imam Besar Masjid Istiqlal kepada Calon Ketum PB PMII
Selasa, 23 Februari 2021 - 17:47 WIB
JAKARTA - Kongres Calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) akan segera digelar. Kandidat-kandidatpun bermunculan dan bersiap saling berkontestasi dalam memperebutkan kursi nomor satu di organisasi tersebut.
"Buku ini membahas berbagai wacana baik tentang kebangsaan, perpolitikan, maupun soal kemahasiswaan kampus dan gerakan jalanan yang kesemuanya bermuara pada gagasan dan peran aktivis mahasiswa khususnya aktivis PMII dalam menjawab berbagai permasalahan Bangsa serta tantangan zaman," kata Syarif.
Buku ini, lanjut Syarif menjadi sumbangan pemikiran untuk siapa saja aktivis mahasiswa, khususnya aktivis PMII. "Saya berharap semoga bisa memberi manfaat dari generasi ke generasi. Pun jika dianggap tak memiliki manfaat, setidaknya ini menjadi cara saya untuk mengikat ilmu yang saya miliki agar tidak terlepas dan hilang seperti kata Sayyidina Ali bahwa ikatlah Ilmu dengan menulis," harapnya.
"Dan, ini menjadi upaya saya agar kelak tidak hilang dari sejarah, seperti kata Pramoedya Ananta Toer, bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan sejarah," sambung Syarif yang juga merupakan Ketua Bidang OKP PB PMII.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar memberikan kiat-kiat kepada Kader PMII menghadapi era saat ini.
"Ananda Muhammad Syarif Hidayatullah ini sudah mulai cerdas menangkap tanda-tanda zaman. Ananda ini ada kemampuan untuk berani berpikir lain, hanya orang yang berani berpikir lain yang bisa eksis di masa depan. Eksis dalam artian mengemuka," ujarnya.
Ia juga mendukung gerakan-gerakan yang dilakukan PMII khususnya yang tertuang dalam buku ini. "Siapapun nanti yang akan memimpin PMII ke depan, saya akan menyarankan jadilah pelanjut generasi PMII yang. Kalian anak-anak saya. Syarif anak saya. Anak intelektual. Anak spiritual. Mari kita membuat sejarah. Adik-adik ku, anak-anakku biasakanlah puasa Senin-Kamis dan Shalat malam," tutup Prof Nasaruddin Umar yang juga merupakan alumni PMII.
Acara tersebut dihadiri oleh kader PMII dan peserta santunan dengan mengikuti protokoler kesehatan. Dengan memakai masker, mencuci tangan dan handsanityzer dan menjaga jarak.
"Buku ini membahas berbagai wacana baik tentang kebangsaan, perpolitikan, maupun soal kemahasiswaan kampus dan gerakan jalanan yang kesemuanya bermuara pada gagasan dan peran aktivis mahasiswa khususnya aktivis PMII dalam menjawab berbagai permasalahan Bangsa serta tantangan zaman," kata Syarif.
Buku ini, lanjut Syarif menjadi sumbangan pemikiran untuk siapa saja aktivis mahasiswa, khususnya aktivis PMII. "Saya berharap semoga bisa memberi manfaat dari generasi ke generasi. Pun jika dianggap tak memiliki manfaat, setidaknya ini menjadi cara saya untuk mengikat ilmu yang saya miliki agar tidak terlepas dan hilang seperti kata Sayyidina Ali bahwa ikatlah Ilmu dengan menulis," harapnya.
"Dan, ini menjadi upaya saya agar kelak tidak hilang dari sejarah, seperti kata Pramoedya Ananta Toer, bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis ia akan hilang didalam masyarakat dan sejarah," sambung Syarif yang juga merupakan Ketua Bidang OKP PB PMII.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar memberikan kiat-kiat kepada Kader PMII menghadapi era saat ini.
"Ananda Muhammad Syarif Hidayatullah ini sudah mulai cerdas menangkap tanda-tanda zaman. Ananda ini ada kemampuan untuk berani berpikir lain, hanya orang yang berani berpikir lain yang bisa eksis di masa depan. Eksis dalam artian mengemuka," ujarnya.
Ia juga mendukung gerakan-gerakan yang dilakukan PMII khususnya yang tertuang dalam buku ini. "Siapapun nanti yang akan memimpin PMII ke depan, saya akan menyarankan jadilah pelanjut generasi PMII yang. Kalian anak-anak saya. Syarif anak saya. Anak intelektual. Anak spiritual. Mari kita membuat sejarah. Adik-adik ku, anak-anakku biasakanlah puasa Senin-Kamis dan Shalat malam," tutup Prof Nasaruddin Umar yang juga merupakan alumni PMII.
Acara tersebut dihadiri oleh kader PMII dan peserta santunan dengan mengikuti protokoler kesehatan. Dengan memakai masker, mencuci tangan dan handsanityzer dan menjaga jarak.
(maf)
tulis komentar anda