Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Politikus PKS: Asal Banget, Sangat Mungkin Ada Pesanan

Senin, 15 Februari 2021 - 14:07 WIB
Din Syamsuddin. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR Sukamta angkat bicara soal mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang dilaporkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas dugaan pelanggaran kode etik dan perilaku dengan tuduhan radikalisme.

"Sedikit-sedikit sekarang melaporkan dengan tuduhan intoleran dan radikal, ini sesungguhnya mereka yang melaporkan ini menunjuk muka mereka sendiri sebagai orang intoleran dan suka menebar kebencian," kata Sukamta dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (15/2/2021).



Baca juga: Belasan Ribu Orang Teken Petisi Din Syamsuddin Tidak Radikal




Ia melihat persoalan ini bukan sebuah kejadian yang berdiri sendiri, tetapi merupakan cerminan semakin bobroknya moral sebagian elite dan tokoh yang ditunjukkan dengan lebih mengedepankan sikap permusuhan dibandingkan dialog.

"Akibatnya semakin mempertajam pembelahan di tengah masyarakat yang selama ini sudah terjadi. Sangat berbahaya kondisi seperti ini bagi masa depan Indonesia. Mestinya saat ini elite dan tokoh berikan contoh dengan kedepankan dialog, bukan permusuhan," ujarnya



Baca juga: GAR ITB Bisa Dilaporkan karena Pencemaran Nama Baik Terhadap Din Syamsuddin


Sukamta menilai, apabila sejumlah pihak yang melaporkan Din Syamsuddin ini dilatarbelakangi tujuan membungkam kelompok kritis, hal ini justru salah besar dan akan menjadi blunder atas pernyataan Presiden Jokowi yang minta masyarakat untuk kritis.



"Pak Din itu selama ini dikenal sebagai tokoh yang mengedepankan dialog dan mendorong moderasi. Tuduhan radikal ini kan asal banget, sangat mungkin ada pesanan terkait kejadian ini. Beruntung tidak sedikit tokoh seperti dari ormas Muhammadiyah dan NU yang memberi kesaksian Pak Din adalah tokoh moderat, bukan radikal. Saya kira ini bukti autentik bahwa tuduhan radikal itu absurd," tutur dia.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More