Libur Panjang Imlek, Legislator PDIP: Liburan ke Luar Kota Ditunda Dulu
Jum'at, 12 Februari 2021 - 08:31 WIB
JAKARTA - Libur panjang akhir pekan kali ini berbarengan dengan Hari Raya Imlek yang jatuh pada hari ini. Anggota Komisi IX DPR, Muchamad Nabil Haroen mengatakan bahwa perayaan Imlek atau agenda apapun tidak akan membuat angka kasus COVID-19 meningkat.
Kata dia, yang membuat kasus positif COVID-19 meningkat itu terkait dengan persebaran tinggi virus, pelanggaran protokol kesehatan, dan kesehatan yang menurun. "Nah, kita harus tempatkan secara proporsional, kita menghormati ibadah apapun agamanya tapi dengan dorongan dan anjuran agar tetap patuh protokol kesehatan, menghindari kerumunan, serta kurangi bepergian yang tidak perlu," ujar Politikus PDIP ini kepada SINDOnews, Jumat (12/2/2021).
Pria yang akrab disapa Gus Nabil ini menjelaskan, pemerintah sudah memberikan anjuran agar Imlek terbatas dengan protokol kesehatan atau bahkan Imlek secara virtual. "Juga, liburan ke luar kota ditunda dulu, jika memungkinkan. Nah, pesan saya, penting untuk menjaga protokol kesehatan, hindari kerumunan, serta jangan dulu keluar kota atau liburan jika tidak urgen," tuturnya.
Menurut pria yang juga sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini, harus ada aturan yang lebih jelas beserta punishment. Pemerintah, kata dia, sudah menyampaikan kebijakan tapi perlu ditegakkan aturan yang lebih tegas.
"Berkaca dari Natal dan Tahun Baru, waktu itu tidak ada kepastian hukum dari aturan, artinya tidak ada punishment yang jelas. Meski, punishment itu cara terakhir, yang tidak perlu dilakukan jika sudah ada kesadaran tinggi. Maka, perlu ada dukungan dengan sosialisasi lebih progresif kepada kita semua yang merayakan Imlek untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," jelasnya.
Adapun mengenai upaya Pemerintah Kota Bogor untuk menerapkan sistem ganjil genap pada libur panjang akhir pekan kali ini diakuinya memang bagus tetapi perlu lihat seberapa efektif. Dia berpendapat seharusnya ada data yang detail, bagaimana mengatur warga yang dari luar kota tidak masuk terlalu banyak ke Bogor, terutama ke kawasan wisata.
"Cara mengaturnya bagaimana? Bisa dengan membooking tiket atau reservasi terlebih dahulu, dengan demikian dapat diprediksi jumlah wisatawan, serta membatasi kuota dengan jumlah tertentu," pungkasnya.
Kata dia, yang membuat kasus positif COVID-19 meningkat itu terkait dengan persebaran tinggi virus, pelanggaran protokol kesehatan, dan kesehatan yang menurun. "Nah, kita harus tempatkan secara proporsional, kita menghormati ibadah apapun agamanya tapi dengan dorongan dan anjuran agar tetap patuh protokol kesehatan, menghindari kerumunan, serta kurangi bepergian yang tidak perlu," ujar Politikus PDIP ini kepada SINDOnews, Jumat (12/2/2021).
Pria yang akrab disapa Gus Nabil ini menjelaskan, pemerintah sudah memberikan anjuran agar Imlek terbatas dengan protokol kesehatan atau bahkan Imlek secara virtual. "Juga, liburan ke luar kota ditunda dulu, jika memungkinkan. Nah, pesan saya, penting untuk menjaga protokol kesehatan, hindari kerumunan, serta jangan dulu keluar kota atau liburan jika tidak urgen," tuturnya.
Menurut pria yang juga sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini, harus ada aturan yang lebih jelas beserta punishment. Pemerintah, kata dia, sudah menyampaikan kebijakan tapi perlu ditegakkan aturan yang lebih tegas.
"Berkaca dari Natal dan Tahun Baru, waktu itu tidak ada kepastian hukum dari aturan, artinya tidak ada punishment yang jelas. Meski, punishment itu cara terakhir, yang tidak perlu dilakukan jika sudah ada kesadaran tinggi. Maka, perlu ada dukungan dengan sosialisasi lebih progresif kepada kita semua yang merayakan Imlek untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," jelasnya.
Adapun mengenai upaya Pemerintah Kota Bogor untuk menerapkan sistem ganjil genap pada libur panjang akhir pekan kali ini diakuinya memang bagus tetapi perlu lihat seberapa efektif. Dia berpendapat seharusnya ada data yang detail, bagaimana mengatur warga yang dari luar kota tidak masuk terlalu banyak ke Bogor, terutama ke kawasan wisata.
Baca Juga
"Cara mengaturnya bagaimana? Bisa dengan membooking tiket atau reservasi terlebih dahulu, dengan demikian dapat diprediksi jumlah wisatawan, serta membatasi kuota dengan jumlah tertentu," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda