Indonesia Kembali Bekerja, Inilah Lima Poin Penting Riset LSI Denny JA
Sabtu, 16 Mei 2020 - 19:44 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pemerintah akan mulai mengatur agar kehidupan masyarakat kembali normal, meski pandemi virus Corona (Covid-19) masih berlangsung.
"Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan," kata Jokowi melalui siaran pers resmi Istana, Jumat 15 Mei 2020.
LSI Denny JA pun merilis hasil risetnya yang diberi tajuk "Indonesia Kembali Bekerja" di luar rumah setelah lebih dari lima minggu, sejak pertama kali keluar kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia (Jakarta pertama kali mulai 10 April 2020), aktivitas warga dan bisnis dibatasi melalui aturan PSBB.
Peneliti Senior LSI Denny JA Ikrama Masloman mengatakan, Indonesia bisa membuka kembali aktivitas warga dan ekonomi. Namun tak bisa dilakukan secara serentak, namun harus dilakukan secara bertahap mulai Juni 2020 mendatang.
"Karena grafik kasus setiap wilayah berbeda-beda setelah PSBB diberlakukan. Ada Wilayah yang sudah layak dibuka kembali, termasuk Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan bisnis Indonesia," ujar Ikrama di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).( )
Menurut dia, kini data nasional menunjukkan tren penambahan kasus baru terlihat mulai mendatar (statis) di kurva. Di sejumlah wilayah justru trennya mulai menurun. Namun sebaliknya dampak negatif terhadap ekonomi memuncak. Data menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran dan penurunan pertumbuhan ekonomi nasional.
Riset ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu studi data sekunder periode. Tiga sumber data yang digunakan: data Gugus Tugas, data Worldometer, dan data WHO.
Dia mengungkapkan setidaknya ada tiga latar belakang atau landasan mengapa Indonesia perlu bekerja kembali secepatnya. Pertama, sebelum Indonesia, telah banyak negara di dunia yang telah membuka kembali aktivitas warga dan ekonominya.
Pada April lalu, sejumlah negara Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Denmark, Yunani, dan juga New Zealand (non Eropa), telah melonggarkan kebijakan “lockdown”-nya. Pada awal Mei, diikuti oleh negara Eropa yang lain, seperti Portugal, Spanyol, Belgia, Italia dan Perancis.
"Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan," kata Jokowi melalui siaran pers resmi Istana, Jumat 15 Mei 2020.
LSI Denny JA pun merilis hasil risetnya yang diberi tajuk "Indonesia Kembali Bekerja" di luar rumah setelah lebih dari lima minggu, sejak pertama kali keluar kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia (Jakarta pertama kali mulai 10 April 2020), aktivitas warga dan bisnis dibatasi melalui aturan PSBB.
Peneliti Senior LSI Denny JA Ikrama Masloman mengatakan, Indonesia bisa membuka kembali aktivitas warga dan ekonomi. Namun tak bisa dilakukan secara serentak, namun harus dilakukan secara bertahap mulai Juni 2020 mendatang.
"Karena grafik kasus setiap wilayah berbeda-beda setelah PSBB diberlakukan. Ada Wilayah yang sudah layak dibuka kembali, termasuk Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan bisnis Indonesia," ujar Ikrama di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).( )
Menurut dia, kini data nasional menunjukkan tren penambahan kasus baru terlihat mulai mendatar (statis) di kurva. Di sejumlah wilayah justru trennya mulai menurun. Namun sebaliknya dampak negatif terhadap ekonomi memuncak. Data menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran dan penurunan pertumbuhan ekonomi nasional.
Riset ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu studi data sekunder periode. Tiga sumber data yang digunakan: data Gugus Tugas, data Worldometer, dan data WHO.
Dia mengungkapkan setidaknya ada tiga latar belakang atau landasan mengapa Indonesia perlu bekerja kembali secepatnya. Pertama, sebelum Indonesia, telah banyak negara di dunia yang telah membuka kembali aktivitas warga dan ekonominya.
Pada April lalu, sejumlah negara Eropa seperti Jerman, Austria, Norwegia, Denmark, Yunani, dan juga New Zealand (non Eropa), telah melonggarkan kebijakan “lockdown”-nya. Pada awal Mei, diikuti oleh negara Eropa yang lain, seperti Portugal, Spanyol, Belgia, Italia dan Perancis.
tulis komentar anda