Kudeta oleh Istana Bertujuan Kerdilkan Demokrat dan AHY di 2024
Selasa, 02 Februari 2021 - 10:04 WIB
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) yang menuding ada pihak dalam lingkaran istana yang ingin mengambil alih kepemimpinannya secara paksa masih memantik perbincangan publik.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai saat ini internal Partai Demokrat tidak memiliki momentum atau alasan yang kuat untuk melakukan pergantian kepemimpinan. Dilihat dari kinerja AHY maupun optimisme kader, semuanya dianggap wajar.
Karena itu wajar ada penilaian negatif terhadap gelagat untuk melakukan pergantian kepemimpinan. "Apapun yang mengemuka untuk upaya mengganti AHY kental nuansa sabotase. Tentu muaranya menghalau potensi ketokohan AHY di 2024," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (2/2/2021).
(Baca: Isu Istana Sponsor Kudeta, AHY Cegah Kader dan Loyalis Demokrat Terlelap)
Menurut Dedi, dalam kondisi seperti ini, AHY wajar perlu menganggap serius apapun isu yang muncul terkait soliditas kader. Sebab, ia menilai, bisa saja ada upaya di luar Demokrat yang tidak saja soal AHY, tetapi lebih jauh lagi yakni 'mengkerdilkan' Demokrat dengan perpecahan.
Dengan begitu, sambung Dedi, siapapun orangnya, terlebih jika benar dari anggota kabinet Jokowi hendak sabotase kepemimpinan AHY, maka ini dianggap 'preseden' paling buruk dan tentu sangat tidak ksatria. "Demokrat punya hak untuk memiliki pemimpin yang bebas dari perilaku perusak demokrasi," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai saat ini internal Partai Demokrat tidak memiliki momentum atau alasan yang kuat untuk melakukan pergantian kepemimpinan. Dilihat dari kinerja AHY maupun optimisme kader, semuanya dianggap wajar.
Karena itu wajar ada penilaian negatif terhadap gelagat untuk melakukan pergantian kepemimpinan. "Apapun yang mengemuka untuk upaya mengganti AHY kental nuansa sabotase. Tentu muaranya menghalau potensi ketokohan AHY di 2024," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (2/2/2021).
(Baca: Isu Istana Sponsor Kudeta, AHY Cegah Kader dan Loyalis Demokrat Terlelap)
Menurut Dedi, dalam kondisi seperti ini, AHY wajar perlu menganggap serius apapun isu yang muncul terkait soliditas kader. Sebab, ia menilai, bisa saja ada upaya di luar Demokrat yang tidak saja soal AHY, tetapi lebih jauh lagi yakni 'mengkerdilkan' Demokrat dengan perpecahan.
Dengan begitu, sambung Dedi, siapapun orangnya, terlebih jika benar dari anggota kabinet Jokowi hendak sabotase kepemimpinan AHY, maka ini dianggap 'preseden' paling buruk dan tentu sangat tidak ksatria. "Demokrat punya hak untuk memiliki pemimpin yang bebas dari perilaku perusak demokrasi," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda