Letupkan Isu Kudeta Demokrat, AHY Deklarasi Perang Terbuka
Selasa, 02 Februari 2021 - 07:16 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) menyebutkan adanya gerakan ”kudeta” internal Partai Demokrat yang melibatkan pihak istana. Karena itu AHY berkirim surat resmi dan mengaku masih menunggu surat balasan dari Presiden Jokowi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menganggap, publik cukup kaget dengan konferensi pers yang dilakukan AHY yang menyebut ada gerakan kudeta terhadap PD.
"(Gerakan) ini serius dan tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan partai ke depan," katanya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (2/2/2021).
(Baca: Tunggu Jawaban Presiden, Demokrat Siap Buka Aktor di Balik Wacana Kudeta AHY)
Adi menilai kejadian semacam ini bisa terjadi pada partai politik mana pun di kemudian hari. Sehingga, istana sebagai pihak yang sudah dituding harus merespons secara serius.
Menurut dia, meski elite Partai Demokrat Andi Arief sudah menyebut nama Kepala Staf Presiden, Moeldoko, Presiden Jokowi tetap harus bersikap, termasuk soal potensi adanya aktor lain.
Baca juga: Max Sopacua Tantang Syarief Hasan Debat soal Tudingan Kudeta
"Biar semua terang benderang dan tak isu liar yang berkembang. Sekarang kan era serba terbuka, blak blakan saja. Rakyat menunggu itu," ujarnya.
(Baca: Jawab AHY, Moeldoko: Kudeta Itu dari Dalam Masa dari Luar)
Di sisi lain, pernyataan AHY yang disampaikan secara terbuka itu juga menandakan bahwa putra bungsu Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memuat pesan perang terbuka. Perang terbuka terhadap siapa pun yang ingin mengganggu PD.
"Konfres itu sebagai penegasan perang terbuka AHY kepada siapapun yang ingin mengkudeta demokrat. Jadi, demokrat akan total melawan," terang analis politik asal UIN Jakarta itu menandaskan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menganggap, publik cukup kaget dengan konferensi pers yang dilakukan AHY yang menyebut ada gerakan kudeta terhadap PD.
"(Gerakan) ini serius dan tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan partai ke depan," katanya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (2/2/2021).
(Baca: Tunggu Jawaban Presiden, Demokrat Siap Buka Aktor di Balik Wacana Kudeta AHY)
Adi menilai kejadian semacam ini bisa terjadi pada partai politik mana pun di kemudian hari. Sehingga, istana sebagai pihak yang sudah dituding harus merespons secara serius.
Menurut dia, meski elite Partai Demokrat Andi Arief sudah menyebut nama Kepala Staf Presiden, Moeldoko, Presiden Jokowi tetap harus bersikap, termasuk soal potensi adanya aktor lain.
Baca juga: Max Sopacua Tantang Syarief Hasan Debat soal Tudingan Kudeta
"Biar semua terang benderang dan tak isu liar yang berkembang. Sekarang kan era serba terbuka, blak blakan saja. Rakyat menunggu itu," ujarnya.
(Baca: Jawab AHY, Moeldoko: Kudeta Itu dari Dalam Masa dari Luar)
Di sisi lain, pernyataan AHY yang disampaikan secara terbuka itu juga menandakan bahwa putra bungsu Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memuat pesan perang terbuka. Perang terbuka terhadap siapa pun yang ingin mengganggu PD.
"Konfres itu sebagai penegasan perang terbuka AHY kepada siapapun yang ingin mengkudeta demokrat. Jadi, demokrat akan total melawan," terang analis politik asal UIN Jakarta itu menandaskan.
(muh)
tulis komentar anda