Wisata Virtual Terus Berkembang, Mulai Dilirik Daerah

Senin, 25 Januari 2021 - 20:58 WIB
Benteng Otanaha Kota Gorontalo menjadi salah satu lokasi yang dijadikan wisata virtual. FOTO/IST
JAKARTA - Wisata virtual di Indonesia terus berkembang di tengah pandemi COVID-19. Sejumlah daerah pun kini mulai tertarik menyelenggarakannya untuk mengenalkan pariwisata lokal lebih luas sekaligus memberikan kontribusi positif dari sisi ekonomi.

CEO Atourin, Benarivo Triadi Putra mengatakan, pihaknya telah menyelenggarakan 159 wisata virtual selama 2020. Sebagian besar lokasi yang disajikan adalah objek wisata lokal di Indonesia. Wisata virtual luar negeri hanya dilakukan sekali yakni di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi.

"Selama 2020 ada sebanyak 1.555 peserta wisata virtual yang didominasi oleh laki-laki dan anak muda berusia 17-30 tahun," kata Benarivo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/1/2021).





Menurutnya, potensi wisata virtual ini cukup terbuka untuk terus dikembangkan. Untuk itu, Atourin sebagai perusahaan teknologi di bidang pariwisata, turut serta dalam program Localise SDGs yang diinisiasi oleh United Cities and Local Governments Asia Pasicif (UCLG ASPAC), untuk memberikan pelatihan kepada 100 pelaku wisata di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Gorontalo.

Para peserta diberikan pelatihan membuat virtual tour dan digital marketing, melatih skill teknis maupun nonteknis, dan memberi pemahaman mengenai wisata virtual yang sangat berbeda dengan wisata offline. Dengan adanya pelatihan ini, maka diharapkan para pelaku wisata mampu menyelenggarakan wisata virtual dengan baik dan menjadi jalan alternatif mendapatkan pemasukan di tengah pandemi.

"Kami menyiapkan 10 virtual traveling di Sulsel dan Kota Gorontalo pada Februari 2021 yang dilakukan oleh peserta pelatihan. Ini sifatnya gratis. Bagi yang berminat bisa mendapatkan tiketnya di Tiket.com," kata Benarivo.



Salah satu peserta pelatihan asal Makassar, Sulsel, Saiful Bachrie mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagaimana memberikan sensasi berwisata virtual secara nyata. Sehingga bisa menjadi pola bisnis baru di masa pandemi.

"Wisata virtual ini juga bisa menjadi digital marketing ketika new normal nanti, mempresentasikan lokasi wisata sebelum wisatawan datang," katanya.

Sementara itu, Sekjen UCLG ASPAC, Bernadia Tjandradewi menambahkan, virtual tour ini memang tidak bisa menggantikan kehadiran fisik di lokasi wisata. Namun, melalui virtual tour ini daerah bisa mengenalkan potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan setelah pandemi selesai, maka orang akan berbondong-bondong ke sana.

"Ini juga bisa menggaet wisatawan asing, sehingga bisa meningkatkan ekonomi lokal," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More