Orang PDIP Sebut Oposan Sumbang, Politikus Demokrat Bilang Pejabat Jangan Alergi Kritik
Minggu, 24 Januari 2021 - 16:25 WIB
Dia menambahkan, masyarakat sudah telanjur meletakkan harapan tinggi kepada para menteri baru ini. "Mereka ingin kerja nyata dari kabinet, berdampak dan memberikan hasil nyata untuk masyarakat, bukan berharap disuguhi pencitraan, apalagi drama-drama kosong," tuturnya.
Baca Juga: Ganjar dan Tokoh Lintas Agama Jateng Doakan Indonesia Terbebas dari Bencana
Jadi, menurut dia, pejabat publik jangan alergi kritik dan masukan. Begitu mengucap sumpah jabatan, lanjut dia, harus sudah siap menjadi sorotan. "Setiap kata, pilihan sikap, perilaku, dan kebijakan yang ditempuh, bakal menjadi perhatian publik. Karena kita hidup di alam demokrasi," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, demokrasi memang gaduh, bukan sunyi senyap. Kata dia, sunyi senyap itu negara otoriter, semua takut bersuara, karena takut dibungkam. Kalaupun bersuara, kata dia, tak pernah berani mengkritik tajam penguasa. "Jangan pula jika ada pihak yang berbeda pendapat, sedikit-sedikit diberi cap negatif atau diserang pribadinya," imbuhnya.
Baca juga: Bela Risma yang Dihujani Kritik, Legislator PDIP: Oposan Sumbang Itu!
Dia menuturkan, hidup dalam alam demokrasi, harus membiasakan diri berdialektika, berdiskusi, berdasarkan data dan fakta. Dia mengungkapkan, bukan asal bunyi, apalagi sekadar melabel pihak yang berbeda pandangan dengan cap-cap negatif dan cenderung menjatuhkan.
"Kalau tidak siap dengan kritik, berdiskusi, dan berdialektika, sebaiknya memikirkan ulang untuk mengabdi pada Republik sebagai pejabat publik. Mungkin bisa ngopi-ngopi saja di rumah, nikmati hidup bersama keluarga. Dijamin tidak ada masyarakat yang mengkritik. Bahkan, bisa bantu pemerintah mengurangi potensi penyebaran Covid-19," pungkasnya.
Baca Juga: Ganjar dan Tokoh Lintas Agama Jateng Doakan Indonesia Terbebas dari Bencana
Jadi, menurut dia, pejabat publik jangan alergi kritik dan masukan. Begitu mengucap sumpah jabatan, lanjut dia, harus sudah siap menjadi sorotan. "Setiap kata, pilihan sikap, perilaku, dan kebijakan yang ditempuh, bakal menjadi perhatian publik. Karena kita hidup di alam demokrasi," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, demokrasi memang gaduh, bukan sunyi senyap. Kata dia, sunyi senyap itu negara otoriter, semua takut bersuara, karena takut dibungkam. Kalaupun bersuara, kata dia, tak pernah berani mengkritik tajam penguasa. "Jangan pula jika ada pihak yang berbeda pendapat, sedikit-sedikit diberi cap negatif atau diserang pribadinya," imbuhnya.
Baca juga: Bela Risma yang Dihujani Kritik, Legislator PDIP: Oposan Sumbang Itu!
Dia menuturkan, hidup dalam alam demokrasi, harus membiasakan diri berdialektika, berdiskusi, berdasarkan data dan fakta. Dia mengungkapkan, bukan asal bunyi, apalagi sekadar melabel pihak yang berbeda pandangan dengan cap-cap negatif dan cenderung menjatuhkan.
"Kalau tidak siap dengan kritik, berdiskusi, dan berdialektika, sebaiknya memikirkan ulang untuk mengabdi pada Republik sebagai pejabat publik. Mungkin bisa ngopi-ngopi saja di rumah, nikmati hidup bersama keluarga. Dijamin tidak ada masyarakat yang mengkritik. Bahkan, bisa bantu pemerintah mengurangi potensi penyebaran Covid-19," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda