Masyarakat Bisa Kecewa Jika Lama Menunggu Giliran Disuntik Vaksin COVID-19
Kamis, 14 Januari 2021 - 09:01 WIB
JAKARTA - Pemerintah mulai Rabu (14/1/2021) kemarin, menjalankan program vaksinasi COVID-19 . Adapun orang yang pertama divaksinasi adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selanjutkan, vaksin diberikan ke para pejabat dan tokoh serta tenaga medis yang menangani COVID-19.
Baca Juga: Masker Pintar Razer Tidak Hanya Keren, Tapi Proteksinya Setara N95
Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai masyarakat bisa kecewa jika terlalu lama menunggu giliran disuntik vaksin tersebut. Dia yakin, masyarakat akan menunggu vaksinasi tersebut.
Baca Juga: Meski Terus Bertambah, Epidemiolog: Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Capai Puncak
"Jadi, menurut saya, kalau pada level pejabatnya sudah ya, harus dipercepat untuk perwakilan masyarakat, sehingga baru oh ya tinggal sebagian mereka memang mendapatkan vaksin yang cukup banyak gitu ya. Tidak hanya yang prioritas katakanlah tenaga kesehatan, tokoh publik, tapi juga katakanlah ya masyarakat biasa, nah itu baru namanya pemerintah memang memperhatikan berbagai kelompok tersebut," ujarnya, Kamis (14/1/2021). ( )
Menurut dia, vaksin itu rumusnya sederhana, yakni semakin besar vaksinasinya, maka semakin cepat mencegah virus COVID-19 tersebut. "Saya kira itu akan membuat optimisme bangkit. Saya kira itu mau enggak mau menjadi suatu keharusan," tuturnya.
Baca Juga: WHO Peringatkan Tahun Kedua Pandemi COVID-19 Bisa Lebih Sulit
Selain itu, dia menilai saat ini dibutuhkan penyadaran yang lebih tinggi di level masyarakat terkait vaksinasi itu. "Pemerintah mau enggak mau harus turun ke bawah lagi, karena sepertinya masyarakat sudah bosan, masyarakat sudah terbiasa, dan sudah seperti COVID-19 ini bukan sesuatu yang bahaya, terutama masyarakat umum ya," katanya.
Sebab, dia melihat hanya beberapa kelompok masyarakat yang aware atau sadar terhadap situasi Pandemi COVID-19 sekarang ini. "Tapi sebagian besar kalau kita jangan jauh-jauh ya, di pinggiran Jakarta enggak pakai masker itu sudah suatu hal yang biasa, nah saya kira itu yang harus dilakukan," ujarnya. ( )
Baca Juga: Masker Pintar Razer Tidak Hanya Keren, Tapi Proteksinya Setara N95
Terkait hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai masyarakat bisa kecewa jika terlalu lama menunggu giliran disuntik vaksin tersebut. Dia yakin, masyarakat akan menunggu vaksinasi tersebut.
Baca Juga: Meski Terus Bertambah, Epidemiolog: Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Capai Puncak
"Jadi, menurut saya, kalau pada level pejabatnya sudah ya, harus dipercepat untuk perwakilan masyarakat, sehingga baru oh ya tinggal sebagian mereka memang mendapatkan vaksin yang cukup banyak gitu ya. Tidak hanya yang prioritas katakanlah tenaga kesehatan, tokoh publik, tapi juga katakanlah ya masyarakat biasa, nah itu baru namanya pemerintah memang memperhatikan berbagai kelompok tersebut," ujarnya, Kamis (14/1/2021). ( )
Menurut dia, vaksin itu rumusnya sederhana, yakni semakin besar vaksinasinya, maka semakin cepat mencegah virus COVID-19 tersebut. "Saya kira itu akan membuat optimisme bangkit. Saya kira itu mau enggak mau menjadi suatu keharusan," tuturnya.
Baca Juga: WHO Peringatkan Tahun Kedua Pandemi COVID-19 Bisa Lebih Sulit
Selain itu, dia menilai saat ini dibutuhkan penyadaran yang lebih tinggi di level masyarakat terkait vaksinasi itu. "Pemerintah mau enggak mau harus turun ke bawah lagi, karena sepertinya masyarakat sudah bosan, masyarakat sudah terbiasa, dan sudah seperti COVID-19 ini bukan sesuatu yang bahaya, terutama masyarakat umum ya," katanya.
Sebab, dia melihat hanya beberapa kelompok masyarakat yang aware atau sadar terhadap situasi Pandemi COVID-19 sekarang ini. "Tapi sebagian besar kalau kita jangan jauh-jauh ya, di pinggiran Jakarta enggak pakai masker itu sudah suatu hal yang biasa, nah saya kira itu yang harus dilakukan," ujarnya. ( )
(abd)
tulis komentar anda