Mega Kritik Korupsi Benur tapi Tak Singgung Korupsi Bansos, Pengamat: Malah Mengingatkan Publik
Senin, 11 Januari 2021 - 20:01 WIB
JAKARTA - Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam webinar penghargaan Kalpataru pada Kamis (7/1/2021) lalu menjadi sorotan publik. Pasalnya, Mega mengkritik keras korupsi ekspor benur yang dilakukan menteri dari Partai Gerindra, Edhy Prabowo.
Sementara mengenai korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang dilakukan menteri kader PDIP, Juliari P Batubara, sama sekali tidak disinggung Megawati.
Mega saat itu mengkritik soal ekspor benur atau benih lobster. Mega menyayangkan sumber daya alam Indonesia tersebut yang demikian berharga yang justru diberikan ke pihak lain. (Baca juga: Susi Pudjiastuti Dukung Opini Megawati Soal Ekspor Benur)
"Lautannya diobrak-abrik. Yang namanya hanya karena masalah benur, aduh aku tuh kan lihat tuh, sudah halus, anak lobster kecil, paling besar segini, bening dia, aduh nggak kelihatan. Saya sampai mikir kenapa, maksud saya, hanya karena uang kita berikan milik kita sendiri loh. Sedih saya, sedih," ujar Mega. (Baca juga: Saksi Kasus Korupsi Benih Lobster Meninggal, Begini Reaksi KPK)
Menanggapi pidato Mega tersebut, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, menilai wajar. Jika Megawati menyinggung korupsi bansos sama saja menabur garam di atas luka sendiri, karena itu berkaitan dengan kader partainya. (
Tapi, Direktur Eksekutif KedaiKOPI ini menilai komunikasi politik Mega yang demikian itu justru malah mengingatkan publik mengenai korupsi bansos. Sebab dua peristiwa korupsi itu berdekatan waktunya.
"Komunikasi politik Mega yang tidak menyinggung bansos sama sekali itu malah mengingatkan orang tentang bansos," ungkap Hensat. (Baca juga: Megawati Minta Struktur Partai Tiru Semangat Pejuang Kapaltaru)
Menurut Hensat, Mega semestinya mengingatkan kader-kadernya soal korupsi bansos itu. Sebagai pengingat bahwa kader-kader PDIP jangan bermain dengan korupsi.
"Mestinya dia ingatkan saja bahwa kader-kadernya enggak boleh korupsi, ditegaskan terus, diulang-ulang, jangan menutup mata malah," tandasnya.
Namun demikian, ia yakin bahwa Mega pasti punya maksud yang sama agar kadernya tidak mengulang tindakan korupsi, baik menteri maupun para kepala daerah PDIP.
"Tapi saya yakin Mega punya maksud lain untuk itu, ya mudah-mudahan saja kasus Juliari ini tidak terulang lagi baik di level menteri maupun di kepala-kepala daerah asal PDIP lainnya yang juga banyak tertangkap tangan korupsi," pungkasnya.
Sementara mengenai korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang dilakukan menteri kader PDIP, Juliari P Batubara, sama sekali tidak disinggung Megawati.
Mega saat itu mengkritik soal ekspor benur atau benih lobster. Mega menyayangkan sumber daya alam Indonesia tersebut yang demikian berharga yang justru diberikan ke pihak lain. (Baca juga: Susi Pudjiastuti Dukung Opini Megawati Soal Ekspor Benur)
"Lautannya diobrak-abrik. Yang namanya hanya karena masalah benur, aduh aku tuh kan lihat tuh, sudah halus, anak lobster kecil, paling besar segini, bening dia, aduh nggak kelihatan. Saya sampai mikir kenapa, maksud saya, hanya karena uang kita berikan milik kita sendiri loh. Sedih saya, sedih," ujar Mega. (Baca juga: Saksi Kasus Korupsi Benih Lobster Meninggal, Begini Reaksi KPK)
Menanggapi pidato Mega tersebut, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, menilai wajar. Jika Megawati menyinggung korupsi bansos sama saja menabur garam di atas luka sendiri, karena itu berkaitan dengan kader partainya. (
Tapi, Direktur Eksekutif KedaiKOPI ini menilai komunikasi politik Mega yang demikian itu justru malah mengingatkan publik mengenai korupsi bansos. Sebab dua peristiwa korupsi itu berdekatan waktunya.
"Komunikasi politik Mega yang tidak menyinggung bansos sama sekali itu malah mengingatkan orang tentang bansos," ungkap Hensat. (Baca juga: Megawati Minta Struktur Partai Tiru Semangat Pejuang Kapaltaru)
Menurut Hensat, Mega semestinya mengingatkan kader-kadernya soal korupsi bansos itu. Sebagai pengingat bahwa kader-kader PDIP jangan bermain dengan korupsi.
"Mestinya dia ingatkan saja bahwa kader-kadernya enggak boleh korupsi, ditegaskan terus, diulang-ulang, jangan menutup mata malah," tandasnya.
Namun demikian, ia yakin bahwa Mega pasti punya maksud yang sama agar kadernya tidak mengulang tindakan korupsi, baik menteri maupun para kepala daerah PDIP.
"Tapi saya yakin Mega punya maksud lain untuk itu, ya mudah-mudahan saja kasus Juliari ini tidak terulang lagi baik di level menteri maupun di kepala-kepala daerah asal PDIP lainnya yang juga banyak tertangkap tangan korupsi," pungkasnya.
(thm)
tulis komentar anda