Doa Bersama Beri Ketenangan bagi Masyarakat di Tengah Pandemi Corona
Kamis, 14 Mei 2020 - 21:58 WIB
JAKARTA - Usaha duniawi untuk menangani Covid-19 atau virus Corona terus diiringi doa. Pemerintah sudah beberapa kali menggerakkan masyarakat untuk bersimpuh dan memohon kepada Tuhan agar virus Sars Cov-II segera berakhir.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakn doa itu senjata orang beriman bahkan bisa mengubah taqdir. Doa ini universal sebagai penyerahan diri yang otentik kepada yang menyelenggarakan kehidupan di muka bumi.
"Kita serahkan dan bertawakal kepada yang mengatur untuk mengurus kehidupan kita. Dalam konteks (penanganan ) Covid-19 ini tepat sekali. Doa menimbulkan solidaritas sosial," ujarnya dalam acara Doa Kebangsaan dan Kebersamaan yang diacarakan televisi milik pemerintah, Kamis (14/5/2020).
(Baca juga: Putus Mata Rantai Corona dengan Gencarkan Rapid Test Gratis)
Doa bersama-sama ini diharapkan menghadirkan ketenangan di tengah masyarakat sehingga meningkatkan imunitas. Dari ikhtiar kolektif ini, pemerintah ingin ada perubahan signifikan dalam upaya menghentikan penyebaran Sars Cov-II.
Sementara itu, Dirjen Bimas Kristen Kemenag Thomas Pentury mengatakan pandemi Covid-19 ini sudah ditangani dengan berbagai cara, baik mengerahkan teknologi dan ilmu kesehatan. Setelah semua itu dilakukan, memerlukan perspektif religi dengan memanjatkan doa bersama.
Dalam perspektif kesatuan, masyarakat sebagai sebuah bangsa sangat ingin mengatasi persoalan ini. "Sekali lagi pandemi ini terdistribusi rata tidak memandang agama dan kepercayaan. Ini realitas sosial dan membangun rasa kemanusiaan," terangnya.
Penceramah kondang Quraish Shibab menceritakan ada ungkapan lama bahwa bumi sudah menjadi desa yang kecil. Lalu, manusia ini seperti mengarungi kehidupan dalam sebuah perahu. Kalau ada yang bocor, akan tenggelam dan semua menjadi korban.
"Kalimat itu sering terdengar di telinga. Namun, tidak berbekas di hati sehingga baru sekarang merasakan dampak jika bumi memang kecil," ujarnya.
Dalam keadaan seperti ini menurut Quraish, nabi dan rasul itu berusaha menanggulangi wabah juga melakukan shalat dan berdoa. Berdoa untuk menyingkap segala sebab yang menjadi petaka. Doa adalah cara yang terbaik untuk menangkal segala musibah.
"Kami bermohon singkirkan bencana yang menimpa kami, baik yang diketahui dan tidak. Singkirkan dampaknya bagi kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan," pungkasnya.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakn doa itu senjata orang beriman bahkan bisa mengubah taqdir. Doa ini universal sebagai penyerahan diri yang otentik kepada yang menyelenggarakan kehidupan di muka bumi.
"Kita serahkan dan bertawakal kepada yang mengatur untuk mengurus kehidupan kita. Dalam konteks (penanganan ) Covid-19 ini tepat sekali. Doa menimbulkan solidaritas sosial," ujarnya dalam acara Doa Kebangsaan dan Kebersamaan yang diacarakan televisi milik pemerintah, Kamis (14/5/2020).
(Baca juga: Putus Mata Rantai Corona dengan Gencarkan Rapid Test Gratis)
Doa bersama-sama ini diharapkan menghadirkan ketenangan di tengah masyarakat sehingga meningkatkan imunitas. Dari ikhtiar kolektif ini, pemerintah ingin ada perubahan signifikan dalam upaya menghentikan penyebaran Sars Cov-II.
Sementara itu, Dirjen Bimas Kristen Kemenag Thomas Pentury mengatakan pandemi Covid-19 ini sudah ditangani dengan berbagai cara, baik mengerahkan teknologi dan ilmu kesehatan. Setelah semua itu dilakukan, memerlukan perspektif religi dengan memanjatkan doa bersama.
Dalam perspektif kesatuan, masyarakat sebagai sebuah bangsa sangat ingin mengatasi persoalan ini. "Sekali lagi pandemi ini terdistribusi rata tidak memandang agama dan kepercayaan. Ini realitas sosial dan membangun rasa kemanusiaan," terangnya.
Penceramah kondang Quraish Shibab menceritakan ada ungkapan lama bahwa bumi sudah menjadi desa yang kecil. Lalu, manusia ini seperti mengarungi kehidupan dalam sebuah perahu. Kalau ada yang bocor, akan tenggelam dan semua menjadi korban.
"Kalimat itu sering terdengar di telinga. Namun, tidak berbekas di hati sehingga baru sekarang merasakan dampak jika bumi memang kecil," ujarnya.
Dalam keadaan seperti ini menurut Quraish, nabi dan rasul itu berusaha menanggulangi wabah juga melakukan shalat dan berdoa. Berdoa untuk menyingkap segala sebab yang menjadi petaka. Doa adalah cara yang terbaik untuk menangkal segala musibah.
"Kami bermohon singkirkan bencana yang menimpa kami, baik yang diketahui dan tidak. Singkirkan dampaknya bagi kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda