Muladi, Gubernur Lemhanas Terlama yang Tak Tahan Lihat Ketidakadilan

Kamis, 31 Desember 2020 - 10:08 WIB
Prof. Dr. H. Muladi SH, (tengah) sosok kharismatik yang tidak tahan melihat ketidakadilan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Tokoh Nasional di bidang Hukum, Muladi dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) pada pukul 06.45 WIB, Kamis (31/12/2020). Kabar meninggalnya mantan Menteri Kehakiman dan Menteri Sekretaris Negara itu disampaikan Anggota DPD yang juga mantan Ketua Mahkamah Kontitusi (MK), Jimly Asshiddqie dalam akun Twitter pribadinya.

"Innalillahi wwa inna ilaihi rojiuun. Prof. Dr. Muladi. SH. (mantan Rektor UNDIP, Menteri Kehakiman & Mensesneg) dikabarkan meninggal dunia pkl. 6.45 pagi ini. Mari kita doakan almarhum husnulkhotimah & diterima di tempat trbaik oleh Allah swt. Alfatihah. Amiin,” tulis Jimly, Kamis (31/12/2020). (Baca juga: Obituari Muladi, Mantan Menteri yang Sempat Tidak Lulus SD dan SMP)

Dari penelusuran SINDOnews, pria kelahiran Surakarta, 26 Mei 1943 sebelum menjabat sebagai menteri kabinet di dua rezim berbeda dan tercatat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Bahkan, Muladi tercatat sebagai Gubernur Lemhanas terlama dari 2005-2011. Di dunia akademisi, suami dari Nany Ratna Asmara juga tercatat pernah menjabat Rektor Universitas Diponegoro. Ia juga pernah menjadi Ketua Institute for Democracy and Human Rights The Habibie Center. (Baca juga: Hendropriyono Ajak Masyarakat Kenang Kebaikan Almarhum Muladi)

Ayah empat Anak ini juga merupakan sosok politikus senior Partai Golkar. Muladi dianggap senior Partai Golkar yang berpengaruh, tak ayal semasa hidup almarhum diganjar jabatan menteri di era Orde Baru, Soeharto dan masa kabinet Reformasi, Presiden Habibie. Selain itu, Muladi juga pernah menjabat Ketua Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro sejak 2006, dan menjabat juga di Badan Penyelenggara Universitas Semarang (USM)

Sosok Muladi cukup menggetarkan hati. Hal ini terlihat dari tinggi tubuhnya mencapai 180 cm dan berat lebih dari satu kuintal. Gaya bicaranya keras menggelegar, terutama saat marah, sehingga almarhum merupakan sosok yang kharismatik. Tetapi, dia sesungguhnya berhati lembut serta tidak tahan melihat ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia. (Rakhmat)
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More