Ini Capaian Menhan dalam Memperkuat Industri Pertahanan Nasional
Rabu, 30 Desember 2020 - 11:23 WIB
JAKARTA - Sejumlah capaian terkait kebijakan pertahanan telah dilakukan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto selama 2020. Salah satunya tentang penguatan industri pertahanan nasional.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan, penguatan itu sesuai dengan perintah dan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Kemhan turut fokus mengembangkan industri pertahanan nasional. "Supaya dalam jangka panjang ketergantungan Indonesia terhadap impor alat utama sistem senjata (Alutsista) dapat diminimalisir," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020). (Baca juga: Ngerinya Senapan Sniper Buatan Indonesia, Bisa Bikin Tank Tak Berkutik)
Oleh sebab itu untuk menuju penguatan Industri Pertahanan Nasional yang lebih mandiri, sambung Dahnil, Menhan Prabowo aktif menjajaki kerja sama industri pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen yang potensial memiliki komitmen nyata melakukan alih teknologi dengan industri pertahanan nasional. "Selain itu, penguatan BUMN Pertahanan seperti Pindad, Dahana, PTDI, PTPAL dan lain sebagainya dilakukan semaksimal mungkin. BUMN-BUMN tersebut menjadi produsen utama alutsista-alutsista yang bisa dan mampu diproduksi di dalam negeri. Mulai dari produksi ranpur, randis, peluru dan lain sebagainya," ungkapnya. (Baca juga: RUU Cipta Kerja Momentum Kembangkan Industri Pertahanan)
Lebih jauh Dahnil menjelaskan, Prabowo sepanjang 2020 telah membuat peta jalan modernisasi alutsista. Dengan cara menempatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai prioritas utama dan pertama untuk seluruh alutsista-alutsista yang bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Selain itu, sambung Dahnil, Prabowo rajin menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen yang memiliki komitmen untuk alih teknologi untuk alutsista yang belum bisa diproduksi oleh indutsri pertahanan dalam negeri. "Tentu upaya untuk mendapatkan alutsista yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto," ucapnya.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan, penguatan itu sesuai dengan perintah dan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Kemhan turut fokus mengembangkan industri pertahanan nasional. "Supaya dalam jangka panjang ketergantungan Indonesia terhadap impor alat utama sistem senjata (Alutsista) dapat diminimalisir," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020). (Baca juga: Ngerinya Senapan Sniper Buatan Indonesia, Bisa Bikin Tank Tak Berkutik)
Oleh sebab itu untuk menuju penguatan Industri Pertahanan Nasional yang lebih mandiri, sambung Dahnil, Menhan Prabowo aktif menjajaki kerja sama industri pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen yang potensial memiliki komitmen nyata melakukan alih teknologi dengan industri pertahanan nasional. "Selain itu, penguatan BUMN Pertahanan seperti Pindad, Dahana, PTDI, PTPAL dan lain sebagainya dilakukan semaksimal mungkin. BUMN-BUMN tersebut menjadi produsen utama alutsista-alutsista yang bisa dan mampu diproduksi di dalam negeri. Mulai dari produksi ranpur, randis, peluru dan lain sebagainya," ungkapnya. (Baca juga: RUU Cipta Kerja Momentum Kembangkan Industri Pertahanan)
Lebih jauh Dahnil menjelaskan, Prabowo sepanjang 2020 telah membuat peta jalan modernisasi alutsista. Dengan cara menempatkan industri pertahanan dalam negeri sebagai prioritas utama dan pertama untuk seluruh alutsista-alutsista yang bisa diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Selain itu, sambung Dahnil, Prabowo rajin menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen yang memiliki komitmen untuk alih teknologi untuk alutsista yang belum bisa diproduksi oleh indutsri pertahanan dalam negeri. "Tentu upaya untuk mendapatkan alutsista yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto," ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda