Fadli Zon Tantang Menag Debat Populisme Islam, Gus Mis Sarankan Baca Buku Ini
Selasa, 29 Desember 2020 - 15:45 WIB
Ia juga tak sepakat dengan cara pemerintah yang ia sebut menstigma pihak-pihak yang berseberangan dengan label radikal. Fadli bilang, cara-cara semacam itu pernah dilakukan oleh Kolonial Belanda.
Fadli mengutip buku Indonesian Problem: Facts and Factors; What Happened Since the End of the Pacific War, yang diterbitkan pada 1947 di Batavia.
(Baca juga : Ahli Wabah: Covid-19 di Indonesia seperti Lagu Naik-naik ke Puncak Gunung )
"Istilah-istilah terorisme dan ekstremisme itu banyak di sini. Saya bisa contohkan. Misalnya Bung Tomo, Soetomo ditulis di sini seorang teroris, pemimpin teroris yang sangat terkenal dan diangkat jadi letnan jenderal tentara republik. Dia orang sangat jahat dan seterusnya," tutur Fadli dalam akun Youtube Fadli Zon Official, Minggu (28/12/2020).
Mantan Wakil Ketua DPR ini pun meminta pemerintah menghentikan kebiasaan menyematkan label pada pihak-pihak yang berseberangan, terutama dari kalangan umat Islam. "Hanya akan memecah belah bangsa kita dan mempermudah intervensi pihak lain yang memanfaatkan situasi," ujar dia.
Sebelumnya, Menag Yaqut menyampaikan akan menghentikan populisme Islam yang berkembang di Indonesia. "Agama dijadikan norma konflik. Dalam bahasa paling ekstrem, siapa pun yang berbeda keyakinannya, maka dia dianggap lawan atau musuh, yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi. Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme Islam," ujar Yaqut dalam diskusi virtual, Minggu (27/12/2020).
Fadli mengutip buku Indonesian Problem: Facts and Factors; What Happened Since the End of the Pacific War, yang diterbitkan pada 1947 di Batavia.
(Baca juga : Ahli Wabah: Covid-19 di Indonesia seperti Lagu Naik-naik ke Puncak Gunung )
"Istilah-istilah terorisme dan ekstremisme itu banyak di sini. Saya bisa contohkan. Misalnya Bung Tomo, Soetomo ditulis di sini seorang teroris, pemimpin teroris yang sangat terkenal dan diangkat jadi letnan jenderal tentara republik. Dia orang sangat jahat dan seterusnya," tutur Fadli dalam akun Youtube Fadli Zon Official, Minggu (28/12/2020).
Mantan Wakil Ketua DPR ini pun meminta pemerintah menghentikan kebiasaan menyematkan label pada pihak-pihak yang berseberangan, terutama dari kalangan umat Islam. "Hanya akan memecah belah bangsa kita dan mempermudah intervensi pihak lain yang memanfaatkan situasi," ujar dia.
Sebelumnya, Menag Yaqut menyampaikan akan menghentikan populisme Islam yang berkembang di Indonesia. "Agama dijadikan norma konflik. Dalam bahasa paling ekstrem, siapa pun yang berbeda keyakinannya, maka dia dianggap lawan atau musuh, yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi. Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme Islam," ujar Yaqut dalam diskusi virtual, Minggu (27/12/2020).
(abd)
tulis komentar anda