Sandi Masuk Kabinet Jokowi, Siapa Diuntungkan di Pilpres 2024?
Minggu, 27 Desember 2020 - 17:33 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo baru saja merombak kabinet dan mengganti sejumlah menteri. Salah satu yang cukup mencolok adalah masuknya Sandiaga Uno , yang dulu menjadi rival Jokowi saat Pilpres 2019. Lalu bagaimana peta politik ke depan?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, setidaknya ada dua reaksi politik, pasca reshuffle kabinet yang dilakukan Joko Widodo. Reaksi terjadi menyebabkan perubahan arus politik.
"Pertama, menguatnya pengaruh pemerintah. Karena berhasil meniadakan rivalitas, hal ini merujuk masuknya Sandiaga menyusul Prabowo yang lebih dulu masuk ke kabinet," katanya, Minggu (27/12/2020). ( )
Karena diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, pertarungan politik cukup panas, lantaran hanya ada dua calon presiden. Akibatnya, masyarakat seolah hanya terbelah menjadi dua, yaitu pendukung Jokowi dan Prabowo.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, masuknya Prabowo-Sandiaga ini menjadi semacam jebakan popularitas. Terutama Sandiaga yang berpotensi kehilangan sebagian besar pendukungnya untuk kontestasi Pilpres 2024 .
"Di sisi lain, untuk tokoh-tokoh di luar pemerintah akan alami peningkatan elektabilitas baru, semisal kepada AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)," katanya.
Hal ini sudah terbukti dengan kekalahan Gerindra di Pilkada 2020. Seharusnya, kata dia, Sandiaga belajar dari reaksi publik terhadap bergabungnya Prabowo sejak awal. ( )
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, setidaknya ada dua reaksi politik, pasca reshuffle kabinet yang dilakukan Joko Widodo. Reaksi terjadi menyebabkan perubahan arus politik.
"Pertama, menguatnya pengaruh pemerintah. Karena berhasil meniadakan rivalitas, hal ini merujuk masuknya Sandiaga menyusul Prabowo yang lebih dulu masuk ke kabinet," katanya, Minggu (27/12/2020). ( )
Karena diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, pertarungan politik cukup panas, lantaran hanya ada dua calon presiden. Akibatnya, masyarakat seolah hanya terbelah menjadi dua, yaitu pendukung Jokowi dan Prabowo.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, masuknya Prabowo-Sandiaga ini menjadi semacam jebakan popularitas. Terutama Sandiaga yang berpotensi kehilangan sebagian besar pendukungnya untuk kontestasi Pilpres 2024 .
"Di sisi lain, untuk tokoh-tokoh di luar pemerintah akan alami peningkatan elektabilitas baru, semisal kepada AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)," katanya.
Hal ini sudah terbukti dengan kekalahan Gerindra di Pilkada 2020. Seharusnya, kata dia, Sandiaga belajar dari reaksi publik terhadap bergabungnya Prabowo sejak awal. ( )
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda