Enam Menteri Baru Dinilai Punya Latar Belakang Memadai Masuk Kabinet Jokowi
Kamis, 24 Desember 2020 - 06:07 WIB
JAKARTA - Kabinet Indonesia Maju mengalami penyegaran dengan masuknya muka baru dan naiknya dua wakil menteri jadi pucuk pimpinan. Para pembantu Presiden Joko Widodo ( Jokow i) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ini mempunyai diharapkan mampu memberikan perubahan untuk memperbaiki keadaan Indonesia.
Pengamat Politik, Cecep Hidayat mengatakan ada dua alasannya Jokowi melakukan reshuffle kabinet . Pertama, mengisi kekosongan dua menteri, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Sosial (Kemensos) yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Jokowi Tengah Siapkan Pemimpin Masa Depan dari Teknokrat)
Kedua, waktu satu tahun sudah cukup bagi Jokowi-Ma’ruf Amin untuk mengevaluasi kinerja para pembantunya. Dia menerangkan masa awal kabinet ini tidaklah mudah karena langsung berhadapan dengan pandemi COVID-19.
Nama-nama baru di kabinet adalah Tri Rismaharini (Mensos), Sandiaga Salahuddin Uno (Menparekraf), Yaqut Cholil Qoumas (Menag), dan M Luthfi (Mendag). Dua nama lain, Budi Gunadi Sadikin dan Sakti Wahyu Trenggono itu naik jabatan dari wakil menjadi menteri. Mereka kini mengisi pos Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri KKP.
Pengamat Politik, Idil Akbar menilai nama-nama baru yang masuk kabinet cukup kompeten dan memiliki beragam latar belakang. Partai politik mengirim tiga kadernya, yakni Risma, Sandiaga, dan Yaqut. Risma punya bekal sebagai birokrat tulen dan Sandiaga sebelum menjadi politisi merupakan pengusaha sukses.
Sementara itu, Wahyu Trenggono, Luthfi, dan Budi boleh dibilang dari kalangan profesional dan pengusaha. Idil menyebut tantangan kabinet ini tetap pada upaya penanggulangan pandemi COVID-19 dan membangkitkan perekonomian.
“Selama vaksin belum terlihat dan dijalankan (disuntik), akan ada koordinasi yang luas dan besar-besaran yang dilakukan para menteri. Itu untuk memanage pengelolaan kesehatan masyarakat secara luas,” ujar Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) itu, Rabu (23/12/2020).
Sementara itu, Cecep menilai latar belakang para menteri baru ini cukup mumpuni. Risma, menurutnya, sukses saat memimpin wilayah atau saat menjadi Wali Kota Surabaya. Sandiaga dan Budi Gunadi pun dianggap cocok karena memiliki manajerial dan pengalaman panjang di bidang ekonomi. (Baca juga:Perombakan Kabinet Dinilai Masih Menunjukkan Politik Transaksional)
“Bagaimana dia memanage Kementerian Kesehatan dan memulihkan ekonomi dengan pendekatan kesehatan. Jadi ini (semacam) uji coba atau “memberikan kesempatan” orang-orang yang punya history dan latar belakang memadai untuk memimpin enam kementerian,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dino Patti Djalal Sentil Natalius Pigai Gegara Minta Anggaran Rp20 Triliun: Tidak Masuk Akal
Pengamat Politik, Cecep Hidayat mengatakan ada dua alasannya Jokowi melakukan reshuffle kabinet . Pertama, mengisi kekosongan dua menteri, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Sosial (Kemensos) yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Jokowi Tengah Siapkan Pemimpin Masa Depan dari Teknokrat)
Kedua, waktu satu tahun sudah cukup bagi Jokowi-Ma’ruf Amin untuk mengevaluasi kinerja para pembantunya. Dia menerangkan masa awal kabinet ini tidaklah mudah karena langsung berhadapan dengan pandemi COVID-19.
Nama-nama baru di kabinet adalah Tri Rismaharini (Mensos), Sandiaga Salahuddin Uno (Menparekraf), Yaqut Cholil Qoumas (Menag), dan M Luthfi (Mendag). Dua nama lain, Budi Gunadi Sadikin dan Sakti Wahyu Trenggono itu naik jabatan dari wakil menjadi menteri. Mereka kini mengisi pos Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri KKP.
Pengamat Politik, Idil Akbar menilai nama-nama baru yang masuk kabinet cukup kompeten dan memiliki beragam latar belakang. Partai politik mengirim tiga kadernya, yakni Risma, Sandiaga, dan Yaqut. Risma punya bekal sebagai birokrat tulen dan Sandiaga sebelum menjadi politisi merupakan pengusaha sukses.
Sementara itu, Wahyu Trenggono, Luthfi, dan Budi boleh dibilang dari kalangan profesional dan pengusaha. Idil menyebut tantangan kabinet ini tetap pada upaya penanggulangan pandemi COVID-19 dan membangkitkan perekonomian.
“Selama vaksin belum terlihat dan dijalankan (disuntik), akan ada koordinasi yang luas dan besar-besaran yang dilakukan para menteri. Itu untuk memanage pengelolaan kesehatan masyarakat secara luas,” ujar Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) itu, Rabu (23/12/2020).
Sementara itu, Cecep menilai latar belakang para menteri baru ini cukup mumpuni. Risma, menurutnya, sukses saat memimpin wilayah atau saat menjadi Wali Kota Surabaya. Sandiaga dan Budi Gunadi pun dianggap cocok karena memiliki manajerial dan pengalaman panjang di bidang ekonomi. (Baca juga:Perombakan Kabinet Dinilai Masih Menunjukkan Politik Transaksional)
“Bagaimana dia memanage Kementerian Kesehatan dan memulihkan ekonomi dengan pendekatan kesehatan. Jadi ini (semacam) uji coba atau “memberikan kesempatan” orang-orang yang punya history dan latar belakang memadai untuk memimpin enam kementerian,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dino Patti Djalal Sentil Natalius Pigai Gegara Minta Anggaran Rp20 Triliun: Tidak Masuk Akal
(kri)
tulis komentar anda