Peringati HBN 2020, Susaningtyas: Kesadaran Bela Negara Kikis Radikalisme
Sabtu, 19 Desember 2020 - 10:26 WIB
JAKARTA - Program Bela Negara (HBN) yang dicanangkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) diyakini mampu mengikis radikalisme dan terorisme serta meningkatkan rasa cinta Tanah Air. Hari Bela Negara (HBN) yang diperingati setiap 19 Desember menjadi momentum untuk menumbuhkan nasionalisme dan kesadaran bela negara.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, implementasi bela negara di kalangan masyarakat dilaksanakan secara menyeluruh berdasarkan Program Bela Negara oleh Kemhan RI sejak 2015. Program ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat baik di kalangan akademik mulai dari pendidikan SD sampai perguruan tinggi dimana materinya disesuaikan dengan strata pendidikan meliputi, bimbingan dan penyuluhan kewarganegaraan hingga pelatihan dasar bela diri dan cinta Tanah Air. (Baca juga: Bela Negara dan Fenomena “Clicktivism)
”Program-program dari Kemhan RI tersebut sudah berhasil disosialisasikan dan sudah banyak diselenggarakan oleh banyak perguruan tinggi dan kalangan praktisi baik pegawai pemerintah maupun pegawai swasta,” katanya. (Baca juga: Menko PMK Tekankan Pentingnya Pendidikan Bela Negara bagi Mahasiswa)
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyatakan, saat ini semua kalangan menyadari pentingnya Program Bela Negara. Bahkan pemahaman mereka mengenai arti penting nasionalisme dan patriotisme juga meningkat tajam. ”Kesadaran mereka sebagai kader Bela Negara tidak identik dengan wajib militer tetapi memilki kesamaan untuk memupuk rasa cinta Tanah Air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia,” katanya.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyarankan agar Program Bela Negara diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan komponen pendukung dan komponen cadangan dalam Sistem Pertahanan Semesta. ”Meningkatnya kesadaran Bela Negara diyakini dapat mengikis radikalisme dan terorisme,” ucapnya.
Apalagi, kebijakan pemerintah Indonesia terkait Program Bela Negara sudah sejalan dengan ketentuan PBB agar setiap negara tetap mampu menjaga kesadaran warga negara masing-masing akan arti penting nasionalisme dan patriotisme. ”Banyak kalangan berpendapat Program Bela Negara cukup efektif untuk menurunkan radikalisme. Program Bela Negara juga memuat metode yang praktis untuk menyelenggarakan aksi-aksi deradikalisasi dan kontra radikalisasi,” kata Nuning.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, implementasi bela negara di kalangan masyarakat dilaksanakan secara menyeluruh berdasarkan Program Bela Negara oleh Kemhan RI sejak 2015. Program ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat baik di kalangan akademik mulai dari pendidikan SD sampai perguruan tinggi dimana materinya disesuaikan dengan strata pendidikan meliputi, bimbingan dan penyuluhan kewarganegaraan hingga pelatihan dasar bela diri dan cinta Tanah Air. (Baca juga: Bela Negara dan Fenomena “Clicktivism)
”Program-program dari Kemhan RI tersebut sudah berhasil disosialisasikan dan sudah banyak diselenggarakan oleh banyak perguruan tinggi dan kalangan praktisi baik pegawai pemerintah maupun pegawai swasta,” katanya. (Baca juga: Menko PMK Tekankan Pentingnya Pendidikan Bela Negara bagi Mahasiswa)
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyatakan, saat ini semua kalangan menyadari pentingnya Program Bela Negara. Bahkan pemahaman mereka mengenai arti penting nasionalisme dan patriotisme juga meningkat tajam. ”Kesadaran mereka sebagai kader Bela Negara tidak identik dengan wajib militer tetapi memilki kesamaan untuk memupuk rasa cinta Tanah Air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia,” katanya.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyarankan agar Program Bela Negara diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan komponen pendukung dan komponen cadangan dalam Sistem Pertahanan Semesta. ”Meningkatnya kesadaran Bela Negara diyakini dapat mengikis radikalisme dan terorisme,” ucapnya.
Apalagi, kebijakan pemerintah Indonesia terkait Program Bela Negara sudah sejalan dengan ketentuan PBB agar setiap negara tetap mampu menjaga kesadaran warga negara masing-masing akan arti penting nasionalisme dan patriotisme. ”Banyak kalangan berpendapat Program Bela Negara cukup efektif untuk menurunkan radikalisme. Program Bela Negara juga memuat metode yang praktis untuk menyelenggarakan aksi-aksi deradikalisasi dan kontra radikalisasi,” kata Nuning.
(cip)
tulis komentar anda