Ada Laporan Bansos Covid-19 Disunat sampai Rp100 Ribu per Paket
Senin, 14 Desember 2020 - 21:25 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) Alexander Marwata mengungkapkan informasi baru seputar pemotongan bantuan sosial (bansos) Covid-19 . Menurut dia, praktik sunat menyunat bansos bukan hanya di Jabodetabek tetapi terjadi di banyak daerah.
Alex mengaku sudah mendapatkan informasi ihwal jatah bansos yang mestinya Rp300 ribu, 'dipotek' menjadi Rp200 ribu. Oleh karenanya, ia meminta agar masyarakat yang menerima bansos melaporkan rincian paket sembako yang diterima.
"Sudah ada (laporan) beberapa daerah dari pegiat antikorupsi, KPK juga mau menelusuri juga. Saya penasaran juga isi bansosnya apa aja, foto-fotonya itu, tolong dong," kata Alex di Gedung KPK, Senin (14/12/2020).
(Baca: Tak Ingin Nasib BLT Karyawan Seperti Bansos, Menaker Libatkan KPK)
"Kita butuh masukan itu, untuk memastikan berapa nilai barang. Kalau betul seperti yang tadi, maksimal Rp200 ribu, ini kan ada Rp100 ribu bos, keuntungan yang dibagi-bagi. Ada 20 juta paket, artinya Rp2 triliun (disunat) dari proyek Rp6 trilun. Ini kita bicara berandai-andai ya," imbuhnya.
Kendati telah menerima informasi adanya dugaan pemotongan sekira Rp100 dari setiap paket bansos, Alex mengatakan itu baru sebatas informasi. Alex menyatakan KPK akan mencari bukti-bukti yang valid dan meyakinkan.
"Nah ini kita dalami dengan bukti yang riil konkret, jadi jangan dari rumor, kalo daei rumor susah kita. Misalnya minyaknya mie apa kita lihat harganya produksinya berapa kan gitu, jangan-jangan tepung doang enggak ada nilai gizinya. Ya kan kelihatan tega bener, sudah masyarakan sedang susah," ujar dia.
(Baca: Soal Aliran Dana Suap Bansos Covid-19 ke Parpol, KPK Bilang Begini)
Sekadar informasi, KPK berhasil mengungkap kasus dugaan suap terkait pengadaan bansos berupa paket sembako untuk penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek, dengan menetapkan lima orang tersangka.
Alex mengaku sudah mendapatkan informasi ihwal jatah bansos yang mestinya Rp300 ribu, 'dipotek' menjadi Rp200 ribu. Oleh karenanya, ia meminta agar masyarakat yang menerima bansos melaporkan rincian paket sembako yang diterima.
"Sudah ada (laporan) beberapa daerah dari pegiat antikorupsi, KPK juga mau menelusuri juga. Saya penasaran juga isi bansosnya apa aja, foto-fotonya itu, tolong dong," kata Alex di Gedung KPK, Senin (14/12/2020).
(Baca: Tak Ingin Nasib BLT Karyawan Seperti Bansos, Menaker Libatkan KPK)
"Kita butuh masukan itu, untuk memastikan berapa nilai barang. Kalau betul seperti yang tadi, maksimal Rp200 ribu, ini kan ada Rp100 ribu bos, keuntungan yang dibagi-bagi. Ada 20 juta paket, artinya Rp2 triliun (disunat) dari proyek Rp6 trilun. Ini kita bicara berandai-andai ya," imbuhnya.
Kendati telah menerima informasi adanya dugaan pemotongan sekira Rp100 dari setiap paket bansos, Alex mengatakan itu baru sebatas informasi. Alex menyatakan KPK akan mencari bukti-bukti yang valid dan meyakinkan.
"Nah ini kita dalami dengan bukti yang riil konkret, jadi jangan dari rumor, kalo daei rumor susah kita. Misalnya minyaknya mie apa kita lihat harganya produksinya berapa kan gitu, jangan-jangan tepung doang enggak ada nilai gizinya. Ya kan kelihatan tega bener, sudah masyarakan sedang susah," ujar dia.
(Baca: Soal Aliran Dana Suap Bansos Covid-19 ke Parpol, KPK Bilang Begini)
Sekadar informasi, KPK berhasil mengungkap kasus dugaan suap terkait pengadaan bansos berupa paket sembako untuk penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek, dengan menetapkan lima orang tersangka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda