Ini Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Vaksin COVID-19
Kamis, 10 Desember 2020 - 19:05 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan bahwa ada berbagai kriteria ideal terkait dengan vaksin COVID-19 yang berkualitas. Kriteria-kriteria tersebut antara lain efikasi dan efektivitas.
“Kedua aspek ini memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam pengendalian terhadap COVID-19,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Ampuh Tingkatkan Imunitas, Bagaimana Vaksin Bekerja?)
Wiku menjelaskan aspek efikasi adalah kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan di kondisi ideal dan terkontrol. “ Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah terbatas,” jelasnya.
Sementara efektivitas adalah penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang heterogen. Dia menyebut ada beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas vaksin.
“Antara lain, faktor penerima vaksin. Seperti usia, komorbid, riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan,” tuturnya.
Sementara faktor lainnya adalah karakteristik dari vaksin itu. Di antaranya jenis vaksin yakni aktif atau inactivated. Lalu komposisi vaksin dan juga cara penyuntikannya. (Baca juga: Tenaga Kesehatan dan TNI/Polri, Penerima Vaksin Pertama Kali)
“Faktor selanjutnya kecocokan strain vaksin dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat,” katanya.
Wiku menambahkan untuk dapat mengetahui aspek efektivitas vaksin maka perlu ada data surveilans. Hal ini untuk melihat perkembangan kasus dan memantau dampaknya.
“Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu,” katanya.
Selanjutnya terkait efisiensi vaksin maka dapat dilihat dari bagaimana pembelanjaan vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut. (Baca juga: Jepang Beli 10.500 Freezer untuk Vaksin Virus Corona)
“Selain kedua aspek ini terdapat berbagai pertimbangan lain yang sedang dilakukan pemerintah untuk memastikan tujuan utama yakni mengakhiri pandemi COVID-19,” pungkasnya.
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
“Kedua aspek ini memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam pengendalian terhadap COVID-19,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Ampuh Tingkatkan Imunitas, Bagaimana Vaksin Bekerja?)
Wiku menjelaskan aspek efikasi adalah kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan di kondisi ideal dan terkontrol. “ Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah terbatas,” jelasnya.
Sementara efektivitas adalah penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang heterogen. Dia menyebut ada beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas vaksin.
“Antara lain, faktor penerima vaksin. Seperti usia, komorbid, riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan,” tuturnya.
Sementara faktor lainnya adalah karakteristik dari vaksin itu. Di antaranya jenis vaksin yakni aktif atau inactivated. Lalu komposisi vaksin dan juga cara penyuntikannya. (Baca juga: Tenaga Kesehatan dan TNI/Polri, Penerima Vaksin Pertama Kali)
“Faktor selanjutnya kecocokan strain vaksin dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat,” katanya.
Wiku menambahkan untuk dapat mengetahui aspek efektivitas vaksin maka perlu ada data surveilans. Hal ini untuk melihat perkembangan kasus dan memantau dampaknya.
“Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu,” katanya.
Selanjutnya terkait efisiensi vaksin maka dapat dilihat dari bagaimana pembelanjaan vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut. (Baca juga: Jepang Beli 10.500 Freezer untuk Vaksin Virus Corona)
“Selain kedua aspek ini terdapat berbagai pertimbangan lain yang sedang dilakukan pemerintah untuk memastikan tujuan utama yakni mengakhiri pandemi COVID-19,” pungkasnya.
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
(kri)
tulis komentar anda