Rakernas Lazismu untuk Masa Kerja 2021, Begini Pesan Haedar Nashir
Sabtu, 05 Desember 2020 - 12:22 WIB
Menurut dia, jika umat Islam ingin menjadi khoiru ummah (umat terbaik) yang melahirkan baldatun thoyyibatun wa Robbun Ghofur atau negara sejahtera yang diampuni oleh Tuhan maka ZIS harus diletakkan sebagai salah satu fondasi yang penting.
Di dalam Alquran, zakat selalu disandingkan dengan salat. Maka, zakat merupakan elemen yang melekat dalam hablun minallah (hubungan dengan Allah) namun memiliki fungsi hablun minannas (hubungan dengan manusia).
Haedar juga menyebut bahwa spirit kapitalistik telah melekat dalam ajaran Islam. Justru bukan sebagai medium yang lepas dari ajaran Islam, tetapi ada ajaran teologisnya. Termasuk hadis Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan umat Islam untuk menjadi tangan yang di atas, bukan di bawah.
"Makna itu, ZIS harus diletakkan sebagai etos setiap umat Islam untuk menjadi muzakki, bukan mustahik. Tanamkan dengan sosialisasi ibadah ZIS. Termasuk lewat Lazismu, di keluarga-keluarga muslim untuk menjadi orang yang memiliki kemampuan sebagai muzakki, bukan mustahik," kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief mengungkapkan ini adalah mimpi Lazismu. Setidaknya, tahun 2030, sudah dapat dihitung kontribusi Lazismu terhadap SDGs.
“Ada beberapa program yang relevan dengan Lazismu. Seperti pendidikan, no poverty, zero hunger, clean water and sanitation, dan sebagainya,” katanya.
Ke depan, Hilman berharap agar peserta rakernas diberikan kekuatan untuk merumuskan agenda strategis. Utamanya dalam merancang program-program Lazismu tahun 2021 hingga Muktamar Muhammadiyah.
"Semoga semangat kita terus bergelora karena ini merupakan kerja-kerja perjuangan dan kemanusiaan yang menuntut keikhlasan dari kita semua," katanya.
Rakernas Lazismu 2021 digelar pada 4-5 Desember 2020 secara daring. Selain Haedar dan Hilman, rakernas ini turut dihadiri seluruh amil dan peserta Lazismu Nasional di berbagai wilayah dan provinsi.
Di dalam Alquran, zakat selalu disandingkan dengan salat. Maka, zakat merupakan elemen yang melekat dalam hablun minallah (hubungan dengan Allah) namun memiliki fungsi hablun minannas (hubungan dengan manusia).
Haedar juga menyebut bahwa spirit kapitalistik telah melekat dalam ajaran Islam. Justru bukan sebagai medium yang lepas dari ajaran Islam, tetapi ada ajaran teologisnya. Termasuk hadis Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan umat Islam untuk menjadi tangan yang di atas, bukan di bawah.
"Makna itu, ZIS harus diletakkan sebagai etos setiap umat Islam untuk menjadi muzakki, bukan mustahik. Tanamkan dengan sosialisasi ibadah ZIS. Termasuk lewat Lazismu, di keluarga-keluarga muslim untuk menjadi orang yang memiliki kemampuan sebagai muzakki, bukan mustahik," kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief mengungkapkan ini adalah mimpi Lazismu. Setidaknya, tahun 2030, sudah dapat dihitung kontribusi Lazismu terhadap SDGs.
“Ada beberapa program yang relevan dengan Lazismu. Seperti pendidikan, no poverty, zero hunger, clean water and sanitation, dan sebagainya,” katanya.
Ke depan, Hilman berharap agar peserta rakernas diberikan kekuatan untuk merumuskan agenda strategis. Utamanya dalam merancang program-program Lazismu tahun 2021 hingga Muktamar Muhammadiyah.
"Semoga semangat kita terus bergelora karena ini merupakan kerja-kerja perjuangan dan kemanusiaan yang menuntut keikhlasan dari kita semua," katanya.
Rakernas Lazismu 2021 digelar pada 4-5 Desember 2020 secara daring. Selain Haedar dan Hilman, rakernas ini turut dihadiri seluruh amil dan peserta Lazismu Nasional di berbagai wilayah dan provinsi.
(dam)
tulis komentar anda