Gus Yaqut: Jangan Ikuti Tokoh yang Tak Pedulikan Keselamatan Jamaah
Minggu, 29 November 2020 - 15:43 WIB
REMBANG - Terus bertambahnya warga dan jamaah yang terpapar virus corona akibat kerumunan kegiatan pengajian dan pernikahan di kediaman Habib Rizieq Shihab membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor sangat prihatin. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai, kejadian ini membuktikan bahwa pelanggaran protokol kesehatan jelas berdampak pada semakin banyaknya kasus baru COVID-19.
"Kasus ini juga menunjukkan bahwa tokoh Petamburan tidak peduli dengan keselamatan jamaahnya," ujar Gus Yaqut, panggilan akrabnya saat memberikan orasi pada Apel Kebangsaan Virtual Banser, di Kabupaten Rembang, Minggu (29/11/2020).
Melihat besarnya pelanggaran ini, Gus Yaqut meminta agar kasus kerumunan di Petamburan ini menjadi yang pertama sekaligus terakhir. Sebab jika tidak diatasi, lanjutnya, maka rakyat kecil yang akan terus menjadi korban. ( )
Berpijak pada kasus di Petamburan ini, Gus Yaqut juga meminta pemerintah bisa bertindak tegas dan menjauhkan dari tawar menawar demi kepentingan politik atau apa pun.
"Tidak peduli yang melanggar itu habaib, wali kota, atau tokoh Ansor Banser sekali pun, jika melanggar harus ditindak," katanya di hadapan seluruh kader Ansor dan Banser se-Indonesia dan empat cabang luar negeri yakni Malaysia, Mesir, Korea Selatan, dan Taiwan dengan protokol kesehatan ketat, memakai masker, faceshield, dan menjaga jarak.
Sikap tegas pemerintah ini penting demi tegaknya peraturan yang telah disepakati bersama. Dengan bersikap tegas, maka kepercayaan rakyat terhadap pemerintah juga semakin kuat. Selain itu, keselamatan warga bangsa juga terjamin.
Gus Yaqut juga meminta kader Ansor dan Banser untuk mudah percaya dengan tokoh-tokoh yang menggunakan Islam untuk sarana kepentingan politiknya. ( )
"Islam dijadikan kedok untuk menguasai panggung politik. Buat kader Ansor Banser, terhadap orang seperti ini adalah, lawan mereka!," seru Gus Yaqut.
Menurutnya, saat pandemi ini, tokoh-tokoh agama harus bisa menjadi contoh dan teladan. Niat baik menggelar kegiatan keagamaan seperti Maulidan harus diimbangi dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan.
"Jangan hanya karena Maulid namun justru malah membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
"Kasus ini juga menunjukkan bahwa tokoh Petamburan tidak peduli dengan keselamatan jamaahnya," ujar Gus Yaqut, panggilan akrabnya saat memberikan orasi pada Apel Kebangsaan Virtual Banser, di Kabupaten Rembang, Minggu (29/11/2020).
Melihat besarnya pelanggaran ini, Gus Yaqut meminta agar kasus kerumunan di Petamburan ini menjadi yang pertama sekaligus terakhir. Sebab jika tidak diatasi, lanjutnya, maka rakyat kecil yang akan terus menjadi korban. ( )
Berpijak pada kasus di Petamburan ini, Gus Yaqut juga meminta pemerintah bisa bertindak tegas dan menjauhkan dari tawar menawar demi kepentingan politik atau apa pun.
"Tidak peduli yang melanggar itu habaib, wali kota, atau tokoh Ansor Banser sekali pun, jika melanggar harus ditindak," katanya di hadapan seluruh kader Ansor dan Banser se-Indonesia dan empat cabang luar negeri yakni Malaysia, Mesir, Korea Selatan, dan Taiwan dengan protokol kesehatan ketat, memakai masker, faceshield, dan menjaga jarak.
Sikap tegas pemerintah ini penting demi tegaknya peraturan yang telah disepakati bersama. Dengan bersikap tegas, maka kepercayaan rakyat terhadap pemerintah juga semakin kuat. Selain itu, keselamatan warga bangsa juga terjamin.
Gus Yaqut juga meminta kader Ansor dan Banser untuk mudah percaya dengan tokoh-tokoh yang menggunakan Islam untuk sarana kepentingan politiknya. ( )
"Islam dijadikan kedok untuk menguasai panggung politik. Buat kader Ansor Banser, terhadap orang seperti ini adalah, lawan mereka!," seru Gus Yaqut.
Menurutnya, saat pandemi ini, tokoh-tokoh agama harus bisa menjadi contoh dan teladan. Niat baik menggelar kegiatan keagamaan seperti Maulidan harus diimbangi dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan.
"Jangan hanya karena Maulid namun justru malah membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
(abd)
tulis komentar anda