Menag Minta Akademisi dan Kampus Jadi Garda Terdepan Dukung Wakaf Nasional
Selasa, 24 November 2020 - 11:44 WIB
JAKARTA - Survei Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan, saat ini literasi wakaf di masyarakat masih rendah. Sehingga, harus ada dukungan dari semua pihak terutama para akademisi dan kampus untuk mendukung perwakafan nasional.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan para akademisi dan kampus menjadi garda terdepan dalam mendukung perwakafan di Indonesia. “Salah satu dan harus berada di garda terdepan mendukung perwakafan adalah para akademisi dan kampus,” kata Menteri Agama, Fachrul Razi dalam sambutannya pada Wakaf Goes To Campus Virtual: Penguatan Literasi dan Jurnalistik Wakaf Produktif Menuju Masyarakat Sadar Wakaf untuk Indonesia Bermartabat, Selasa (24/11/2020). (Baca juga: BWI Dorong Kesadaran Kolektif Masyarakat untuk Berwakaf)
Penguatan literasi wakaf oleh BWI salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program Wakaf Goes To Campus Virtual. Menurut Fachrul, program ini juga sangat relevan dan sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Program Wakaf Goes To Campus yang diinisiasi oleh BWI dengan ragam kegiatannya sangat relevan dan sejalan dengan Tri Dharma perguruan tinggi. Terutama poin yang ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus pengembangan pemikiran keislaman, saya sangat berharap para akademisi dan juga mahasiswa dan mahasiswi berpartisipasi secara luas dalam perwakafan,” tambah Fachrul. (Baca juga: Menag: Wakaf Akan Jadi Lokomotif Kebangkitan Umat)
Selain itu, Fachrul juga mengatakan edukasi dan literasi wakaf perlu dimasukkan dalam kurikulum nasional, baik di tingkat sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. “Edukasi dan literasi wakaf sangat perlu dan mendesak untuk diwujudkan ke dalam bentuk perumusan ke dalam kurikulum nasional yang diberlakukan mulai tingkat sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Ini harus dijadikan komitmen dan keseriusan kita bersama untuk mempercepat ikhtiar terciptanya masyarakat sadar wakaf, wakaf society,” ungkap Fachrul. (Baca juga: Ma'ruf Amin: Wakaf Menjadi Pilar Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat)
Karenanya, kata Fachrul, program ini tidak dimaksudkan hanya untuk menarik sebanyak mungkin mahasiswa menjadi Wakif, tapi lebih dari itu untuk mengajak para mahasiswa membantu penguatan edukasi dan literasi wakaf di masyarakat. “Semoga kita semua diberikan kekuatan dan konsistensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Diberikan kekuatan dan konsistensi dalam berdakwah dan mengabdi kepada bangsa dan agama. Dengan dukungan semua elemen umat Insya Allah wakaf semakin kuat perannya dalam pembangunan nasional,” kata Fachrul.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan para akademisi dan kampus menjadi garda terdepan dalam mendukung perwakafan di Indonesia. “Salah satu dan harus berada di garda terdepan mendukung perwakafan adalah para akademisi dan kampus,” kata Menteri Agama, Fachrul Razi dalam sambutannya pada Wakaf Goes To Campus Virtual: Penguatan Literasi dan Jurnalistik Wakaf Produktif Menuju Masyarakat Sadar Wakaf untuk Indonesia Bermartabat, Selasa (24/11/2020). (Baca juga: BWI Dorong Kesadaran Kolektif Masyarakat untuk Berwakaf)
Penguatan literasi wakaf oleh BWI salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program Wakaf Goes To Campus Virtual. Menurut Fachrul, program ini juga sangat relevan dan sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Program Wakaf Goes To Campus yang diinisiasi oleh BWI dengan ragam kegiatannya sangat relevan dan sejalan dengan Tri Dharma perguruan tinggi. Terutama poin yang ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus pengembangan pemikiran keislaman, saya sangat berharap para akademisi dan juga mahasiswa dan mahasiswi berpartisipasi secara luas dalam perwakafan,” tambah Fachrul. (Baca juga: Menag: Wakaf Akan Jadi Lokomotif Kebangkitan Umat)
Selain itu, Fachrul juga mengatakan edukasi dan literasi wakaf perlu dimasukkan dalam kurikulum nasional, baik di tingkat sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. “Edukasi dan literasi wakaf sangat perlu dan mendesak untuk diwujudkan ke dalam bentuk perumusan ke dalam kurikulum nasional yang diberlakukan mulai tingkat sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Ini harus dijadikan komitmen dan keseriusan kita bersama untuk mempercepat ikhtiar terciptanya masyarakat sadar wakaf, wakaf society,” ungkap Fachrul. (Baca juga: Ma'ruf Amin: Wakaf Menjadi Pilar Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat)
Karenanya, kata Fachrul, program ini tidak dimaksudkan hanya untuk menarik sebanyak mungkin mahasiswa menjadi Wakif, tapi lebih dari itu untuk mengajak para mahasiswa membantu penguatan edukasi dan literasi wakaf di masyarakat. “Semoga kita semua diberikan kekuatan dan konsistensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Diberikan kekuatan dan konsistensi dalam berdakwah dan mengabdi kepada bangsa dan agama. Dengan dukungan semua elemen umat Insya Allah wakaf semakin kuat perannya dalam pembangunan nasional,” kata Fachrul.
(cip)
tulis komentar anda