Tangani Pandemi COVID-19, Indonesia Perlu Lakukan Diplomasi Vaksin
Senin, 11 Mei 2020 - 12:13 WIB
JAKARTA - Penggagas Kongres Diaspora Indonesia dan Penggagas Indonesia Diaspora Network, Dino Patti Djalal mengungkapkan untuk menangani pandemi virus Corona ( COVID-19 ) di Indonesia juga perlu kerja sama Internasional salah satunya dengan diplomasi vaksin.
“Untuk menganangani COVID-19 tidak bisa hanya lockdown atau PSBB, tapi juga harus ada faktor kerja sama internasionalnya,” ujar Dino dalam diskusi melalui sambungan teleconference dari Media Center Gugus Tercepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Kerja sama Internasional saat ini, kata Dino, dengan meningkatkan diplomasi vaksin COVID-19. “Kemudian kita juga harus meningkatkan diplomasi vaksin. Karena yang kita khawatir adalah masih ada satu tahun mungkin ya difinalkan, kemudian baru bisa diproduksi dan semua negara akan rebutan,” jelasnya. (Baca juga: Tes PCR Belum Penuhi Target, Jokowi Minta Tuntaskan Minggu Ini )
Pasalnya, lanjut Dino, jika tidak gencar untuk melakukan diplomasi vaksin ini maka akan sulit untuk didapatkan ketika sudah diproduksi. “Dan mungkin yang akan terkena yang paling sulit mendapatkan negara-negara berkembang,” ucapnya.
“Nah, pertanyaannya Indonesia ngantrinya ke berapa nih nanti pada saat vaksin mulai didistribusikan?” tanya mantan Wamenlu ini.
Dino pun menegaskan Indonesia harus segera mengencangkan diplomasi vaksin dengan negara Internasional. “Sementara ekonomi akan semakin melambat bahkan mungkin kita akan memasuki situasi krisis. Jadi kita harus mengencangkan diplomasi vaksin ini,” jelas dia.
Selain itu, Dino menilai Indonesia harus berperan untuk menjadikan WHO sebagai platform untuk negara-negara internasional saling kerja sama dalam mengatasi pandemi COVID-19. “Dan juga kalau bisa kita harus membuat WHO suatu platform internasional dimana semua negara dapat kerja sama. Jangan menjadikan WHO tempat bersaing secara negatif,” katanya.
Dino menambahkan sekarang sudah mulai bergerak roda-roda kerja sama baik di ASEAN, G20 maupun di PBB. “Dan waktu itu memang masih sangat minim di dunia internasional kerja samanya, karena semua negara masih bingung dan cenderung melindungi diri sendiri. Namun sekarang sudah mulai bergerak roda-roda kerja sama baik di ASEAN maupun di G20 maupun di PBB,” tutupnya.
“Untuk menganangani COVID-19 tidak bisa hanya lockdown atau PSBB, tapi juga harus ada faktor kerja sama internasionalnya,” ujar Dino dalam diskusi melalui sambungan teleconference dari Media Center Gugus Tercepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Kerja sama Internasional saat ini, kata Dino, dengan meningkatkan diplomasi vaksin COVID-19. “Kemudian kita juga harus meningkatkan diplomasi vaksin. Karena yang kita khawatir adalah masih ada satu tahun mungkin ya difinalkan, kemudian baru bisa diproduksi dan semua negara akan rebutan,” jelasnya. (Baca juga: Tes PCR Belum Penuhi Target, Jokowi Minta Tuntaskan Minggu Ini )
Pasalnya, lanjut Dino, jika tidak gencar untuk melakukan diplomasi vaksin ini maka akan sulit untuk didapatkan ketika sudah diproduksi. “Dan mungkin yang akan terkena yang paling sulit mendapatkan negara-negara berkembang,” ucapnya.
“Nah, pertanyaannya Indonesia ngantrinya ke berapa nih nanti pada saat vaksin mulai didistribusikan?” tanya mantan Wamenlu ini.
Dino pun menegaskan Indonesia harus segera mengencangkan diplomasi vaksin dengan negara Internasional. “Sementara ekonomi akan semakin melambat bahkan mungkin kita akan memasuki situasi krisis. Jadi kita harus mengencangkan diplomasi vaksin ini,” jelas dia.
Selain itu, Dino menilai Indonesia harus berperan untuk menjadikan WHO sebagai platform untuk negara-negara internasional saling kerja sama dalam mengatasi pandemi COVID-19. “Dan juga kalau bisa kita harus membuat WHO suatu platform internasional dimana semua negara dapat kerja sama. Jangan menjadikan WHO tempat bersaing secara negatif,” katanya.
Dino menambahkan sekarang sudah mulai bergerak roda-roda kerja sama baik di ASEAN, G20 maupun di PBB. “Dan waktu itu memang masih sangat minim di dunia internasional kerja samanya, karena semua negara masih bingung dan cenderung melindungi diri sendiri. Namun sekarang sudah mulai bergerak roda-roda kerja sama baik di ASEAN maupun di G20 maupun di PBB,” tutupnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda