Cuit Durian Nantang Mentimun, Menang Gak Kondang, Sudjiwo Tedjo Nyindir Siapa?
Jum'at, 20 November 2020 - 16:03 WIB
JAKARTA - Budayawan Sudjiwo Tedjo membuat pernyataan yang mengundang tanda tanya di akun Twitter-nya. Di tengah ramainya perbincangan soal pencopotan baliho raksasa bergambar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab oleh sejumlah orang berbaju loreng hijau yang belakangan diakui atas perintah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Sujiwo Tedjo tiba-tiba membuat pernyataan yang mengarah pada aksi personel TNI tersebut.
"Durian jangan diperintah nantang mentimun. Menang gak kondang. Kalah malu2in. Gak ada harga. Durian baiknya dihadap2kan dengan durian dari negeri lain. Ini baru bermartabat. Harga melawan harga," kicau pria bernama lengkap Agus Hadi Sudjiwo itu, dikutip SINDOnews, Jumat (20/11/2020).
Dirinya tidak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut, namun, sejumlah netizen memberikan komentar yang memang mengarah pada pencopotan baliho Habib Rizieq oleh sejumlah personel TNI. ( )
Akun @RobinHsinaga berkicau, "Tujuannya bukan menang atau kalah. Hasilnya sudah baik, lihat aja langsung mingkem. Kalo dihadap2kan sm yg setara ormas bisa berdarah2 jalanan. Toh TNI POLRI juga yg repot.."
Sementara akun @syafitri975 merespons, "Maaf pak budayawan @sudjiwotedjo kadang2 anjing jg di butuhkan oleh pengembala kambing untuk menakuti gembalanya agar lebih tertib."
Pernyataan budayawan yang juga dalang wayang ini mirip dengan pernyataan Politikus Partai Gerindra Fadli Zon di akun Twitter-nya, @FadliZon. "Bukan bersaing dengan negara asing, Pemerintah RI malah saingi Petamburan," kicaunya.
Lebih jauh mantan Wakil Ketua DPR itu mengatakan bahwa pencopotan baliho bukan menjadi wewenang TNI. Dia juga menyebut kembali istilah Dwifungsi ABRI yang ada pada era Orde Baru. ( )
"Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan n tupoksi TNI. Sebaiknya jgn semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lg "dwifungsi ABRI" imbangi "dwifungsi polisi"," kicau Fadli Zon.
Dalam kicauan sebelumnya, Fadli Zon juga menyebut bahwa langkah TNI mencopot baliho FPI justru merusak nama baik TNI sendiri. "Apa benar video-video ini? Kalau benar apa maksudnya? Jelas merusak nama baik TNI. Apalagi klu tujuannya menakut-takuti rakyat. Harus diusut!" kata Fadli Zon.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) pun ikut mengomentari langkah Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang mengakui memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho raksasa Habib Rizieq Shihab.
Melalui akun Twitter-nya, @hnurwahid, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membenarkan kicauan politikus Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebutkan bahwa seharusnya kekuatan pertahanan RI sudah waktunya untuk bersaing dengan negara-negara lainnya, bukan malah bersaing dengan FPI yang bermarkas di Petamburan, Jakarta Pusat.
"Betul. Kalau komitmennya adalah untuk pelaksanaan protokol kesehatan dan efektifitas atasi covid-19, mestinya Pemerintah tidak bersaing dg Gubernur DKI maupun dg HRS di Petamburan. Tapi mestinya satukan potensi unt menangkan kompetisi minimal samai New Zealand, Taiwan, German," kicau HNW.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
"Durian jangan diperintah nantang mentimun. Menang gak kondang. Kalah malu2in. Gak ada harga. Durian baiknya dihadap2kan dengan durian dari negeri lain. Ini baru bermartabat. Harga melawan harga," kicau pria bernama lengkap Agus Hadi Sudjiwo itu, dikutip SINDOnews, Jumat (20/11/2020).
Dirinya tidak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut, namun, sejumlah netizen memberikan komentar yang memang mengarah pada pencopotan baliho Habib Rizieq oleh sejumlah personel TNI. ( )
Akun @RobinHsinaga berkicau, "Tujuannya bukan menang atau kalah. Hasilnya sudah baik, lihat aja langsung mingkem. Kalo dihadap2kan sm yg setara ormas bisa berdarah2 jalanan. Toh TNI POLRI juga yg repot.."
Sementara akun @syafitri975 merespons, "Maaf pak budayawan @sudjiwotedjo kadang2 anjing jg di butuhkan oleh pengembala kambing untuk menakuti gembalanya agar lebih tertib."
Pernyataan budayawan yang juga dalang wayang ini mirip dengan pernyataan Politikus Partai Gerindra Fadli Zon di akun Twitter-nya, @FadliZon. "Bukan bersaing dengan negara asing, Pemerintah RI malah saingi Petamburan," kicaunya.
Lebih jauh mantan Wakil Ketua DPR itu mengatakan bahwa pencopotan baliho bukan menjadi wewenang TNI. Dia juga menyebut kembali istilah Dwifungsi ABRI yang ada pada era Orde Baru. ( )
"Apa urusannya Pangdam Jaya memerintahkan mencopot baliho? Di luar kewenangan n tupoksi TNI. Sebaiknya jgn semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lg "dwifungsi ABRI" imbangi "dwifungsi polisi"," kicau Fadli Zon.
Dalam kicauan sebelumnya, Fadli Zon juga menyebut bahwa langkah TNI mencopot baliho FPI justru merusak nama baik TNI sendiri. "Apa benar video-video ini? Kalau benar apa maksudnya? Jelas merusak nama baik TNI. Apalagi klu tujuannya menakut-takuti rakyat. Harus diusut!" kata Fadli Zon.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) pun ikut mengomentari langkah Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang mengakui memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho raksasa Habib Rizieq Shihab.
Melalui akun Twitter-nya, @hnurwahid, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membenarkan kicauan politikus Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebutkan bahwa seharusnya kekuatan pertahanan RI sudah waktunya untuk bersaing dengan negara-negara lainnya, bukan malah bersaing dengan FPI yang bermarkas di Petamburan, Jakarta Pusat.
"Betul. Kalau komitmennya adalah untuk pelaksanaan protokol kesehatan dan efektifitas atasi covid-19, mestinya Pemerintah tidak bersaing dg Gubernur DKI maupun dg HRS di Petamburan. Tapi mestinya satukan potensi unt menangkan kompetisi minimal samai New Zealand, Taiwan, German," kicau HNW.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
(abd)
tulis komentar anda