Dukung Masyumi, Ustaz Abdul Somad: Umat Sudah Putus Asa
Senin, 16 November 2020 - 08:54 WIB
JAKARTA - Dai kondang, Ustaz Abdul Somad (UAS) menekankan pentingnya politik Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas dasar itulah, ulama lulusan Universitas Al Azhar, Mesir ini mendukung keberadaan Partai Masyumi dalam kancah perpolitikan di Tanah Air.
”Saya akan mensupport sahabat-sahabat dari atas dan bawah, dari bawah saya akan menyadarkan umat tentang pentingnya politik Islam karena banyak umat yang sudah putus asa dengan politik Islam. Saking banyaknya politik Islam ditambah lagi dengan pelaku-pelaku politik Islam itu sendiri,” ujar UAS saat wawancara dengan wartawan senior, Karni Ilyas yang diunggah di channel Youtube, Karni Ilyas Club, Minggu (15/11/2020). (Baca juga: Ada Masyumi Reborn, Yusril Ingatkan Parpol Islam Ngos-ngosan karena Tak Ada Cukong)
UAS menjelaskan, dalam ilmu fiqih itu ada yang namanya siyasah (siasat) atau Al Khilafah, atau disebut juga dengan istilah Min Fiqh Al Daulah yang mengajarkan tentang politik Islam. Bahkan, ada seorang ulama besar mazhab Syafii yakni, Imam Al Mawardi yang menulis sebuah kitab khusus tentang politik Islam. ”Jadi ketika saya sebagai seorang ustaz, saat itu sebenarnya secara tersirat sedang mengatakan, hai ummat marilah menuju politik Islam karena Islam itu kaffah secara aspek dari mulai ibadahnya, muamalah ekonominya sampai kepada politiknya,” ucapnya. (Baca juga: Masyumi Reborn Bisa Besar jika Tawarkan Gagasan Istimewa dan Tokohnya Beri Teladan)
UAS menegaskan, politik Islam itu bersih. Untuk itu, dirinya mengajak umat untuk bisa membedakan perilaku umat Islam dengan politik Islam. ”Karena kalau ini (politik Islam) kita tinggalkan maka habislah suara kita. Kita akan menjadi mayoritas tapi dari perundang-undangan kita akan menjadi minoritas karena suara kita diambil oleh orang lain. Akan diambil oleh komunis, akan diambil oleh sekuler, liberal makanya umat Islam harus berperan di sana,” tegasnya. (Baca juga: Ditawari Jadi Anggota Majelis Syuro Masyumi, Ustaz Abdul Somad: Siap)
Untuk itu, dirinya berusaha menyadarkan dari bawah dan mengajak umat Islam supaya memilih pemimpinnya. Jangan sampai umat Islam tidak memberikan perannya mengingat mereka hidup di negara demokrasi. ”Pilihlah anggota yang mendukung perda syariah, pilihlah pemimpin yang memperdulikan ajaran Islam paling tidak menyuarakan peraturan atau sikap dia keberpihakan dia kepada Islam,” paparnya.
Sementara dukungan dari atas, kata UAS yakni, mengingatkan para mahasiswa yang akan berangkat ke Al Azhar Mesir dan Timur Tengah untuk menerapkan politik Islam setelah kembali ke Tanah Air. “Ketika kalian pulang, kalian punya bakat masing-masing ada yang akan menjadi bisnis, entrepreneur, ada yang akan membangun pondok pesantren, tapi ada di antara kalian yang menjadi politisi, politik praktis, langsung dia menjadi anggota DPD, DPR RI, kepala daerah dan sebagainya. Saya selalu pesankan kalian harus ambil peran politik. Kalau tidak, politik kita akan diambil orang,” tegasnya.
”Saya akan mensupport sahabat-sahabat dari atas dan bawah, dari bawah saya akan menyadarkan umat tentang pentingnya politik Islam karena banyak umat yang sudah putus asa dengan politik Islam. Saking banyaknya politik Islam ditambah lagi dengan pelaku-pelaku politik Islam itu sendiri,” ujar UAS saat wawancara dengan wartawan senior, Karni Ilyas yang diunggah di channel Youtube, Karni Ilyas Club, Minggu (15/11/2020). (Baca juga: Ada Masyumi Reborn, Yusril Ingatkan Parpol Islam Ngos-ngosan karena Tak Ada Cukong)
UAS menjelaskan, dalam ilmu fiqih itu ada yang namanya siyasah (siasat) atau Al Khilafah, atau disebut juga dengan istilah Min Fiqh Al Daulah yang mengajarkan tentang politik Islam. Bahkan, ada seorang ulama besar mazhab Syafii yakni, Imam Al Mawardi yang menulis sebuah kitab khusus tentang politik Islam. ”Jadi ketika saya sebagai seorang ustaz, saat itu sebenarnya secara tersirat sedang mengatakan, hai ummat marilah menuju politik Islam karena Islam itu kaffah secara aspek dari mulai ibadahnya, muamalah ekonominya sampai kepada politiknya,” ucapnya. (Baca juga: Masyumi Reborn Bisa Besar jika Tawarkan Gagasan Istimewa dan Tokohnya Beri Teladan)
UAS menegaskan, politik Islam itu bersih. Untuk itu, dirinya mengajak umat untuk bisa membedakan perilaku umat Islam dengan politik Islam. ”Karena kalau ini (politik Islam) kita tinggalkan maka habislah suara kita. Kita akan menjadi mayoritas tapi dari perundang-undangan kita akan menjadi minoritas karena suara kita diambil oleh orang lain. Akan diambil oleh komunis, akan diambil oleh sekuler, liberal makanya umat Islam harus berperan di sana,” tegasnya. (Baca juga: Ditawari Jadi Anggota Majelis Syuro Masyumi, Ustaz Abdul Somad: Siap)
Untuk itu, dirinya berusaha menyadarkan dari bawah dan mengajak umat Islam supaya memilih pemimpinnya. Jangan sampai umat Islam tidak memberikan perannya mengingat mereka hidup di negara demokrasi. ”Pilihlah anggota yang mendukung perda syariah, pilihlah pemimpin yang memperdulikan ajaran Islam paling tidak menyuarakan peraturan atau sikap dia keberpihakan dia kepada Islam,” paparnya.
Sementara dukungan dari atas, kata UAS yakni, mengingatkan para mahasiswa yang akan berangkat ke Al Azhar Mesir dan Timur Tengah untuk menerapkan politik Islam setelah kembali ke Tanah Air. “Ketika kalian pulang, kalian punya bakat masing-masing ada yang akan menjadi bisnis, entrepreneur, ada yang akan membangun pondok pesantren, tapi ada di antara kalian yang menjadi politisi, politik praktis, langsung dia menjadi anggota DPD, DPR RI, kepala daerah dan sebagainya. Saya selalu pesankan kalian harus ambil peran politik. Kalau tidak, politik kita akan diambil orang,” tegasnya.
(cip)
tulis komentar anda