Pembukaan Aktivitas Hanya Bisa Dilakukan Jika 2 Minggu Terakhir Kasus COVID-19 Menurun
Sabtu, 09 Mei 2020 - 18:58 WIB
JAKARTA - Pembukaan sektor-sektor ekonomi hanya bisa dibuka dengan protokol ketat dan secara bertahap. Itu bisa dilakukan apabila ada penurunan drastis kasus orang yang positif COVID-19.
Pakar Epidemiologi, Pandu Riono mengatakan pandemi COVID-19 ini akan diatasi sampai reda. Namun, tidak akan selesai atau tidak mungkin menghilangkan virusnya. Memang virus Sars Cov-II ini hanya bisa dihentikan setelah ada vaksinnya. Sementara itu, beberapa ahli menyatakan butuh waktu 18 bulan untuk menemukannya.
Pandu memprediksi jumlah kasus baru akan menurun drastis. Saat itulah, menurutnya, akan dilepas pembatasan-pembatasan yang selama ini diterapkan. Ada tiga langkah yang dijalankan dalam memberikan izin pengoperasian usaha pada sektor-sektor tertentu, yakni tahap awal, menengah, dan berikutnya.
“Waktu mencabut (larangan) dari paling ringan ke yang berikutnya harus dipastikan tidak ada kasus baru. Dengan demikian kita akan berdamai dengan virus,” tuturnya.
Ketika pembatasan itu mulai dibuka perlahan, masyarakat yang keluar rumah tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak boleh berkerumun. “Nanti yang tadinya kerja di rumah akan kembali ke kantor. Nanti sektor mana saja yang diizinkan, akan dicabut larangannya. Itu berarti kita harus tetap menerapkan perilaku-perilaku yang mengurangi risiko penularan,” terangnya saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (9/5/2020).
Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menyatakan pembukaan aktivitas masyarakat dan ekonomi ini hanya bisa dilakukan jika dalam dua minggu terakhir terjadi penurunan kasus positif COVID-19 secara drastis. Jika tidak terjadi maka tidak boleh ada pembukaan.
Belakangan ini muncul wacana pembukaan aktivitas publik. Indikasinya dari pernyataan-pernyataan pejabat negara, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Mahfud mengutarakan mengenai pelonggaran dan Budi menyatakan pembukaan seluruh moda transportasi.
Kementerian Perekonomian mengkaji membuka sektor industri pada awal Juni 2020. Terakhir, Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat berdamai dengan COVID-19.
Pandu menegaskan meskipun ada pembukaan sektor tertentu nantinya tetap dibatasi. Ia menyebut yang boleh beroperasi itu tidak berisiko dan tidak melayani masyarakat. Pandu mencontohkan bioskop itu terakhir dibukanya.
“Perbankan masih belum. Kerjanya yang tidak melayani masyarakat akan mulai dibuka. Sektor-sektor yang bukan jasa,” pungkasnya.
Pakar Epidemiologi, Pandu Riono mengatakan pandemi COVID-19 ini akan diatasi sampai reda. Namun, tidak akan selesai atau tidak mungkin menghilangkan virusnya. Memang virus Sars Cov-II ini hanya bisa dihentikan setelah ada vaksinnya. Sementara itu, beberapa ahli menyatakan butuh waktu 18 bulan untuk menemukannya.
Pandu memprediksi jumlah kasus baru akan menurun drastis. Saat itulah, menurutnya, akan dilepas pembatasan-pembatasan yang selama ini diterapkan. Ada tiga langkah yang dijalankan dalam memberikan izin pengoperasian usaha pada sektor-sektor tertentu, yakni tahap awal, menengah, dan berikutnya.
“Waktu mencabut (larangan) dari paling ringan ke yang berikutnya harus dipastikan tidak ada kasus baru. Dengan demikian kita akan berdamai dengan virus,” tuturnya.
Ketika pembatasan itu mulai dibuka perlahan, masyarakat yang keluar rumah tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak boleh berkerumun. “Nanti yang tadinya kerja di rumah akan kembali ke kantor. Nanti sektor mana saja yang diizinkan, akan dicabut larangannya. Itu berarti kita harus tetap menerapkan perilaku-perilaku yang mengurangi risiko penularan,” terangnya saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (9/5/2020).
Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menyatakan pembukaan aktivitas masyarakat dan ekonomi ini hanya bisa dilakukan jika dalam dua minggu terakhir terjadi penurunan kasus positif COVID-19 secara drastis. Jika tidak terjadi maka tidak boleh ada pembukaan.
Belakangan ini muncul wacana pembukaan aktivitas publik. Indikasinya dari pernyataan-pernyataan pejabat negara, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Mahfud mengutarakan mengenai pelonggaran dan Budi menyatakan pembukaan seluruh moda transportasi.
Kementerian Perekonomian mengkaji membuka sektor industri pada awal Juni 2020. Terakhir, Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat berdamai dengan COVID-19.
Pandu menegaskan meskipun ada pembukaan sektor tertentu nantinya tetap dibatasi. Ia menyebut yang boleh beroperasi itu tidak berisiko dan tidak melayani masyarakat. Pandu mencontohkan bioskop itu terakhir dibukanya.
“Perbankan masih belum. Kerjanya yang tidak melayani masyarakat akan mulai dibuka. Sektor-sektor yang bukan jasa,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda