Antisipasi Corona Saat Libur Panjang, Pemerintah Jangan Sekadar Mengimbau

Selasa, 27 Oktober 2020 - 16:53 WIB
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta semua pihak mewaspadai kemungkinan peningkatan kasus positif Covid-19 (virus Corona) setelah libur panjang pekan ini. Foto/SINDOnews/Dimas Rachmadan
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta semua pihak mewaspadai kemungkinan peningkatan kasus positif Covid-19 (virus Corona) setelah libur panjang pekan ini. Masyarakat kerap memanfaatkan libur panjang untuk berkegiatan di luar rumah, seperti berwisata dan berkunjung ke rumah saudara.

(Baca juga: Dalam 1 Tahun Bekerja, Jaksa Agung Selamatkan Uang Negara)

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan berkaca pada libur panjang pada Juli dan Agustus lalu yang terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Data Satgas Penanganan Covid-19, awal September lalu, terjadi lonjakan kasus baru sebesar 3.622 orang. Bahkan, naik signifikan sampai akhir September.

(Baca juga: Waspada Hujan dan Angin Dampak Siklon Tropis Molave)

Pergerakan orang selalu meningkat saat libur panjang. Berdasarkan data Quebic yang disediakan Unicef, ketika jumlah penduduk di rumah di atas 40 persen, tidak ada kasus yang muncul per hari. Bahkan, cenderung menurun sekitar 500 kasus per hari.



Sebaliknya, ketika masyarakat yang berada di rumah kurang dari 40 persen, ada penambahan kasus positif Corona 500 orang per hari. Kepatuhan masyarakat untuk tetap di rumah akan memberikan dampak besar dalam menekan penyebaran virus Sars Cov-II.

"Karena itu, pemerintah sampai pengelola tempat-tempat wisata tidak bisa hanya mengimbau agar masyarakat tidak berkerumun ketika liburan. Mutlak perlu berbagai strategi maupun pengaturan yang membuat masyarakat tidak menciptakan kerumunan yang berpotensi menyebarkan Covid-19," ujarnya melalui akun twitter @MardaniAliSera, Selasa (27/10/2020).

Dia mengingatkan masyarakat untuk jangan bosan mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker, dan menjaga jarak minimal 1 meter. Masyarakat perlu konsisten dalam melindungi diri dan menjalankan protokol kesehatan.

"Jika diabaikan, tidak hanya berpotensi terjadi lonjakan kasus positif Covid-19, akan ada klaster penyebaran Covid-19 di tempat wisata. lebih daripada itu, bisa menjadi peling terciptanya klaster penyebaran antar dan intra rumah tangga," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More