Kunjungan Prabowo ke Washington Perkuat Hubungan Indonesia-AS

Selasa, 20 Oktober 2020 - 07:30 WIB
Ketiga, lanjut Fadli, harus diakui pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap dinamika geopolitik. Tren kerja sama antar-negara menurun, lembaga-lembaga internasional kian diabaikan fungsinya, dan pada sisi sebaliknya ketegangan justru semakin meningkat.

Dia mengatakan, krisis yang terjadi di Semenanjung Korea, penurunan hubungan Amerika-Rusia, sikap agresif China dalam memobilisasi kekuatan militernya, ketegangan yang sempat memuncak di Laut China Selatan, semua itu telah memunculkan ketegangan yang serius di panggung hubungan internasional. Indonesia juga terkena dampaknya.

Apalagi, seperti tertuang di dalam dokumen kebijakan “Pivot to the Pacific atau Rebalancing toward Asia”, kawasan Asia-Pasifik merupakan kawasan prioritas dalam perencanaan militer, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi Amerika.

"Sebagai salah satu negara di kawasan Asia Pasifik, jika bisa memainkan kartu, Indonesia adalah aktor penting dalam peta kepentingan Amerika di Asia Pasifik," tandasnya.

Itulah sebabnya, kata dia, kunjungan kerja Prabowo sangat penting untuk menjaga posisi Indonesia sebagai aktor strategis di kawasan. "Kartu ini saya kira harus dipergunakan untuk kepentingan nasional. Prabowo punya kapasitas memainkan isu-isu semacam ini," tuturnya.

Sementara bagi Prabowo sebagai pribadi, lanjut dia, undangan ke Pentagon itu juga punya banyak arti penting. Prabowo selama ini selalu dikesankan sebagai tokoh kontroversial oleh beberapa negara.

"Dengan kunjungannya ke Washington DC, saya kira orang akan bisa menilai secara lebih dekat bahwa Prabowo tidaklah seperti yang mereka anggap sebelum ini," tuturnya.

Menurut Fadli, Prabowo salah satu tokoh militer yang punya komitmen kuat pada demokrasi, berlaga di panggung politik bukan dengan modal senjata, melainkan dengan kendaraan partai politik dan mengikuti proses pemilu.

Dengan memenuhi undangan AS ini, kata Fadli, Prabowo jadi memiliki kesempatan menunjukkan hal-hal itu secara langsung.

"Namun, keuntungan terbesar saya kira tetaplah untuk keperluan diplomasi pertahanan Indonesia. Sebagai pemimpin dari sebuah kementerian vital dengan alokasi anggaran besar, Pak Prabowo pasti ingin memastikan politik anggaran kita punya prinsip, tepat guna, efisien, dan ekonomis. Apalagi, di dalam pengadaan alutsista, pertimbangannya tidak semata-mata cepat dan efisien, namun harus ada juga pertimbangan geopolitik dan geostrateginya," tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More