BPTJ Dorong Kebiasaan Bersepeda Menjadi Budaya
Kamis, 15 Oktober 2020 - 11:46 WIB
JAKARTA - Selama masa Pandemi COVID-19, masyarakat kian sadar bahwa penggunaan sepeda sebagai alat transportasi bukan sekadar hobi atau memenuhi gaya hidup , tapi juga bisa bermanfaat untuk mendukung mobilitas. Kini, masyarakat kian terbiasa menjadikan sepeda sebagai alat transportasi alternatif, terutama untuk jarak-jarak yang masih terjangkau.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti menilai banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi merupakan fenomena positif. "Karena itu, BPTJ akan mengupayakan kebiasaan bersepeda masyarakat yang mulai tumbuh menjadi budaya bersepeda," katanya saat meninjau kesiapan Bus JR Conn yang menyediakan bagasi gratis bagi penumpang yang membawa sepeda lipat di Halte Hollywood Junction Jababeka, Cikarang Kabupaten Bekasi, Rabu (14/10/2020). Turut mendampingi Polana, Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo, perwakilan PPD, Sinar Jaya, dan PT Jababeka Infrastruktur.
Lebih lanjut Polana mengatakan, antusiasme masyarakat yang tinggi dalam bersepeda tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan selama masa pandemi, tapi juga menyangkut pada sistem transportasi massal perkotaan. ( )
Dalam sistem transportasi massal, kata Polana, bersepeda dan berjalan kaki merupakan bentuk dari Non Motorized Transportation (NMT) yang digunakan pada tahapan first mile dan last mile saat berproses menggunakan transportasi publik. "Pemanfaatan Non Motorized Transportation akan mendatangkan benefit kesehatan secara publik maupun personal. Secara publik akan mengurangi polusi dan secara personal akan meningkatkan gerak tubuh untuk kesehatan," katanya.
Menurut Polana, secara garis besar ada tiga manfaat utama NMT dengan bersepeda. Pertama, manfaat lingkungan hidup karena bisa menghemat BBM (bahan bakar minyak), mengurangi polusi udara dan kemacetan. Dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan di dunia, NMT menjadi bagian transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan alternatif transportasi yang lazim dikembangkan.
Kedua, manfaat ekonomi karena efisien biaya transportasi dan kemacetan, efisien biaya kesehatan, dan efisien kebutuhan parkir. Ketiga, manfaat sosial dan kesehatan, karena meningkatkan kualitas kesehatan, penurunan angka kecelakaan, peningkatan kualitas hubungan sosial dan peningkatan karakter (disiplin, mandiri dan tidak mudah menyerah). ( )
Dalam kunjungannya, Polana memberikan dua stiker, Naik JR Connextion Sepeda In-Aja dan Bersama Kita Terapkan 3M Dalam Bertransportasi. Dua stiker yang diberikan kepada para operator bus JR Conn, PPD dan Sinar Jaya akan ditempelkan pada badan bus dan kaca depan bus. Pembagian dua stiker tersebut merupakan bagian dari kampanye penerapan protokol kesehatan dalam transportasi publik.
Polana mengapresiasi para operator Bus JR Conn yang telah menyediakan bagasi gratis untuk penumpang yang membawa sepeda lipat.
"Mudah-mudahan ketersediaan bagasi gratis ini akan bisa segera dimanfaatkan penumpang yang ingin membawa sepeda lipatnya ke kantor atau tempat-tempat lainnya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata dia.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti menilai banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi merupakan fenomena positif. "Karena itu, BPTJ akan mengupayakan kebiasaan bersepeda masyarakat yang mulai tumbuh menjadi budaya bersepeda," katanya saat meninjau kesiapan Bus JR Conn yang menyediakan bagasi gratis bagi penumpang yang membawa sepeda lipat di Halte Hollywood Junction Jababeka, Cikarang Kabupaten Bekasi, Rabu (14/10/2020). Turut mendampingi Polana, Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo, perwakilan PPD, Sinar Jaya, dan PT Jababeka Infrastruktur.
Lebih lanjut Polana mengatakan, antusiasme masyarakat yang tinggi dalam bersepeda tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan selama masa pandemi, tapi juga menyangkut pada sistem transportasi massal perkotaan. ( )
Dalam sistem transportasi massal, kata Polana, bersepeda dan berjalan kaki merupakan bentuk dari Non Motorized Transportation (NMT) yang digunakan pada tahapan first mile dan last mile saat berproses menggunakan transportasi publik. "Pemanfaatan Non Motorized Transportation akan mendatangkan benefit kesehatan secara publik maupun personal. Secara publik akan mengurangi polusi dan secara personal akan meningkatkan gerak tubuh untuk kesehatan," katanya.
Menurut Polana, secara garis besar ada tiga manfaat utama NMT dengan bersepeda. Pertama, manfaat lingkungan hidup karena bisa menghemat BBM (bahan bakar minyak), mengurangi polusi udara dan kemacetan. Dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan di dunia, NMT menjadi bagian transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan alternatif transportasi yang lazim dikembangkan.
Kedua, manfaat ekonomi karena efisien biaya transportasi dan kemacetan, efisien biaya kesehatan, dan efisien kebutuhan parkir. Ketiga, manfaat sosial dan kesehatan, karena meningkatkan kualitas kesehatan, penurunan angka kecelakaan, peningkatan kualitas hubungan sosial dan peningkatan karakter (disiplin, mandiri dan tidak mudah menyerah). ( )
Dalam kunjungannya, Polana memberikan dua stiker, Naik JR Connextion Sepeda In-Aja dan Bersama Kita Terapkan 3M Dalam Bertransportasi. Dua stiker yang diberikan kepada para operator bus JR Conn, PPD dan Sinar Jaya akan ditempelkan pada badan bus dan kaca depan bus. Pembagian dua stiker tersebut merupakan bagian dari kampanye penerapan protokol kesehatan dalam transportasi publik.
Polana mengapresiasi para operator Bus JR Conn yang telah menyediakan bagasi gratis untuk penumpang yang membawa sepeda lipat.
"Mudah-mudahan ketersediaan bagasi gratis ini akan bisa segera dimanfaatkan penumpang yang ingin membawa sepeda lipatnya ke kantor atau tempat-tempat lainnya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata dia.
tulis komentar anda