Presiden Jokowi Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Buruk
Minggu, 04 Oktober 2020 - 01:55 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sejak awal aspek kesehatan masyarakat merupakan prioritas utama pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan. Ini prioritas," ujar Jokowi melalui pernyataan yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu, (3/10/2020). (Baca juga: Terus Bertambah, 11.055 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Menurut Jokowi beriringan dengan prioritas kesehatan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan tindakan untuk meminimalkan dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi. Karena menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas bukan berarti harus mengorbankan aspek ekonomi, pasalnya kedua hal itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas. "Jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil. Sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," katanya.
Jokowi menekankan selama berbulan-bulan, pemerintah selalu berupaya memperoleh dan menjaga keseimbangan itu melalui langkah-langkah dan kebijakan yang diambil. Ia menilai penanganan pandemi di Indonesia tidaklah buruk. "Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya," tegasnya. (Baca juga: Tak Ada yang Selamat dari Badai Corona, Menkeu: Semua Negara Bakal Resesi)
Jokowi kemudian memaparkan data terakhir per 2 Oktober misalnya, Indonesia berada pada posisi 23 di tingkat kasus positif Covid-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah sebanyak 295.499 kasus. Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan dengan Indonesia. Misalnya Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India dengan 6.397.896 kasus, Brazil dengan 4.849.229, dan Rusia dengan 1.194.643 kasus.
"Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul. Ini fakta. Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya (dalam situasi ini). Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah," imbuhnya. (Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Alasan Ekonomi Dunia Porak Poranda Dihantam Corona)
Untuk di kawasan Asia Tenggara, kata Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal 2 di 2020 mencatat pertumbuhan negatif 5,3% masih lebih terjaga dibanding negara-negara tetangga yang di antaranya Malaysia dengan minus 17,1%, Filipina dengan minus 16,5%, Singapura yang minus 13,2%, hingga Thailand dengan minus 12,12%. Sementara di tingkat global, juga banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif dengan angka yang jauh lebih besar seperti India yang bertumbuh negatif 23,9 persen hingga Amerika Serikat dengan pertumbuhan negatif 9,5%.
Karena itu Kepala Negara mengajak semua pihak untuk tidak kehilangan harapan dan tetap menjaga optimisme bahwa Indonesia dapat segera melalui tantangan besar ini. "Ini harus kita ambil hikmahnya agar kita juga tetap optimistis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus optimistis," tandas Jokowi.
"Kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan. Ini prioritas," ujar Jokowi melalui pernyataan yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu, (3/10/2020). (Baca juga: Terus Bertambah, 11.055 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Menurut Jokowi beriringan dengan prioritas kesehatan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan tindakan untuk meminimalkan dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi. Karena menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas bukan berarti harus mengorbankan aspek ekonomi, pasalnya kedua hal itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas. "Jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil. Sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," katanya.
Jokowi menekankan selama berbulan-bulan, pemerintah selalu berupaya memperoleh dan menjaga keseimbangan itu melalui langkah-langkah dan kebijakan yang diambil. Ia menilai penanganan pandemi di Indonesia tidaklah buruk. "Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya," tegasnya. (Baca juga: Tak Ada yang Selamat dari Badai Corona, Menkeu: Semua Negara Bakal Resesi)
Jokowi kemudian memaparkan data terakhir per 2 Oktober misalnya, Indonesia berada pada posisi 23 di tingkat kasus positif Covid-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah sebanyak 295.499 kasus. Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan dengan Indonesia. Misalnya Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India dengan 6.397.896 kasus, Brazil dengan 4.849.229, dan Rusia dengan 1.194.643 kasus.
"Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul. Ini fakta. Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya (dalam situasi ini). Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah," imbuhnya. (Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Alasan Ekonomi Dunia Porak Poranda Dihantam Corona)
Untuk di kawasan Asia Tenggara, kata Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal 2 di 2020 mencatat pertumbuhan negatif 5,3% masih lebih terjaga dibanding negara-negara tetangga yang di antaranya Malaysia dengan minus 17,1%, Filipina dengan minus 16,5%, Singapura yang minus 13,2%, hingga Thailand dengan minus 12,12%. Sementara di tingkat global, juga banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif dengan angka yang jauh lebih besar seperti India yang bertumbuh negatif 23,9 persen hingga Amerika Serikat dengan pertumbuhan negatif 9,5%.
Karena itu Kepala Negara mengajak semua pihak untuk tidak kehilangan harapan dan tetap menjaga optimisme bahwa Indonesia dapat segera melalui tantangan besar ini. "Ini harus kita ambil hikmahnya agar kita juga tetap optimistis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus optimistis," tandas Jokowi.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda