Di Sidang Majelis Umum PBB ke-75 Siti Nurbaya Ajak Dunia Jaga Bumi
Kamis, 01 Oktober 2020 - 11:01 WIB
JAKARTA - Dalam Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati yang dilaksanakan di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75, semalam, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, mewakili Presiden RI menegaskan, kita harus senantiasa menjadikan bumi sebagai tempat yang layak bagi semua mahluk, untuk hidup dengan harmonis.
(Baca juga: 1 WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas, Farhan: Kami Sangat Terpukul)
"Untuk Indonesia, pendekatan One Health yang memadukan Healthy Environment, Healthy Animal dan Healthy People adalah pendekatan yang sesuai dengan kondisi global saat ini," ujar Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2020).
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
Pertemuan dilakukan dalam bentuk daring karena dunia masih dilanda pandemi, Siti mengatakan, pendekatan ini mendasari kebijakan Indonesia di bidang keanekaragaman hayati antara lain penetapan sekitar 66 juta hektare dari 120 juta hektare kawasan hutan, atau 35% dari 190 juta hektare luas daratan, serta menetapkan 23,38 juta hektare atau 7,19% dari luas wilayah laut, sebagai kawasan yang dilindungi.
Indonesia juga menguatkan fungsi HCVF di 1,34 juta hektare konsesi dan mengonsolidasikan habitat satwa yang terfragmentasi untuk keselamatan spesies.
Selain itu, Indonesia telah berhasil meningkatkan populasi beberapa spesies langka, antara lain Badak Jawa, Gajah Sumatra, Harimau Sumatra, dan Curik Bali. Indonesia juga telah mengembangkan 3 jenis bioprospeksi, yaitu: Isolat bakteri Anti-frost; Anti-cancer; dan jamur bernilai ekonomi tinggi.
Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 tersebut bertema 'Urgent Action on Biodiversity for Sustainable Development'.
"Pertemuan ini menyoroti urgensi tindakan pada tingkat tertinggi dalam mendukung Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Pasca 2020 yang berkontribusi pada Agenda 2030 dan mewujudkan Visi 2050 Keanekaragaman Hayati Living in Harmony with Nature," ucap Siti.
(Baca juga: 1 WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas, Farhan: Kami Sangat Terpukul)
"Untuk Indonesia, pendekatan One Health yang memadukan Healthy Environment, Healthy Animal dan Healthy People adalah pendekatan yang sesuai dengan kondisi global saat ini," ujar Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2020).
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
Pertemuan dilakukan dalam bentuk daring karena dunia masih dilanda pandemi, Siti mengatakan, pendekatan ini mendasari kebijakan Indonesia di bidang keanekaragaman hayati antara lain penetapan sekitar 66 juta hektare dari 120 juta hektare kawasan hutan, atau 35% dari 190 juta hektare luas daratan, serta menetapkan 23,38 juta hektare atau 7,19% dari luas wilayah laut, sebagai kawasan yang dilindungi.
Indonesia juga menguatkan fungsi HCVF di 1,34 juta hektare konsesi dan mengonsolidasikan habitat satwa yang terfragmentasi untuk keselamatan spesies.
Selain itu, Indonesia telah berhasil meningkatkan populasi beberapa spesies langka, antara lain Badak Jawa, Gajah Sumatra, Harimau Sumatra, dan Curik Bali. Indonesia juga telah mengembangkan 3 jenis bioprospeksi, yaitu: Isolat bakteri Anti-frost; Anti-cancer; dan jamur bernilai ekonomi tinggi.
Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 tersebut bertema 'Urgent Action on Biodiversity for Sustainable Development'.
"Pertemuan ini menyoroti urgensi tindakan pada tingkat tertinggi dalam mendukung Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Pasca 2020 yang berkontribusi pada Agenda 2030 dan mewujudkan Visi 2050 Keanekaragaman Hayati Living in Harmony with Nature," ucap Siti.
tulis komentar anda