Saudi Buka Umrah Bertahap, Konjen Jeddah: Biaya Akan Lebih Mahal
Rabu, 23 September 2020 - 23:45 WIB
JAKARTA - Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan akan membuka ibadah umrah secara bertahap. Sebagai tahap awal yang dimulai 4 Oktober 2020, ibadah umrah hanya diperuntukkan bagi warga Saudi dan para mukimin atau ekspatriat yang telah berada di negara tersebut.
Konjen RI di Jeddah, Eko Hartono membenarkan adanya pembukaan ibadah umrah secara bertahap pemerintah Arab Saudi. Untuk tahap pertama, kerajaan hanya memberikan kuota 30% dari kapasitas normal atau sekitar 6.000 orang. Itu pun khusus bagi WN Saudi dan para mukimin.
"Kedua, mulai 18 Oktober 2020 untuk WN Saudi dan mukimin, tapi kuota 75% atau sekitar 15.000 orang," kata Eko dalam pesan singkat yang diterima SINDOnews, Rabu (23/9/2020). ( )
Tahap ketiga akan dimulai 1 November 2020. Pada tahap ini Arab Saudi menerima kedatangan warga negara asing. Kapasitas yang diberikan full atau sekitar 20.000 di Masjidilharam dan 60.000 di Masjid Nabawi, Madinah.
"Tapi jamaah asing ini sesuai perkembangan COVID di masing-masing negara. Semoga Indonesia nanti juga tidak termasuk yang di-suspend dulu," katanya.
Menurut Konjen, meski belum membuka dari luar negara, tapi tidak ada salah jamaah umrah Indonesia mempersiapkan diri, seperti melakukan tes PCR. Konjen yakin setiap jamaah nantinya perlu membawa hasil PCR yang negatif. ( )
"Selain itu, biaya akan lebih mahal dari biasanya. Ini karena adanya distancing tersebut, jadi jumlah jamaah dibatasi," kata Eko Hartono.
Konjen RI di Jeddah, Eko Hartono membenarkan adanya pembukaan ibadah umrah secara bertahap pemerintah Arab Saudi. Untuk tahap pertama, kerajaan hanya memberikan kuota 30% dari kapasitas normal atau sekitar 6.000 orang. Itu pun khusus bagi WN Saudi dan para mukimin.
"Kedua, mulai 18 Oktober 2020 untuk WN Saudi dan mukimin, tapi kuota 75% atau sekitar 15.000 orang," kata Eko dalam pesan singkat yang diterima SINDOnews, Rabu (23/9/2020). ( )
Tahap ketiga akan dimulai 1 November 2020. Pada tahap ini Arab Saudi menerima kedatangan warga negara asing. Kapasitas yang diberikan full atau sekitar 20.000 di Masjidilharam dan 60.000 di Masjid Nabawi, Madinah.
"Tapi jamaah asing ini sesuai perkembangan COVID di masing-masing negara. Semoga Indonesia nanti juga tidak termasuk yang di-suspend dulu," katanya.
Menurut Konjen, meski belum membuka dari luar negara, tapi tidak ada salah jamaah umrah Indonesia mempersiapkan diri, seperti melakukan tes PCR. Konjen yakin setiap jamaah nantinya perlu membawa hasil PCR yang negatif. ( )
"Selain itu, biaya akan lebih mahal dari biasanya. Ini karena adanya distancing tersebut, jadi jumlah jamaah dibatasi," kata Eko Hartono.
(abd)
tulis komentar anda