BPIP: Toleransi dan Inovasi Kata Kunci Indonesia Maju
Senin, 21 September 2020 - 11:03 WIB
GORONTALO - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Hariyono, meyakini toleransi dan inovasi sebagai kata kunci Indonesia Maju. Menurutnya kata kunci yang saat ini dikembangkan BPIP itu diambil dari butir-butir pembukaan Undang-undang 1945.
"Dengan toleransi bisa satu dan dengan inovasi kita bisa maju. Ini kita ambil dari sebagaimana pembukaan Undang-undang 1945 yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur," ucapnya saat membuka Deklarasi Forum Pemuka Masyarakat Cinta Desa di Gorontalo, (19/9/2020).
Menurutnya Pancasila sebagai falsafah dasar Negara hal yang sangat relevan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia. Meskipun masih banyak warga negara belum diberikan sosialisasi tetapi perilaku hidupnya sudah sesuai nilai-nilai Pancasila. "Dan kami semakin yakin, bahwa Pancasila sebagai falsafah dasar negara itu relevan dengan falsafah bangsa Indonesia," ucapnya.
Hal tersebut merupakan salah satu inspirasi BPIP dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. Sehingga tidak berhenti sebagai sebuah sarana toleransi sosial. "Inilah yang akan menjadi inspirasi BPIP. Pancasila tidak berhenti sebagai sebuah sarana toleransi sosial, tetapi juga Pancasila bisa bawa kemajuan bangsa Indonesia," terangnya.
Dirinya juga menekankan Pancasila dipilih supaya keberagaman menjadi satu dan Indonesia menjadi maju. "Ini saya tekankan, karena menurut pendiri bangsa kita, Pancasila dipilih itu agar keberagaman supaya menjadi satu dan Pancasila juga diciptakan agar Indonesia bisa maju," tegasnya.
Dirinya juga berharap dengan toleransi dan inovasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan oleh setiap lembaga pendidikan. "Meskipun demikian inovasi tidak akan berkembang, jika tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengaku bangga dengan Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. "Cara penyambutan yang ada di Desa Banuroja mencerminkan wajah Indonesia yang penuh kedamaian dan saling menghargai," katanya.
Ini yang harus ditanamkan dari hari ke hari kepada generasi penerus. "Saya yakin pemerintah tidak akan banyak pekerjaan. Kenapa, karena warganya betul-betul bisa saling menghargai. Saat ini, tugas pemerintah setempat adalah bagaimana membawa Desa Banuroja dan desa-desa lain mendunia, tidak hanya diketahui oleh masyarakat tetapi dunia harus melek tentang desa-desa di Indonesia agar supaya ada keseimbangan informasi", jelasnya.
"Dengan toleransi bisa satu dan dengan inovasi kita bisa maju. Ini kita ambil dari sebagaimana pembukaan Undang-undang 1945 yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur," ucapnya saat membuka Deklarasi Forum Pemuka Masyarakat Cinta Desa di Gorontalo, (19/9/2020).
Menurutnya Pancasila sebagai falsafah dasar Negara hal yang sangat relevan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia. Meskipun masih banyak warga negara belum diberikan sosialisasi tetapi perilaku hidupnya sudah sesuai nilai-nilai Pancasila. "Dan kami semakin yakin, bahwa Pancasila sebagai falsafah dasar negara itu relevan dengan falsafah bangsa Indonesia," ucapnya.
Hal tersebut merupakan salah satu inspirasi BPIP dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. Sehingga tidak berhenti sebagai sebuah sarana toleransi sosial. "Inilah yang akan menjadi inspirasi BPIP. Pancasila tidak berhenti sebagai sebuah sarana toleransi sosial, tetapi juga Pancasila bisa bawa kemajuan bangsa Indonesia," terangnya.
Dirinya juga menekankan Pancasila dipilih supaya keberagaman menjadi satu dan Indonesia menjadi maju. "Ini saya tekankan, karena menurut pendiri bangsa kita, Pancasila dipilih itu agar keberagaman supaya menjadi satu dan Pancasila juga diciptakan agar Indonesia bisa maju," tegasnya.
Dirinya juga berharap dengan toleransi dan inovasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan oleh setiap lembaga pendidikan. "Meskipun demikian inovasi tidak akan berkembang, jika tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengaku bangga dengan Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. "Cara penyambutan yang ada di Desa Banuroja mencerminkan wajah Indonesia yang penuh kedamaian dan saling menghargai," katanya.
Ini yang harus ditanamkan dari hari ke hari kepada generasi penerus. "Saya yakin pemerintah tidak akan banyak pekerjaan. Kenapa, karena warganya betul-betul bisa saling menghargai. Saat ini, tugas pemerintah setempat adalah bagaimana membawa Desa Banuroja dan desa-desa lain mendunia, tidak hanya diketahui oleh masyarakat tetapi dunia harus melek tentang desa-desa di Indonesia agar supaya ada keseimbangan informasi", jelasnya.
(alf)
tulis komentar anda