Kematian Akibat Covid Tinggi, Gubernur Jateng Minta Penderita Gula Darah-Hipertensi Tetap di Rumah
Jum'at, 18 September 2020 - 15:08 WIB
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada masyarakat yang memiliki penyakit gula darah dan hipertensi untuk tetap di rumah. Ganjar menyebut dua komorbid tersebut merupakan penyebab tertinggi kematian akibat Covid-19 di wilayahnya.
Berdasar data yang diterimanya, sumbangan kasus meninggal pasien Covid-19 dengan komorbid gula darah tinggi di Jawa Tengah sebesar 39,9 persen. Sementara pasien Covid-19 yang meninggal disertai komorbid hipertensi sebanyak 32,0 persen.
"Saya ingatkan kepada masyarakat, yang merasa memiliki gula darah tinggi, hipertensi jangan klayaban (berkeliaran). Lebih baik di rumah saja. Sebab, dua penyakit ini yang paling tinggi menyebabkan angka kematian selama pandemi Covid-19 di Jawa Tengah," tegas Ganjar saat memimpin upacara pembagian masker di halaman Mapolda Jateng, Semarang, Jumat (18/9/2020).
Acara tersebut tampak dihadiri Komisi III DPR RI. Sedangkan, komunitas yang hadir antara lain, komunitas sepeda, komunitas motor, mobil, ojek online, pedagang pasar dan lain sebagainya. Turut pula dibagikan kepada Babinsa dan Babhinkamtibmas di seluruh Jawa Tengah.
Ia mengungkapkan, dalam dua minggu ke depan, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk menekan angka penularan, angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 di Jawa Tengah.
"Tidak bisa hanya pemerintah, makanya saya senang hari ini ada komunitas yang dilibatkan. Bantuan dari komunitas ini sangat penting, untuk menyosialisasikan sampai tingkat terkecil. Komunitas adalah pionir, agen untuk sosialisasi kepada orang-orang terdekat," tegasnya.
Gubernur Jateng menyatakan bahwa,ujung tombak memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah diri kita sendiri. Masyarakat bisa menjadi pahlawan, dengan berperang melawan Covid-19 menggunakan kebiasaan baru.
"Tentara melawan Covid-19 ini ya kita sendiri. Dokter dan tenaga kesehatan itu benteng terakhir. Bagaimana cara berjuangnya, mudah yakni hanya dengan tertib menerapkan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun," terangnya.
Sementara itu, pimpinan Komisi III DPR RI, Adies Kadir mengapresiasi upaya Jawa Tengah dalam menekan angka penularan Covid-19. Seluruh jajaran birokrasinya, baik Gubernur, TNI, Polri dan komunitas semuanya bersatu dalam upaya ini.
"Ini langkah bagus, semuanya dilibatkan termasuk komunitas. Semua harus turun sosialisasi pada masyarakat agar tidak menganggap remeh virus ini," ujar Adies.
Pihaknya juga berharap penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan terus digalakkan. Di sisi lain, politikus Golkar itu meminta agar penerapan sanksi diseragamkan.
"Kalau bisa sanksinya yang sama, dan bisa memberikan efek jera. Jangan beda-beda, di daerah sana disuruh nyapu, di sini disuruh nyanyi dan lainnya. Kalau bisa disamakan, agar bisa terukur," tandasnya.
Berdasar data yang diterimanya, sumbangan kasus meninggal pasien Covid-19 dengan komorbid gula darah tinggi di Jawa Tengah sebesar 39,9 persen. Sementara pasien Covid-19 yang meninggal disertai komorbid hipertensi sebanyak 32,0 persen.
"Saya ingatkan kepada masyarakat, yang merasa memiliki gula darah tinggi, hipertensi jangan klayaban (berkeliaran). Lebih baik di rumah saja. Sebab, dua penyakit ini yang paling tinggi menyebabkan angka kematian selama pandemi Covid-19 di Jawa Tengah," tegas Ganjar saat memimpin upacara pembagian masker di halaman Mapolda Jateng, Semarang, Jumat (18/9/2020).
Acara tersebut tampak dihadiri Komisi III DPR RI. Sedangkan, komunitas yang hadir antara lain, komunitas sepeda, komunitas motor, mobil, ojek online, pedagang pasar dan lain sebagainya. Turut pula dibagikan kepada Babinsa dan Babhinkamtibmas di seluruh Jawa Tengah.
Ia mengungkapkan, dalam dua minggu ke depan, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk menekan angka penularan, angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan Covid-19 di Jawa Tengah.
"Tidak bisa hanya pemerintah, makanya saya senang hari ini ada komunitas yang dilibatkan. Bantuan dari komunitas ini sangat penting, untuk menyosialisasikan sampai tingkat terkecil. Komunitas adalah pionir, agen untuk sosialisasi kepada orang-orang terdekat," tegasnya.
Gubernur Jateng menyatakan bahwa,ujung tombak memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah diri kita sendiri. Masyarakat bisa menjadi pahlawan, dengan berperang melawan Covid-19 menggunakan kebiasaan baru.
"Tentara melawan Covid-19 ini ya kita sendiri. Dokter dan tenaga kesehatan itu benteng terakhir. Bagaimana cara berjuangnya, mudah yakni hanya dengan tertib menerapkan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun," terangnya.
Sementara itu, pimpinan Komisi III DPR RI, Adies Kadir mengapresiasi upaya Jawa Tengah dalam menekan angka penularan Covid-19. Seluruh jajaran birokrasinya, baik Gubernur, TNI, Polri dan komunitas semuanya bersatu dalam upaya ini.
"Ini langkah bagus, semuanya dilibatkan termasuk komunitas. Semua harus turun sosialisasi pada masyarakat agar tidak menganggap remeh virus ini," ujar Adies.
Pihaknya juga berharap penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan terus digalakkan. Di sisi lain, politikus Golkar itu meminta agar penerapan sanksi diseragamkan.
"Kalau bisa sanksinya yang sama, dan bisa memberikan efek jera. Jangan beda-beda, di daerah sana disuruh nyapu, di sini disuruh nyanyi dan lainnya. Kalau bisa disamakan, agar bisa terukur," tandasnya.
(ars)
Lihat Juga :
tulis komentar anda