Mobilitas Penduduk Berkontribusi Terhadap Penambahan Kasus Covid-19

Jum'at, 11 September 2020 - 14:21 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan mobilitas penduduk berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan mobilitas penduduk berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Wiku pun membandingkan data mobilitas penduduk saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan PSBB transisi yang diberlakukan di DKI Jakarta. “Jadi kalau kita lihat antara PSBB dan PSBB transisi terlihat sekali pada PSBB garis-garisnya (pergerakan mobilitas penduduk) tidak terlalu padat, cukup padat tapi tidak terlalu padat dan kelihatan relatif merata di Pulau Jawa,” katanya dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Sementara terlihat mobilitas penduduk pada saat diberlakukan PSBB transisi di DKI Jakarta. Dimana terjadi mobilitas penduduk dari Jakarta ke berbagai wilayah di Pulau Jawa. “Tetapi pada saat PSBB transisi, yang melakukan PSBB transisi kan sebenarnya adalah DKI Jakarta. Tapi kalau kita lihat gambarnya itu padat sekali ke seluruh Pulau Jawa,” kata dia. (Baca juga: Ruang Perawatan Penuh, Pasien Suspect COVID-19 RSU Tangsel Meninggal Dalam Tenda Darurat)



Efek mobilitas penduduk dari diberlakukannya PSBB transisi di Jakarta yakni terjadi penambahan kasus di Pulau Jawa dan Bali. Ini berkontribusi terhadap penambahan kasus secara nasional. “Jadi rupanya efek dari mobilitas penduduk karena adanya PSBB transisi di Jakarta ternyata punya efek ke berbagai wilayah di Pulau Jawa. Jadi kalau kita lihat dari kasus-kasus nya juga demikian pula jadi kasus di Pulau Jawa dan Bali itu per tanggal 10 September itu kontribusi terhadap kasus nasionalnya adalah 64,18%,” jelas Wiku. (Baca juga: Soal PSBB di DKI, Satgas: Mundur Satu Langkah untuk Melangkah ke Depan)

Hal ini juga memengaruhi perubahan zonasi risiko Covid-19 di Indonesia. “Kalau kita lihat dari zonasi yang ada sekarang, pada saat ini ada dari 65 kabupaten kota menjadi 70 kabupaten kota menjadi zona merah. Jadi pertambahan zona merah nya ada 5 kabupaten kota. Kemudian zona orange yaitu risiko sedang dari 230 kabupaten kota menjadi 267 kabupaten kota. Jadi meningkat sebenarnya. Sedangkan zona kuning risiko rendah ini menurun dari 151 menjadi 114 kabupaten kota. Bisa saja menurun karena berpindah menjadi zona orange,” kata Wiku.

Dari data tersebut, kata Wiku terlihat bahwa aktivitas mobilitas penduduk berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19. “Jadi terlihat bahwa aktivitas penduduk mobilitas penduduk itu berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus. Inilah yang gunanya kita mengamati mobilitas penduduk adalah kita tahu bahwa ternyata mobilitas penduduk berkontribusi pada peningkatan kasus,” jelasnya.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More