Arteria Dahlan Bantah Kakeknya Tokoh Pendiri PKI di Sumbar
Rabu, 09 September 2020 - 20:56 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Arteria Dahlan membantah tudingan yang disampaikan wartawan senior Hasril Chaniago pada acara diskusi televisi swasta di Jakarta, Selasa (8/9/2020) malam, dan menjadi sorotan publik. Menurut Hasril Chaniago, kakek Arteria Dahlan yang bernama Bachtarudin adalah tokoh PKI yang ikut mendirikan Partai Komunis Indonesia ( PKI ) di Sumatera Barat (Sumbar).
Melalui keterangan tertulis, politikus PDI Perjuangan ini menyebutkan bahwa kakek dan neneknya, termasuk ayah dan ibunya berasal dari Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. "Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI," katanya, Rabu (9/9/2020).
Arteria menyebut bahwa kakeknya dari pihak ibu, H Wahab Syarif, adalah seorang pedagang tekstil di Tanah Abang yang masuk Jakarta pada 1950. Bahkan, dia menyebut rumah kakeknya adalah tempat berlabuhnya para perantau Minang saat tiba di Jakarta, sebelum mereka memiliki rumah sendiri. Sementara neneknya, Hj Lamsiar adalah ibu rumah tangga biasa yang melahirkan 7 anak. Sebanyak 6 di antaranya menjadi pedagang di Tanah Abang dan satu orang berprofesi sebagai guru, yakni Hj Wasniar yang menjadi guru SD Perguruan Cikini, lalu menjadi guru Tata Boga di SMKN 30 Pakubuwono, Jakarta Selatan. Dia adalah ibu dari Arteria Dahlan. (
)
Sementara sang kakek dari pihak ayah bernama H Dahlan bin Ali, pedagang di Sumbar dan sang nenek bernama Hj Dahniar Yahya atau biasa disebut Ibu Nian, tokoh Masyumi, satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau yang lebih dari 50 tahun lamanya sampai 1983 menjadi guru ngaji tiga generasi.
"Seluruh orang Maninjau di Kukuban pernah mengaji ke Bu Nian. Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Soekarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya, H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta," tuturnya.
Sang ayah juga pernah mendaftar Akpol, tapi pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. "Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Jujur ayah korban politik Orla (Ode Lama). Waktu awal masuk PDIP, dia agak keberatan. Tapi setelah beberapa lama, justru dia yang ikut aktif kampanye PDIP di Sumbar di tahun 2009. Sayang ayah tidak melihat saya seperti sekarang ini karena sudah almarhum," katanya.
Arteria menyebutkan bahwa memang ada tokoh PKI dari Maninjau bernama Bakhtarudin. Namun, tokoh tersebut disebutnya tidak ada hubungan kekeluargaan dengan kakek dan neneknya, baik dari pihak ayah maupun ibu. ( )
Bantahan senada juga disampaikan adik dari ibu Arteria Dahlan, Auzal Halim, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang. Menurut Auzal Halim, tidak benar Arteria Dahlan mempunyai kakek bernama Bachtarudin.
"Tidak benar kakek Arteria Dahlan adalah tokoh yang mendirikan Partai PKI, karena tidak ada kakeknya yang bernama Bachtaruddin, seperti yang disebutkan Hasril Chaniago," kata Auzul Halim.
Melalui keterangan tertulis, politikus PDI Perjuangan ini menyebutkan bahwa kakek dan neneknya, termasuk ayah dan ibunya berasal dari Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. "Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI," katanya, Rabu (9/9/2020).
Arteria menyebut bahwa kakeknya dari pihak ibu, H Wahab Syarif, adalah seorang pedagang tekstil di Tanah Abang yang masuk Jakarta pada 1950. Bahkan, dia menyebut rumah kakeknya adalah tempat berlabuhnya para perantau Minang saat tiba di Jakarta, sebelum mereka memiliki rumah sendiri. Sementara neneknya, Hj Lamsiar adalah ibu rumah tangga biasa yang melahirkan 7 anak. Sebanyak 6 di antaranya menjadi pedagang di Tanah Abang dan satu orang berprofesi sebagai guru, yakni Hj Wasniar yang menjadi guru SD Perguruan Cikini, lalu menjadi guru Tata Boga di SMKN 30 Pakubuwono, Jakarta Selatan. Dia adalah ibu dari Arteria Dahlan. (
Baca Juga
Sementara sang kakek dari pihak ayah bernama H Dahlan bin Ali, pedagang di Sumbar dan sang nenek bernama Hj Dahniar Yahya atau biasa disebut Ibu Nian, tokoh Masyumi, satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau yang lebih dari 50 tahun lamanya sampai 1983 menjadi guru ngaji tiga generasi.
"Seluruh orang Maninjau di Kukuban pernah mengaji ke Bu Nian. Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Soekarno karena diduga terlibat PRRI saat itu. Ayah saya, H Zaini Dahlan, guru di beberapa SMA dan ketua salah satu yayasan pendidikan swasta," tuturnya.
Sang ayah juga pernah mendaftar Akpol, tapi pada tes terakhir ditolak karena terindikasi Masyumi dan PRRI. "Ayah saya lama di Yogya karena sempat kuliah di Farmasi UGM, sempat pula mengajar di SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Jujur ayah korban politik Orla (Ode Lama). Waktu awal masuk PDIP, dia agak keberatan. Tapi setelah beberapa lama, justru dia yang ikut aktif kampanye PDIP di Sumbar di tahun 2009. Sayang ayah tidak melihat saya seperti sekarang ini karena sudah almarhum," katanya.
Arteria menyebutkan bahwa memang ada tokoh PKI dari Maninjau bernama Bakhtarudin. Namun, tokoh tersebut disebutnya tidak ada hubungan kekeluargaan dengan kakek dan neneknya, baik dari pihak ayah maupun ibu. ( )
Bantahan senada juga disampaikan adik dari ibu Arteria Dahlan, Auzal Halim, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang. Menurut Auzal Halim, tidak benar Arteria Dahlan mempunyai kakek bernama Bachtarudin.
"Tidak benar kakek Arteria Dahlan adalah tokoh yang mendirikan Partai PKI, karena tidak ada kakeknya yang bernama Bachtaruddin, seperti yang disebutkan Hasril Chaniago," kata Auzul Halim.
(abd)
tulis komentar anda